Seluang Mudik, Rangkaian Terakhir Upacara Bepelas

September 28, 2025 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

TENGGARONG – Seluang mudik merupakan rangkaian terakhir kegiatan upacara bepelas yang digelar selama Erau adat berlangsung. Kegiatan ini berlangsung di Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Sabtu (27/9/2025).

Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, suasana malam ketujuh Festival Erau berlangsung lebih semarak. Pada malam tersebut, selain ritual bepelas, juga dilakukan beberapa ritual khusus yang hanya diselenggarakan pada malam itu.

Seluang mudik, betebak beras merupakan ritual saling melempar beras di antara para hadirin yang hadir pada malam terakhir bepelas. Ritual ini melambangkan rasa syukur atas anugerah kemakmuran pangan yang diberikan Sang Pencipta kepada Kesultanan Kutai Kartanegara. Beras digunakan sebagai alat melempar karena merupakan makanan pokok masyarakat Kutai sehingga menjadi simbol kemakmuran pangan. Selain sebagai wujud rasa syukur, melalui ritual ini, diharapkan hasil panen masyarakat akan semakin meningkat di masa yang akan datang.

Prosesi seluang mudik betebak beras diawali dengan dipertunjukannya tari kanjur (atau disebut juga kanjar) oleh para kerabat Kesultanan dan Sekda Kukar Dr H Sunggono dan Wakil Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid dinobatkan untuk menari bersama. Kemudian dilanjutkan dengan tari kanjur bini yang dilakukan oleh pihak Kesultanan didampingi istri Bupati Andi Deezca Aulia Rahman, Yulaikah Sunggono dan para tamu.

Setelah itu , dilakukan besawai oleh seorang pawang atau sesepuh yang lalu dilanjutkan dengan menaburkan beras sri weja kuning kepada para hadirin sambil dibacakan doa Shalawat Nabi oleh pihak kesultanan.

Penaburan beras sri weja kuning menjadi penanda dimulainya behambur beras oleh para hadirin sebagai bagian dari seluang mudik betebak beras. Di setiap sudut ruang, pihak Keraton telah menyediakan wadah-wadah berisi beras bagi para hadirin. Semua yang hadir di Ruang Stinggil (Siti Hinggil) Keraton terlibat dalam prosesi tersebut, baik sebagai pelaku maupun target. Tak terkecuali Sultan, sesepuh Kesultanan.

Bupati Kutai Kartanegara dr Aulia Rahman Basri serta tamu kehormatan lainnya juga ikut hanyut dalam kemeriahan prosesi ini. Banyak tamu yang hadir mengambil atau memungut beras yang dilemparkan untuk digunakan sebagai penglaris jualan, dibuat bedak basah (pupur dingin) dan banyak lagi khasiatnya dari beras yang dilemparkan tersebut.Ritual akan berakhir ketika suara alunan gamelan yang mengiringi tari kanjur melemah dan akhirnya berhenti dimainkan. (kk 03)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    899048
    Users Today : 1748
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 747424
    Total Users : 899048
    Total views : 9540409
    Who's Online : 30
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05