ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kemenkes RI dan SPEAKS Indonesia Gelar Diskusi Membudayakan GERMAS melalui Pemberitaan Media

November 26, 2021 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

Triyono Lukmantoro – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan SPEAK Indonesia dan Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) menggelar acara yang bertema Membudayakan GERMAS Melalui Pemberitaan Media pada Senin (22/11/2021) secara daring melalui aplikasi Zoom meeting.

Diskusi ini bertujuan untuk mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat  atau GERMAS dengan harapan dapat memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.

Menghadirkan narasumber Triyono Lukmantoro – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, Ketua Umum AKKOPSI DR. H. Syarif Fasha, ME yang juga Walikota Jambi, Mochamad Abdul Hakam – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Budiono Subambang – Direktur SUPD III Ditjend Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Wiwit Heris – Direktur SPEAK Indonesia dan Wagimin – Pegiat GERMAS yang juga Kades Pranggong Kabupaten Boyolali dan dipandu moderator Stefy Thenu – Ketua JMSI Jateng.

Triyono Lukmantoro – Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro mengatakan program GERMAS adalah program yang sangat penting dan sangat bermanfaat dan  sangat diperlukan. Melalui Germas, maka akan memasyarakatkan budaya hidup sehat, meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat dan dukungan program infrastruktur dengan basis masyarakat.

Media massa merupakan perangkat-perangkat komunikasi, baik cetak maupun elektronik, yang menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak.

Media dapat menjadi agen sosialisasi dengan mendorong kohesi sosial dengan menampilkan budaya bersama yang telah terstandarisasi.

Dalam konteks pembangunan kolaboratif, media massa juga menjadi salah satu unsur penting. Dukungan media tidak saja memberitakan keberhasilan pembangunan, namun juga memberikan masukan dan kritik. Kritik media menjadi penyeimbang dari kebijakan pemerintah yang dijalankan.

Penegak norma-norma sosial dengan menegaskan kembali perilaku yang pantas dengan menunjukkan tindakan-tindakan masyarakat yang melanggar harapan-harapan sosial.

Jika ada perilaku yang kurang pantas dengan norma-norma sosial , Jika dihubungkan dengan GERMAS, misalnya ada berita seorang guru yang merokok di lingkungan sekolah, sebenarnya tidak boleh dilakukan seorang guru.

“Media menjadi kotrol norma-norma sosial di tengah masyarakat,” ujar Triyono.

Dalam diskusi ini, Ketua Umum Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) DR. H. Syarif Fasha, ME menjelaskan AKKOPSI lahir di Jambi setelah deklarasi Jambi tahun 2009, berbagai  isu strategis di advokasikan kepada seluruh kepala daerah terutama saat pandemi Covid=19.

Beberapa isu seperti pembangunan air minum, sanitasi, perumahan dan pemukiman, kawasan kumuh dan isu strategis perkotaan lainnya termasuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat  atau GERMAS terus digalakkan.

Dimasa pandemi Covid-19 ini peran GERMAS  sangat penting dan relevan dalam menekan penyebaran Covid-19, meski demikian penerapan program GERMAS tentunya memerlukan komitem yang lebih kuat dari kepala daerah termasuk pelibatan partisipasi masyarakat dalam membudayakan GERMAS.

“Beberapa daerah ada yang berhasil menerapkan kebijakan program GERMAS dengan strategi dan kebijakan dengan menyesuaikan dengan karakteristik dan budaya lokal dan kebutuhan masyarakatnya, ini dapat menjadi pertukaran pengalaman keberhasilan suatu daerah,” ujar Syarif.

Sementara itu,  Wiwit Heris – Direktur SPEAK Indonesia, yang menyampaikan bahwa semangat GERMAS perlu terus digalakkan, karena hidup sehat adalah harapan seluruh rakyat Indonesia.

Wiwit Heris – Direktur SPEAK Indonesia

Dia mengatakan SPEAK Indonesia telah bekerjasama dengan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dan Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) untuk ikut serta dan terlibat dalam gerakan GERMAS.

“Keterlibatan kepala daerah dalam program GERMAS sangat penting, termasuk di masa pandemi, beberapa kebijakan kepala daerah dan didukung masyarakat telah membuat pandemi menurun, termasuk kebijakan pembangunan lingkungan yang sehat seperti sanitasi yang sehat,” ujar Wiwit.

Proses pembudayaan GERMAS menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan agar mampu mempercepat dan mensinergikan upaya promotif dan preventif  hidup sehat, sehingga masyarakat mampu lebih produktif dan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit yang diderita dapat menurun.

Berdasarkan hasil evaluasi Pemerintah Pusat, masih banyak kabupaten/kota di Indonesia yang belum melaksanakan GERMAS. Sebab berdasarkan catatan, sampai kini masih ada 3 provinsi belum menerbitkan regulasi GERMAS. Pada tahun 2020, sebanyak 33%  kabupaten/kota telah melaksanakan Implementasi GERMAS dengan target 30% untuk tahun 2020. Namun, pencapaian tahun 2021 sampai saat ini masih 8% dengan target 48%.

Dengan adanya diskusi Membudayakan GERMAS Melalui Pemberitaan Media ini, diharapkan mampu membawa pengaruh baik kepada masyarakat,  sehingga terwujudnya masyarakat yang sehat dapat segera tercapai. (hel)

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.