ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Sosok Rendah Hati kini Pimpin STAI Balikpapan

October 5, 2021 by  
Filed under Profil

Share this news

Dari kiri ustadz Rusdianor, Lc, M.Si, Drs. Maharuddin, M.PD.I, dan Drs.H. Abdul Karim, M.Ag.

PRIA dengan perawakan sedang itu yang lahir di Aik Lalis, Praya Lombok Tengah 57 tahun lalu sehari-hari hidupnya diabdikan untuk ummat, mulai bangun pagi hingga kembali pejamkan mata di malam hari tak henti-hentinya mengamalkan ilmunya untuk mencerdaskan anak bangsa.

Di kediamannya yang tinggal dilingkungan Pesantren membuatnya terbiasa bangun sebelum waktu subuh tiba, membangunkan para santri untuk sholat lail dan persiapan sholat subuh berjamaah, dan tak ketinggalan pula membangunkan anggota keluarganya menjadi rutinitas sehari-hari. Beliau adalah ustadz Maharuddin, dengan latar belakang pendidikan S2 yang diambilnya di IAIN Antasari Banjarmasin pada tahun 2009.

Menjawab pertanyaan Munanto – Pembina Yayasan Ibnu Khaldun Balikpapan, saat wawancara seleksi jabatan Ketua STAI Balikpapan, Ia menjelaskan, “Setiap pagi sudah rutinitas, bangun pagi sekitar jam 3, membangunkan anak-anak santri di pondok, sebelum subuh, agar berkesempatan sholat lail, setelah itu seperti biasa rutinitas pagi, habis subuh mengaji, dan mengantarkan anak berangkat sekolah,” ucapnya didepan sidang Senat STIA Balikpapan, yang digelar Senin, 4 Oktober 2021 di gedung STAI Balikpapan Jalan Semoi Kampung Baru Balikpapan.

Dalam pengalaman menjalankan tugas sehari-hari diungkapkan, “Suatu pagi saya berangkat ke STIA Balikpapan Ibnu Khaldun di Kampung Baru, namun dalam perjalanan saya kecelakaan terseret hingga puluhan meter, sampai batu dipinggir jalan itu pecah, saya tak sadarkan diri, dan dievakuasi oleh saudara-saudara kita yang bertato dipinggir jalan dibawa ke rumah sakit, namun Alhamdulillah sesampai dirumah sakit saya sadar dan sehat, dan diperbolehkan pulang,” ungkap Mahar yang tampak melayang pikirannya mengenang masa-masa itu.

Maharuddin yang separo dari hidupnya diabdikan diri di lingkungan Lembaga Pendidikan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan ini pernah mengabdikan diri sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ibnu Khaldun, sangat mengetahui bagaimana jatuh bangunnya perjalanan lembaga pendidikan di bawah yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan yang saat ini mengelola MTs Ibnu Khaldun, SMP Ibnu Khaldun, SMK Ibnu Khaldun dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STIA) Balikpapan.

Sosok pria yang menamatkan Sekolah Dasar di SDN 02 Bunut Baok lulus pada tahun 1977, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah MTs Manhalul Ulum Praya lulus pada tahun 1980, dilanjutkan ke Madrasah Aliyah lulus tahun 1985, S1 di Fakultas Tarbiyah lulus tahun 1990, dan dilanjutkan S2 di Pascasarjana IAIN Banjarmasin selesai pada tahun 2009, saat ini juga masih diamanahi sebagai salah satu pengurus di MUI Balikpapan dan Wakil Ketua PC NU Balikpapan.

Di dalam lingkungan Lembaga Pendidikan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun, sosol pak Mahar, panggilan akrab Maharuddin, adalah sosok yang sangat lemah lembut, tidak tempramen dan segala persoalan dihadapi dengan senyum, sebelum terpilih sebagai Ketua STAI Balikpapan, memegang amanah sebagai Kepala PLPM STAI Balikpapan, dan Dosen.

Sosok yang sangat ramah ini dikenang oleh salah satu kepala sekolah di lingkungan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun, “Pada suatu hari, ada seseorang entah kenapa tiba-tiba marah-marah kepada beliau tampak emosi, namun dengan tenang beliau menghadapinya cukup dengan senyuman. Dan begitu dijelaskan duduk masalahnya, seseorang yang marah-marah itu luluh hatinya dan minta maaf,” kenang Rahmadhani Kepala Sekolah MTs Ibnu Khaldun.

Menurut Rahmadhani, sangat cocok jika pak Mahar pimpin STAI Balikpapan, “Semoga ditangan beliau STIA Balikpapan jauh lebih maju,” harapnya.

Maharuddin maju sebagai kandidat Ketua STAI Balikpapan bersama kawan sejawatnya Abdul Karim dan Rusdianor.(vb1)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.