ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Tidak Tepatnya Penulisan Huruf K Sebagai Pengganti Penulisan Harga

September 22, 2017 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

VIVABORNEO.COM, Kita seringkali latah akan hal-hal baru.  Apalagi di zaman yang semua informasi terbuka dan tersebar secara global ke seluruh dunia dan masuk ke genggaman “konsumen” yang memiliki gadget canggih baik berbasis Iphone maupun android.

Makin sering kita jumpai dalam penulisan daftar harga di restoran, café, distro, bahkan toko sembako maupun toko peralatan rumah tangga yang  memajang satuan harga dalam bentuk huruf  K, untuk menggantikan notasi harga dalam rupiah (Rp).

Selain menggantikan huruf Rp, huruf K (yang benar adalah k dengan huruf kecil)  juga diartikan sebagai penyingkatan untuk menghilangkan tiga nol (000) yang berarti bilangan ribuan.

Contoh yang paling sering dilihat dan dipajang di depan café, atau pada label harga seperti penulisan 5K, 125K, atau 500K. Bahkan, dalam poster, dan bentuk media lainnya dituliskan _biaya pendaftaran 90K. Penulisan model “K” ini sekarang populer dan diterima baik oleh masyarakat.

Lucunya, banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa arti “K” ini. Seolah menerima huruf  “K” ini dalam sebuah perniagaan adalah sebuah kemajuan dunia yang tidak dapat dibendung oleh siapapun, sehingga tak berdaya mengikuti arusnya.

Huruf K (yg benar k) adalah singkatan dari kilo. Kilo sama dengan (=) 1.000, seperti tampak pada kilometer=1.000 meter, kilogram=1.000 gram, kiloton=1.000 ton, kiloliter= 1.000 liter, kilohertz=1.000 hertz, kilovolt=1.000 volt, dan kilowatt=1.000 watt. Jadi, 90 k=90.000, 125 k=125.000.

K atau  “kilo”  seharusnya tidak boleh digunakan sebagai ukuran harga. “Kilo” digunakan sebagai ukuran dalam berat , misalnya kilogram, dan kiloton, pada menandaan  jarak (kilometer), isi (kiloliter), gelombang (kilohertz), tegangan dan tenaga listrik (kilovolt, kilowatt).

Sebaiknya digunakan saja  90 ribu, 125 ribu. Atau jika dalam penulisan promo dapat menyebutkan Rp90 ribu atau Rp125 ribu. Karena kita di Indonesia itu berarti juga dalam mata uang rupiah.

Kalau hanya alasan penyederhanaan karena menghemat ruang dan tempat pebulisan, dapat saja tidak menyebutkan  atau menghilangkan angka  tiga nol yang berarti ribuan.

Nah, setelah mengetahui arti “k”  yang hanya penyederhanaan  dan ketidaktepatan penempatan untuk harga, apakah kita masih mau latah dan meninggalkan kebanggaan akan huruf Rp.? (vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.