ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ikan Pipih, Ikan Berjuluk Sejuta Tulang

October 24, 2014 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Vivaborneo.com, Jika selama ini anda menganggap ikan bandeng adalah ikan yang memiliki banyak duri atau tulang, mungkin ada akan salah. Karena menurut kepercayaan masyarakat Kalimantan, ikan yang memiliki banyak tulang adalah ikan Ikan Pipih, Ikan Lopis atau Ikan Belida (Chitala lopis).

Ikan Pipih, Belida atau Lopis yang memiliki banyak tulang ditubuhnya (foto:wikipedia indonesia)

Ikan Pipih ini berjuluk ikan dengan sejuta tulang. Ini tentu melebihi beberapa bilangan besar seribu, yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Misalnya,  kita sering menyematkan angka seribu pada kepulauan Seribu yang memiliki banyak gugusan ataupun Candi Sewu (seribu) dan lain-lain.

Karena banyaknya tulang yang tidak terhitung inilah ikan Pipih ini jarang dijadikan ikan konsumsi oleh masyarakat. Jika terpaksa harus memakannya, biasanya harus digoreng sangat kering agar tulang menjadi lunak.

Namun kelebihan ikan Pipih atau Belida ini adalah aromanya yang tajam dan memiliki rasa yang kuat. Sehingga, ikan Pipih naik daun sebagai ikan untuk campuran pembuatan kerupuk Amplang, yaitu kerupuk khas Samarinda.

Jenis ikan ini dapat ditemui di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Keberadaan ikan ini sudah sulit dijumpai karena rusaknya ekosistem air tawar dan sungai, serta penangkapan besar-besaran di masa lalu.

Selain sedap dibuat amplang, ikan ini juga dapat dibuat krupuk khas palembang kemplang dan campuran pempek, namun karena sulit didapatkan, maka banyak pempek palembang diganti oleh ikan tenggiri saja.

Ikan Pipih harus digoreng kering sehingga duri-duri halus menjadi lunak (foto:dok)

Dalam mitos kepercayaan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, banyaknya tulang ikan pipih karena pada jalan dahulu, ikan pipih adalah ikan yang sering dititipkan duri atau tulang oleh ikan lain. Konon, setiap berpapasan dengan jenis ikan lain, selalu ada saja duri atau tulang yang diberikan kepada ikan pipih ini, sehingga tubuhnya penuh dengan tulang-tulang halus yang sangat mengganggu ketika dikonsumsi.

Terlepas dari cerita rakyat tersebut, ikan Pipih yang dahulu tidak berharga, namun setelah dapat menjadi bahan pencampur olahan krupuk, kini harganya dihitung bulan lagi per kilogram melainkan per ekor.

Di Desa Benanga Kelurahan Lempake Samarinda Utara, pemburu ikan pipih menjual hasil tangkapan mereka dengan harga Rp5.000 per ekornya. Padahal dahulu dijual Rp20 ribu saja per kilo tidak ada yang berminat.

Untuk mengambil daging yang terpisah dengan tulang, biasanya ikan pipih segar dipukul-pukul hingga badannya lunak. Setelah itu ikan dibelah menggunakan pisau tajam dan dikeruk menggunakan sendok berlawanan dengan arah tulang ikan.

Karena badannya yang pipih, tentunya daging yang didapat tidak banyak. Namun, karena aroma khas ikan yang tajam, walaupun hanya sedikit, namun cukup untuk mempengaruhi rasa olahan.

Keberadaan di alam yang mulai menipis, sudah selayaknya instansi terkait membudidayakan ikan sejuta tulang ini dengan teknologi terkini. Begitu juga dengan terobosan kuliner, hendaknya ikan pipih tidak saja hanya menjadi bahan pencampur olahan amplang, kemplang atau pempek. Namun mungkin dapat diolah menjadi ikan pipih presto, ikan pipih duri cabut dan lain-lain.(vb/yul)

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.