ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim yang Bernasib Apes

October 18, 2024 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

ADA beberapa komentar dan tulisan yang menyesalkan tak ada tokoh Kaltim yang dipanggil ke kediaman Prabowo di Jl Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan. Baik sebagai calon menteri maupun wakil menteri. Atau juga menjadi kepala badan atau lembaga setingkat menteri.

Ada yang menerjemahkan itu pertanda tidak ada tokoh Kaltim yang mempunyai kapasitas untuk mengisi kursi kabinet. Tapi ada juga yang menafsirkan karena tak ada perjuangan dari Kaltim sehingga Prabowo tidak terlalu melirik.

Saya tak yakin tak ada tokoh sekelas menteri di Benua Etam. Saya menyebut ada beberapa dirjen dan mantan dirjen yang bisa dipromosikan. Juga ada beberapa rektor perguruan tinggi yang bisa disodorkan ke Prabowo.

Dalam tulisan saya berjudul “Pak Prabowo, Jangan Lupa Menteri dari Kaltim,”  saya mengangkat beberapa nama yang bisa dipertimbangkan menjadi menteri atau wakil menteri dari Kaltim.

Di antaranya Rektor Universitas Mulawarman (Unmul)  Prof Dr Abdunnur, yang layak menjadi menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH). Atau Rektor Universitas Mulia Balikpapan Prof Muhammad Ahsin Rifa’i, yang pakar perikanan air tawar.

Calon menteri Prabowo berfoto bersama setelah pembekalan di Hambalang.

Ada juga beberapa dirjen kelahiran Kaltim. Di antaranya Prof Kamaruddin Amin, dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama. Dia kelahiran Bontang dengan latar belakang pendidikan di Belanda, Mesir, dan Jerman.

Juga Dr Muhammad Nurdin. Putra kelahiran Samarinda ini pernah menjadi dirjen di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sekarang dia menjadi  widyaiswara di kementerian tersebut.

Saya juga menyodorkan nama Dr H Mahyudin, ST, MM, politikus Kaltim yang cukup berpengalaman. Putra kelahiran Tanjung ini, pernah menduduki beberapa jabatan strategis. Di antaranya,  bupati Kutai Timur, ketua DPD Golkar Kaltim dan wakil ketua umum DPP Golkar, serta wakil ketua MPR dan wakil ketua DPD RI.

Andai kata nama-nama tadi kurang mengena. Saya masih menyodorkan dua nama anggota DPR RI. Meski dia bukan kelahiran Kaltim, tapi keterpilihannya mewakili dapil Kaltim. Yaitu Dr Hetifah Sjaifudian, wakil ketua Komisi X dari Fraksi Golkar dan Budisatrio Djiwandono, keponakan Prabowo yang menjadi wakil ketua Komisi IV dari Fraksi Gerindra.

Sayang tak ada pihak yang mau memperjuangkan habis-habisan. Saya sebenarnya mendorong DPRD Kaltim untuk bersuara. Meski urusan pengangkatan menteri hak prerogatif presiden, tapi tak ada salahnya kita memberi masukan atau usulan kepada presiden. Biar ada orang Kaltim yang dlirik. Berbagai ormas dan mahasiswa juga tak ada yang berteriak.

Coba lihat Maluku lebih berani.  Ketua Umum Front Pemuda Muslim Maluku Umar Kei sempat mengancam merdeka jika tak diberi jatah menteri. Saya belum tahu apakah akhirnya permintaan Maluku dipenuhi. Tapi yang jelas, Bahlil Lahadalia, ketua umum DPP Golkar yang dipanggil kembali untuk menjadi menteri, sesungguhnya dia kelahiran Banda, Maluku Tengah.

Seyogianya  Prabowo mempertimbangkan posisi Kaltim yang sangat strategis. Kaltim adalah salah satu penyumbang devisa terbesar kepada negara. Sumber daya alam (SDA) Kaltim cukup besar memberi kontribusi kepada negara, mulai migas, kayu, sawit sampai batu bara.

Selain itu kedudukan Kaltim saat ini juga sangat penting. Soalnya, lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di Provinsi Kaltim, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Masa IKN-nya di Kaltim, tapi tak ada orang Kaltim dipromosikan menjadi menteri atau wakil menteri.

Prabowo sendiri bersama Hashim, sang adik, juga punya ikatan batin dengan daerah ini. Sebab, ada lahan dan bisnis Prabowo di wilayah Kaltim yang sangat strategis. Mulai pabrik kertas di Berau sampai kawasan hutan seluas 200 ribu hektare di ITCI Kenangan, yang persis berdampingan dengan kawasan IKN.

