Hilirisasi Tepung Pisang Didorong Berbasis Desa

November 21, 2025 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

Samarinda — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan bahwa pengembangan industri tepung pisang harus dibangun dekat dengan sentra produksi desa, bukan di kota atau kawasan industri besar. Kebijakan ini disebut sebagai strategi untuk mengubah petani dari penjual pisang mentah menjadi pelaku industri yang mendapatkan nilai tambah lebih tinggi.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim, Kosasih, mengatakan bahwa tepung pisang merupakan produk hilirisasi yang memiliki pasar luas karena dapat menggantikan tepung terigu dan menjadi bahan baku industri makanan modern.

“Jika industrinya ada di desa, petani tidak hanya menjual buah. Mereka juga bisa menjadi penyedia bahan baku industri, tenaga produksi, bahkan pemilik usaha skala kecil,” jelasnya, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, pabrik tepung pisang tidak membutuhkan skala besar untuk memulai. Ia menyebut industri mikro berbasis desa cukup menggunakan teknologi pengeringan, penggilingan, dan pengemasan yang standarnya bisa ditentukan pemerintah.

“Teknologinya sangat sederhana. Tidak harus pabrik besar. Yang penting standar pangan jelas,” tegas Kosasih.

Kebijakan memprioritaskan hilirisasi di desa ini sejalan dengan poin pertama Jospol Kaltim yakni hilirisasi industri pertanian melalui pertanian modern, serta poin keempat Jospol, ekonomi inklusif berbasis ekonomi kreatif dan digital. Tepung pisang, menurut Kosasih, bisa menjadi komoditas digital unggulan Kaltim karena dapat dipasarkan melalui UMKM berbasis e-commerce, koperasi, hingga industri rumahan.

Tidak hanya itu, produk tepung pisang berpotensi memperkuat sektor pariwisata kuliner berbasis desa. Desa penghasil pisang bisa memiliki brand lokal khas, mengarah pada wisata pangan dan budaya sebagaimana dorongan poin kelima Jospol yakni pengembangan pariwisata dan budaya berbasis desa. Dengan konsep tersebut, desa tidak hanya menghasilkan bahan pertanian, tetapi juga identitas ekonomi berbasis produk khas.

Namun, Kosasih menegaskan, hilirisasi tepung pisang membutuhkan dukungan investasi, baik dari swasta maupun pemerintah. Hal ini harus ditopang oleh aturan yang jelas dan iklim investasi yang kondusif sebagaimana poin kesembilan Jospol mengenai kemudahan investasi dan kerja sama pemerintah swasta.

“Potensinya sudah besar. Tinggal bagaimana kita memberi jaminan investasi agar industri tidak hanya melihat Kaltim sebagai pemasok mentah,” ujarnya.

Ia optimistis, tepung pisang bisa menjadi ikon unggulan industri pangan Kaltim jika hilirisasi benar-benar berbasis desa dan menyentuh langsung nilai ekonomi petani.

 

“Kita ingin petani tidak lagi merasa menjadi bagian paling kecil dari rantai industri. Mereka harus menjadi pemilik nilai tambahnya,” tutup Kosasih. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    900366
    Users Today : 3066
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 748742
    Total Users : 900366
    Total views : 9563195
    Who's Online : 38
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05