ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Adu Strategi di Kongres XXV PWI

October 1, 2023 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Wiwid Marhaendra Wijaya

Atal S Depari (kiri) dan Hendry Ch Bangun (kanan)

Perhelatan Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Bandung 24-26 September 2023 merupakan perwujudan demokrasi di organisasi wartawan tertua di Indonesia. Dua sahabat asal Sumatera Utara, Atal Sembiring Depari (ASD) dan Hendry Ch. Bangun (HCB) mengulang pertarungan memperebutkan Ketua Umum PWI Pusat 5 tahun lalu di Solo. Bedanya, kongres kali ini ada tambahan satu kandidat. Zulmansyah (Ketua PWI Riau) ikut meramaikan dengan menjadi salah satu calon ketua umum.

Berbagai strategi untuk mendapatkan suara terbanyak tentunya sudah dipersiapkan masing-masing kubu. Di Kubu HCB misalnya, sejak kalah pada kongres XXIV di Solo tahun 2018 terus mempertahankan basis pendukungnya dengan rutin menggelar pertemuan dan silaturahmi. Kepada pendukungnya HCB selalu menyampaikan pesan untuk terus mendukung program PWI Pusat di bawah kepemimpinan ASD hingga selesai masa baktinya.

Kubu ASD juga memiliki strategi lain. Sebagai petahana tentu memiliki data jumlah anggota di setiap provinsi. Melalui data ini dapat menjadi pedoman untuk menambah jumlah anggota di PWI Provinsi pendukung sehingga hak suara saat pemilihan bisa meningkat.

Sesuai AD/ART PWI, suara yang dimiliki masing-masing provinsi ditentukan jumlah anggota yang dimiliki. Provinsi yang memiliki anggota kurang dari 100 mendapat 1 suara. Sementara yang memiliki lebih dari 100 namun di bawah 200 anggota mendapat 2 suara. Provinsi yang memiliki jumlah anggota lebih dari 200 namun kurang dari 400 mendapat 3 suara. Sedangkan provinsi yang memiliki 4 suara adalah yang memiliki anggota lebih dari 400 namun kurang dari 600. Sementara provinsi yang memiliki anggota lebih dari 600 namun kurang dari 800 mendapat 5 hak suara.

Menjelang kongres, masing-masing kandidat tentunya sudah memiliki peta provinsi pendukung. Saya merasa beruntung mendapatkan peta dukungan dari kubu ASD dan HCB. Ini tidak lepas dari kedatangan saya di Kota Bandung lebih awal pada 20 September 2023. Lebih awal datang daripada pengurus ataupun panitia kongres.

Dari kubu HCB saya mendapat informasi dukungan sebanyak 37 suara. Ini masih diragukan karena catatan yang saya miliki baru 33 suara. Berbeda lagi dengan data yang saya peroleh dari kubu ASD. Di sini sudah memperoleh suara dukungan sebanyak 44 suara. Jumlah ini masih klaim karena ada 2 PWI Provinsi yang beririsan dengan klaim di kubu HCB. Meski demikian, dukungan suara ASD belum memasukkan suara PWI Aceh (3 suara) dan Jawa Timur (4 suara). Suara ini juga belum memasukkan PWI hasil pemekaran Provinsi Papua sebanyak 4 suara.

Tibalah saat kongres. Di sini paling mudah melihat dukungan nyata basis pendukung melalui voting. Pada voting pertama untuk menentukan hak suara hasil pemekaran provinsi Papua menghasilkan posisi 20 setuju, 18 tidak setuju dan 1 abstain. Gambarannya terlihat pendukung ASD berjumlah 18, sementara kubu HCB bergabung dengan Zulmansyah sebanyak 20 provinsi.

Pada pemilihan pimpinan sidang, semakin terlihat jumlah dukungan masing-masing provinsi. Kubu ASD berhasil meraih pimpinan sidang dengan dukungan 17 provinsi. Sementara HCB sebanyak 15 provinsi. Ini terlihat dari komposisi pimpinan sidang yang dipegang Samsir Hamajen (PWI Maluku Utara), Lutfil Hakim (PWI Jatim), Farianda Putra (PWI Sumut). Sementara kubu HCB mengandalkan Sayid Iskandarsyah (PWI Jaya), Dwikora (PWI Bali) dan Anas Syahirul (PWI Surakarta). Ada 7 PWI Provinsi yang tidak terkoordinir memberi dukungan untuk pimpinan sidang.  Saya memprediksi ini 4 PWI Provinsi pendukung Zulmansyah dan 3 PWI Provinsi hasil pemekaran Papua.

Hasil pemilihan pimpinan sidang ini membuat lega kubu ASD. Jika dihitung, maka ASD sudah memperoleh 46 suara, HCB 29 suara, Zulmansyah 10 suara ditambah 3 suara PWI hasil pemekaran Papua. Total suara adalah 88 suara.

Kepada salah satu tim HCB saya sampaikan, harapan untuk memenangkan kursi ketua umum PWI Pusat adalah melalui jalur langit. Apapun bisa berubah. Suara hati dan dukungan juga bisa berubah. Dengan doa serta hubungan emosional secara pribadi bisa mengubah. Saya yakin, iming-iming Dolar saat genting seperti ini sudah tidak berlaku lagi.

Memecah Suara

Strategi memecah suara merupakan cara yang coba digunakan masing-masing kubu. Selain itu suara dari PWI hasil pemekaran provinsi Papua juga layak diperhitungkan dan digarap sejak awal. Ini yang mungkin luput dari kubu ASD dengan puas hasil pemilihan pimpinan sidang.

Saat pemilihan putaran pertama hasil yang didapat ASD meraih 40 suara, HCB 39 suara dan Zulmansyah 9 suara. Angka ini menunjukkan ada suara hilang dari kubu  ASD dan Zulmansyah. Sementara HCB bisa mempertahankan suara PWI loyalisnya ditambah 3 suara PWI pemekaran Papua. HCB juga sukses mengambil 6 suara dari kubu ASD dan 1 dari kubu Zulmansyah. Suara tidak utuh dari satu PWI Provinsi. Melalui jalur langit, akhirnya mereka mau membagi suara untuk kubu HCB.

Saat sidang di skorsing untuk putaran kedua, ruangan kongres di ruang Ballroom El Hotel Royale Bandung sedikit berkurang. Zulmansyah bersama pendukungnya keluar ruangan menuju kamar hotel. Demikian juga yang lainnya. Mungkin untuk menghindari lobi-lobi lanjutan menjelang putaran kedua.

Saat skorsing dicabut untuk melanjutkan pemilihan di putaran kedua, tampak wajah-wajah tegang. Beberapa tokoh senior PWI juga hadir pada pemilihan putaran kedua yang dimulai dinihari. ASD juga terlihat sibuk tanpa kawalan pendukungnya. Sesaat sebelum maju ke depan, ia berhenti sejenak mendekati Zulmansyah. Entah apa yang dibicarakan. Bisa saja ada  tawaran posisi menarik untuk Ketua PWI Riau ini.

Hasil akhir pemilihan ini akhirnya menghasilkan 47 suara untuk HCB dan 41 suara untuk ASD. Suara tambahan 1 suara ini juga sudah bisa ditebak karena hanya sepakat di awal mendukung Zulmansyah.

Selamat untuk Bung Hendry Ch Bangun. Kita berharap PWI jaya dan terus berperan membangun negeri ini. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.