Berjumpa Kuta di Tengah Terik

November 29, 2025 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Pantai Kuta-Bali

Tidak pernah terbayangkan saya bisa singgah di Pantai Kuta-Bali. Meski sudah beberapa hari di Pulau Dewata ini, tidak ada jadwal kunjungan untuk menikmati pantai. Ini disebabkan jadwal yang padat serta tempat menginap yang jauh dari pantai.

Agenda perjalanan kami di hari terakhir sudah terjadwal pulang ke Kalimantan pukul 14.00 WITA. Beberapa anggota rombongan memanfaatkan sisa waktu untuk berburu oleh-oleh. Mereka tidak memanfaatkan ke Pantai Kuta karena sudah beberapa kali berkunjung ke Bali.

Bersama dua orang teman yang kebetulan baru pertama kali ke Bali mengajak untuk singgah di Pantai Kuta. Masih ada jeda waktu sekitar tiga jam sebelum ke bandara dan meninggalkan Pulau Dewata. Terasa kurang lengkap jika terbang tanpa menyapa ikon pantai paling tersohor di Bali. Pukul 11.00 siang, roda kendaraan membawa kami menuju Kuta sebagai penutup manis sebelum kembali ke rutinitas.

Siang sedang berada di puncak tenaganya. Cahaya Matahari memantul dari permukaan laut, menghadirkan lanskap keemasan yang menyergap pandangan. Garis pantai terbentang panjang, namun tidak seramai imajinasi kami tentang Kuta yang biasanya padat wisatawan. Mungkin karena kami datang di jam yang kurang ideal untuk pelancong. Mungkin juga karena hari itu adalah weekday bukan waktu favorit untuk menikmati pantai. Andai tiba pada pagi atau menjelang senja, atau terlebih pada akhir pekan, mungkin panorama manusia bakal jauh lebih penuh.

Meski demikian, aktivitas tetap hidup. Debur ombak bertalu-talu memberi aba-aba bagi para peselancar yang memadati bagian tengah pantai. Belasan surfer terlihat sigap menunggu momentum terbaik untuk menaklukkan gelombang. Papan selancar warna-warni bertumpuk di tepi pasir, memberi kesan energik khas Kuta.

Ageng, yang pertamakali mengunjungi Kuta mengaku datang dengan bayangan, Kuta akan sesak dan sulit mengambil foto. Namun kenyataan berkata lain.

“Aku kira bakal super ramai dan sumpek, ternyata masih bisa jalan santai,” ucapnya sambil memicingkan mata ke arah laut biru tua.

Ia menambahkan, suasana yang relatif lengang justru membuat pengalaman siang itu terasa lebih ramah. “Panas banget sih, tapi malah enak buat lihat aktivitas orang dan foto-foto,” lanjutnya disertai tawa ringan.

Wisatawan mancanegara yang menyukai tanning, proses untuk menggelapkan warna kulit justru tampak menikmati cuaca terik. Beberapa duduk dan berbaring santai di hamparan pasir, menyambut Matahari seolah sudah menyiapkan agenda pribadi.

 

Pedagang minuman dan penyedia jasa sewa papan selancar lalu-lalang menawarkan layanan dengan keramahan khas warga lokal, membentuk dinamika sosial yang menjadi identitas Kuta dari masa ke masa.

Kami berada di sana tidak lama sekitar satu jam. Mengambil gambar, berbagi tawa, mengamati gelombang, lalu menyimpan suasana itu dalam memori. (Intan Tarbiatul Wardah)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    898755
    Users Today : 1455
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 747131
    Total Users : 898755
    Total views : 9537020
    Who's Online : 58
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05