ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Program Tukar Tabung Bright Gas di Penajam Berjalan Lambat

September 11, 2017 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Share this news

VIVABORNEO.COM, Progam percepatan trade in atau penukaran tabung gas melon 3 Kg ke tabung Bright Gas 5,5 Kg  masih terus berjalan dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, walaupun berjalan lambat dari yang diharapkan.

Haji Abdul Basith

Pemilik Agen PT Petung Raya, Haji Abdul Basith  yang menyalurkan LPG non subsidi Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg serta tabung LPG regular warna biru 12 Kg, mengatakan bahwa program pertukaran tabung di daearh Petung tetap berjalan lancar.

“Kalau dibilang tinggi tidak juga karena ada saja yang tukar tabung ke Bright Gas setiap minggunya. Hingga awal September, saya sudah tukar hampir seribu tabung 3 kg,” ujar Abul Basith, Minggu, (10/9/17).

Menurut haji yang telah menjadi agen LPG non subsidi sejak akhir tahun 2016 ini mengatakan bahwa program perpindahan dari tabung melon bersubsidi ke non subsidi akan lebih cepat jika  Pertamina lakukan pengurangan pasokan gas melon 3 Kg  subsidi.

Di  tokonya yang sederhana, Haji Basith dan istri menjual tabung LPG 12 Kg regular biru seharga Rp140.000 , Bright Gas Non Subsidi 12 Kg seharga Rp142.000  dan Bright Gas 5,5 Kg dengan harga Rp67.000.

Dirinya mengakui, terjadi perbedaan harga jual antara LGP di Balikpapan dan Penajam karena adanya ongkos angkut penyeberangan kapal ferry yang mengenakan ratif cukup tinggi bagi kendaraan bak terbuka.

Masyarakat mampu terus didorong untuk menggunakan LPG non subsidi, seperti penggunaan tabung gas 5,5 kg Bright Gas

“Bedanya sih tidak terlalu besar, hanya selisih beberapa ribu saja karena adanya biaya ongkos angkut dan penyeberangan  (ferry),” jelasnya.

Dirinya bercerita, ketika program konversi minyak tanah ke kayu bakar dimulai, dirinya mampu menjual sebanyak 700 tabung LPG 12 Kg. Saat munculnya tabung gas melon bersubsidi 3 Kg, penjualan tabung Biru 12 Kg melorot drastic hingga 75 tabung saja per hari.

Dirinya optimistis jika penjualan Bright Gas 5,5 Kg maupun gas non subsidi lainnya akan dapat meningkat, jika pasokan tabung gas bersubsidi 3 Kg, harus dikurangi pasokannya.

“Kesadaran masyarakat untuk menggunakan LPG non subsidi sebenarnya cukup tinggi. Tapi namanya masyarakat, jika ada yang murah, maka masyarakat tetap ambil yang murah. Padahal mereka mampu untuk membeli atau berganti ke LPG non subsidi,” ucap Haji Basith.(vb/yul)

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.