ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kemak Sebulu Gelar Seminar Kesehatan Mental

October 30, 2022 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SEBULU– Komunitas Emak Perduli Anak (Kemak) kecamatan sebulu gelar seminar kesehatan mental. Seminar yang mendatangkan narasumber psikolog klinis Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi disambut antusias para ibu-ibu. Tema yang diangat terkait peningkatan kepercayaan diri menjadi orang tua produktif, dilaksanakan di gedung PKK, Sabtu (29/10/2022)

Ria Atia Dewi selaku ketua komunitas mengatakan, saat ini masih banyak perempuan yang tidak dapat bebas berekspresi sesuai keinginan. Ketidakpercayaan atas kemampuan diri membuat para perempuan membatasi diri untuk meningkatkan potensi.

“Saat ini banyak perempuan yang takut berekspresi, karena seringkali mendengarkan pendapat orang lain,” ucapnya.

Ria mengatakan, banyaknya perempuan yang hidup dengan versi orang lain karena takut dianggap negatif. Sehingga mengalami kondisi emosional yang tidak stabil, bahkan tidak jarang perempuan yang akhirnya nekat melakukan tindakan kekerasan baik pada diri sendiri maupun pada orang terdekat.

“Dampak kesehatan mental memang luar biasa, banyak orang yang sadar tentang pentingnya kesehatan mental. Namun tetap tidak berani keluar dari zona karena takut dianggap negatif,” sambungnya.

Menurut Ria, dalam dunia sosial banyak sekali ditemukan orang-orang selalu ingin tahu tentang kesibukan dan aktifitas orang lain, bahkan menjadi hakim bagi kehidupan orang lain. Namun tidak dapat menilai diri sendiri.

“Karena pada dasarnya sifat manusia yang tidak ingin disalahkan, meskipun menyadari ada kesalahan dalam sikap tetap tidak berusaha untuk memperbaiki. Bahkan seringkali menutupi dengan berpura-pura. Padahal hal ini akan berdampak luar biasa kedepannya,” ucapnya.

Banyaknya informasi yang dapat di akses melalui media sosial sebenarnya dapat menjadi bagian pembelajaran tentang pentingnya kesehatan mental. Namun ketakutan yang dirarasakan karena adanya anggapan miring justru mematahkan keinginan untuk berkembang.

“Ditambah dengan sajian dimedia sosial tentang hidup yang terlihat sempurna, dan sukses yang masih dinilai dengan finansial,” sambungnya.

Dikatakan, anggapan tentang sukses harus dengan memiliki kekayaan secara finansial justru akan menjerumuskan orang-orang. Bahkan tak jarang saat ini banyak orang yang memaksakan diri bahagia dimedia sosial dengan memperlihatkan kekayaan materi dan pendidikan yang tinggi.

“Saat ini kebanyakan orang beranggapan sukses harus dengan banyak uang, atau pintar itu harus berpendidikan. Namun kekayaan dan keilmuan yang di dapat tidak dapat diaplikasikan untuk banyak orang dan hanya dinikmati diri sendiri rasanya percuma,” sambungnya.

Ria berharap, dengan adanya komunitas yang dibentuk disebulu dapat memberikan wadah berbagi ilmu dan pengalaman untuk ibu-ibu. Ria juga mengatakan, komitmen komunitas untuk terus menggelar kegiatan sosial terkait komunikasi keluarga akan terus dilaksanakan.

“InsyaAllah kegiatan akan dilaksanakan rutin setiap bulan, dan saya berharap semangat para orang tua khususnya ibu-ibu untuk terus belajar akan berdampak pada keharmonisan keluarga,” sambungnya.

Ditegaskan, setiap proses yang dilakukan selalu ada sisi positif dan negatif. Namun dengan niat dan target yang yang disertai dengan doa akan menghasilkan kesuksesan.

“Tidak ada proses yang mengkhianati hasil, apapun pendapat orang lain tentang kita bukan hak kita untuk melarang mereka berpendapat. Namun tetap berproses menjadi versi terbaik untuk diri kita, itulah tugas utama kita,” tutupnya. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.