KADER BUGIS SUKSES

Provinsi di wilayah timur yang sukses mengangkat kadernya masuk kabinet Prabowo adalah Sulawesi Selatan.  Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Balikpapan Adam Sinte mengucapkan selamat karena ada 8 putra Sulawesi menjadi calon menteri atau wakil menteri (wamen).

“Alhamdulillah, ada 8 calon menteri/wamen yang dipilih Prabowo berdarah Bugis,” komentarnya di WA Group KKSS Balikpapan.

Ke-8 orang itu di antaranya adalah Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian sekarang). Dia putra kelahiran Bone. Prof Nasaruddin Umar, imam besar Masjid Istiqlal yang kemungkinan dipercaya Prabowo menjadi Menteri Agama. Dia juga kelahiran Bone. Anies Matta, Ketua Umum Partai Gelora ternyata juga dari Bone. Sepertinya dia akan memangku jabatan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia (Wamenlu).

Kemudian Supratman Andi Agus (Menhumkam sekarang) dilahirkan di Soppeng.  Ada lagi Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Wamenhan era SBY yang kemungkinan menjadi Menhan. Dia teman dekat Prabowo kelahiran Makassar. Sama-sama digembleng di Kopassus.

Yang juga dipanggil Prabowo adalah Zulfikar Andi Tawalla. Dia adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah kelahiran Gowa. Sepertinya dia bakal menjadi Wamen Perlindungan Pekerja dan Migran.

Sedang Abdul Kadir Karding adalah politisi senior PKB. Dia kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah.  Kemungkinan akan menjadi Menteri Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Papua juga termasuk provinsi istimewa. Meski tidak minta, daerah ini pasti dapat jatah menteri. Prabowo sudah memanggil 2 nama wakil Papua yaitu Natalius Pigai (mantan Komisioner Komnas HAM) dan Ribka Haluk (Pj Gubernur Papua Tengah). Biasanya ada juga wakil dari Aceh.

Kaltim sepertinya bernasib apes. Ternyata ada tiga putra Kalimantan yang masuk bursa Kabinet Prabowo. Yaitu anggota DPR RI, Maman Abdurrahman. Dia kelahiran Pontianak, Kalbar. Pernah menjadi Wakil Ketua Komisi VII DPR RI (2019-2024) dari Fraksi Golkar dan terpilih kembali ke Senayan.

Sebelumnya Maman pernah menjadi Presiden BEM Universitas Trisakti. Ketua HMI, AMPI dan KNPI. Maman kemungkinan mengisi posisi calon Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kemudian dr Sulaiman Umar Siddiq. Sulaiman lahir di Pagattan, Tanah Bumbu, Kalsel. Menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Dia adalah Ketua Tim Pemenangan Daerah Prabowo-Gibran dan pernah menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (2019-2024).

Sulaiman ternyata adalah adik ipar ipengusaha batu bara Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam. Dia kemungkinan calon wakil menteri kesehatan. Soalnya pernah menjadi pengurus IDI dan Direktur RS Permata Marina.

Selain itu ada nama Dr Hanif Faisol Hurofiq, S.Hut, MP. Sebenarnya dia kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur. Tapi lama di Kalsel sehingga sudah dianggap orang Banjar. Dia mantan Kadis Kehutanan Kalsel dengan jabatan terakhir Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (KLHK). Kemungkinan dia akan menduduki pos Menteri Lingkungan Hidup.

Saya baca di WA Grup Wartawan Legend, ada komentar dari wartawan senior Maturidi. Dia menyayangkan tidak ada putra Kaltim yang dilirik Prabowo-Gibran. Padahal banyak putra Kaltim yang menurutnya berpengalaman.

Setidaknya bisa ditunjuk  jadi jubir atau yang mengurusi media. Lalu dia menunjuk nama saya. “Bukankah Pak Rizal sudah berpengalaman jadi wali kota dua periode dan juga berstatus wartawan. Jadi bukan kaleng-kaleng seperti sejumlah artis masuk kabinet, yang sama sekali tidak punya pengalaman mengelola dana APBN atau ABPD,” kata mantan wartawan Tribun Kaltim ini.

Saya tak berani mengomentari pendapat Maturidi. Soalnya sampai malam tadi tak ada telepon dari Mayor Teddy, ajudan kesayangan Prabowo. Lagi pula sudah dilakukan pembekalan di Hambalang. Jadi pintu menteri boleh dibilang sudah tertutup. Kecuali kalau ada reshuffle nanti. Siapa tahu Prabowo masih ingat dengan Kaltim.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.