ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Potensi Kerbau Kaltim Masih Terbuka Lebar

September 23, 2010 by  
Filed under Nusantara

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com – Kalimantan Timur memiliki potensi ternak kerbau yang sangat besar jika dikembangkan secara modern, seperti yang dimiliki Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dengan kerbau rawanya dan Kabupaten Nunukan yang memiliki kerbau pegunungan karena berada di dataran tinggidan berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur. Potensi kerbau tersebut sudah dilirik  investor dari Italia dengan syarat tersedianya lahan 500 hektar, namun hingga kini belum ada realisasinya.Saat ini, Kaltim memiliki potensi peternakan kerbau cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Kecamatan Muara Wis dan Muara Muntai, di Kukar  populasi kerbau mencapai 500 ekor dan dikelola langsung oleh masyarakat. Kerbau disini dikenal dengan nama kerbau rawa atau masyarakat biasanya menyebut dengan”kerbau kalang” karena system kandangnya yang menggunakan sebagai kayu penghalang atau pembatas.

Sementara itu, di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan populasi kerbaunya mencapai 5.000 ekor, padahal menuut hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduknya hanya 9.500 jiwa lebih  saja. Dapat dibayangkan, begitu banyaknya populasi kerbau yang juga dipelihara masyarakat dengan hanya dilepas di padang rumput, tanpa pengelolaan memadai.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, H Ir. Ibrahim, MAP  mengatakan ternak kerbau Kaltim memang banyak dilirik investor dari dalam dan luar negeri, namun potensi ini belum dapat digarap maksimal, karena Kaltim masih focus pada pengembangan ternak sapi dan kambing.

“Memang banyak yang berminat tetapi belum ada  yang pasti. Terakhir dari Italia yang meminta lahan 500 hektare dan Kaltim dapat menyediakannya. Sementara untuk bibit atau anak kerbau akan mereka datangkan sendiri,” ujarnya.

Kendala yang ditemui saat ini, ujar Ibrahim, karena para investor menginginkan kerbau yang diambil susunya, sedangkan kerbau di  Kaltim yakni kerbau kalang di Kukar dan kerbau Krayan adalah kerbau pedaging, bukan penghasil susu.

Memang, masyarakat Indonesia, apalagi di Kaltim tidak terbiasa menggunakan susu kerbau untuk dikonsumsi, karena susu kerbau tidak tahan lama dan mudah asam.  Padahal dengan tehnologi pengepakan dan pasteurisasi yang benar, susu  kerbau dapat dimanfaatkan sejajar layaknya susu sapi atau kambing.

Pola pikir lainnya yang perlu diubah di masyarakat adalah anggapan susu kerbau memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan. Anggapan ini mungkin benar karena kandungan susu kerbau sedikit lebih tinggi daripada susu sapi. Tetapi jangan lupa dengan tingginya lemak tersebut, susu kerbau sangat bagus dijadikan campuran dalam pengolahan pizza dan produk lainnya seperti olahan keju mozarella dari Italia yang sangat terkenal tersebut.

“Besarnya potensi yang dimiliki Kaltim untuk mengembangkan kerbau ini sangat terbuka lebar. Apalagi kerbau merupakan ternak asli yang telah lama dikembangkan penduduk secara turun temurun. Begitu juga dengan masalah lahan dan pakan hijaunya, di Kaltim pasti dapat memenuhinya. Dalam hal pola makan, kerbau rawa lebih fleksibel dari sapi. Rumput jenis apapun bisa mereka konsumsi. Bahkan, rumput dengan kualitas terjelek sekalipun sanggup mereka makan. Karena itu, dari segi pemeliharaan, kerbau  lebih mudah penanganannya dari pada sapi,” jelas Ibrahim.

Nah, bagi anda yang berminat untuk mengembangkan kerbau ini, peluangnya masih terbuka lebar bahkan pasar dagingnya terus meningkat konsumsinya. Bahkan kerbau Krayan selalu menjadi komoditi unggulan yang selalu diminta oleh Malaysia. (vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Potensi Kerbau Kaltim Masih Terbuka Lebar"

  1. hernot sarwani on Sun, 11th Sep 2011 12:51 am 

    kami butuh tanduk kerbau bule di solo jawa tengah. hub 081548614414, harga di solo 75 rb/kg

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.