ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Aman untuk Investasi

November 18, 2009 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Share this news

SAMARINDA – Kondisi keamanan di Kaltim secara umum sangat mendukung iklim investasi. Kerukunan diantara masyarakat terjalin sangat baik sehingga hal ini diharapkan bisa lebih memacu investasi di Kaltim.“Contoh terakhir adalah kerukunan saat gelaran Pekan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) IX di Samarinda. Saat berlangsungnya Pesparawi, GP Anshor dan pemuda Muhammadiyah ikut membantu pengamanan dan ketertiban acara. Demikian juga pelaksanaan MTQ di daerah-daerah. Umat Kristiani juga memberikan toleransi yang sangat baik,” kata Gubernur Kaltim H Awang Faroek pada pembukaan Diskusi Sistem Ketahanan Nasional dan Simulasi Pengambilan Kebijakan Publik di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (17/11).

Pelaksanaan pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah (gubernur) dan  pemilihan bupati/walikota, serta pemilihan legeslatif di Kaltim semua berlangsung damai.  Meski saat proses pemilihan semua bersaing, hasil pemilihan akhirnya bisa diterima secara damai dan demokratis.

Kondusifitas daerah menurut Awang Faroek adalah hal yang sangat penting untuk menarik daya tarik investor. Ketika satu daerah ternyata tidak kondusif, sekalipun sangat terbuka potensi bisnis yang besar, maka para investor akan selalu berhitung akan konsekuensi investasi mereka. Tetapi Awang Faroek meyakinkan, Kaltim merupakan daerah yang damai dan masyarakatnya penuh toleransi sehingga tidak akan menjadi momok bagi investasi.

Awang justru mengkhawatirkan, potensi lemahnya ketahanan  nasional justru bisa terjadi karena minimnya perhatian pusat kepada daerah. Ketidakadilan pusat sangat berpotensi melemahkan ketahanan nasional.

“Oleh sebab itu, kami berharap Lemhanas bisa menjadi mediator agar pemerintah pusat bisa lebih memberi perhatian  pada pembangunan Kaltim,”  tegas Awang.

Data 2008 menyebutkan, dengan sumber daya alam yang demikian besar, Kaltim masih memiliki jumlah warga miskin sangat besar, yakni 286.400 jiwa (9,51%). Kekayaan alam yang dimiliki Kaltim ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagaimana tercermin dari masih banyaknya keluarga miskin, pengangguran dan meningkatnya ketimpangan antar daerah. Pengangguran pada 2008 sebesar 157.425  orang dengan pengangguran terbuka sekitar 11,11%.

Awang Faroek bahkan mengatakan Kaltim sebagai contoh provinsi yang mengalami Growth without Development. Maksudnya, pertumbuhan ekonomi daerah memang terjadi namun pembangunan tidak dinikmati oleh sebagian besar Rakyat Kaltim. Ini setidaknya tercermin dari indeks eksploitasi ekonomi yang meningkat selama 10 tahun terakhir.
Indeks ini menunjukkan eksploitasi ekonomi oleh Pemerintah Pusat atau Investor Asing yang diestimasi dengan membandingkan PDRB perkapita dengan pengeluaran konsumsi perkapita Kaltim termasuk 11 Provinsi yang mengalami peningkatan Indeks Eksploitasi Ekonomi bersama daerah kaya SDA lainnya seperti Riau, Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Selatan. (vb-03)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.