ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kisah Penyintas Covid-19, Memotivasi Diri Dengan Kata-Kata Positif

November 29, 2020 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SAMARINDA – Sabtu, 12 September 2020 adalah hari dan tanggal yang sangat menyiksa bagi Nema, yang minta namanya disamarkan, seorang perempuan berusia 48 tahun, yang tinggal di Jalan Pangeran Suryanata Kelurahan Air Putih Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Nema, penyintas covid-19 Samarinda

Itulah hari pertama, dia merasakan kondisi tubuh tidak fit, cepat lelah, lesu, susah tidur, flu, batuk, hidung meler mampet. Dia merasa tubuhnya terpapar virus ganas mematikan covid-19, mengingat tanda-tanda gejala umum pada penderita penyakit covid-19.

Sebelum terpapar virus corona, Nema yang berprofesi sebagai guru salah satu sekolah di kawasan jalan Juanda Samarinda ini, tidak tahu terpapar virus corona dimana dan kontak dengan siapa, padahal dia merasa sudah mengikuti segala protokol kesehatan 3M, termasuk anjuran pemerintah untuk Work From Home (WFH), tidak sering keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak, dia pun mengaku tidak mempunyai riwayat perjalanan atau bepergian keluar kota.

“Ketika saya sudah merasa ada gejala terpapar virus corona, sistem imunitas tubuh saya menurun, dengan pertimbangan keluarga, saya melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan hanya berdiam diri di dalam kamar, yang terpisah dengan suami dan anak-anak,” kata ibu tiga anak ini kepada vivaborneo.com, Jumat (27/11/2020).

Selama 14 hari, dia mengonsumsi obat penurun panas, vitamin , minum ramuan hebal berupa madu, propolis, safron, pollen, termasuk obat herbal dari cina, konsumsi kurma dan air zam-zam. Tiap sore hari minum air kelapa dicampur garam himalaya, madu, jeruk nipis dan malam harinya minum jamu ramuan kunyit, jahe, serai, madu dan jeruk nipis.

Namun kesehatannya belum pulih, malahan kondisi kesehatan Nema semakin hari semakin parah, dikarenakan ada beban psikologis yang menggangunya, stres, ada rasa was-was, ketakutan saat akan tidur, karena kebayang terbangunnya sudah di alam kubur di Pemakaman Serayu Kelurahan Tanah Merah Samarinda (pemakaman khusus covid-19).

Kemudian, setelah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, pada hari Selasa 29 September 2020, Nema kembali melakukan tes swab mandiri di klinik laboratorium, “hasilnya saya masih terkonfirmasi positif terpapar covid-19, sehingga saya kembali melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” ujar perempuan berhijab ini.

Pada 14 hari periode ke dua ini, dia lebih banyak mendapatkan dorongan dukungan motivasi dari suami, anak, saudara dan teman-temannya, agar dia lebih kuat secara mental, dia pun banyak berdoa dan tilawah Al Quran, serta berusaha untuk selalu berpikir positif, memotivasi diri dengan sugesti kata-kata positif khususnya pada saat akan tidur, dengan harapan sistem imunitas nya bisa membaik.

“Selama isolasi mandiri periode ke dua, saya makan makanan bergizi, minum suplemen vitamin, minuman herbal baik yang instan maupun buatan tangan sendiri. Saya pun selalu bangun sholat tahajut berdoa untuk kesembuhan, memotivasi diri dengan mengucapkan sugesti kata-kata positif seperti aku kuat, aku sehat, aku bahagia, khususnya pada saat akan tidur, ”ungkap Nema.

Selama 28 hari menjalani isolasi mandiri, dia pun rutin senam pagi dan berjemur di pagi hari dan tiap sore hari minum air kelapa dicampur garam himalaya, madu, dan jeruk nipis.

Akhirnya, setelah melalui masa isolasi mandiri selama 28 hari, kondisi kesehatan Nema berangsur-angsur pulih dan semakin membaik. Tidak ada lagi, rasa lelah, letih, lesu, susah tidur, flu, batuk, hidung meler mampet dan sesak napas, bahkan dia mulai memberanikan diri berinteraksi dengan suami dan anak cucu di dalam rumahnya.

“Saya merasa yakin sudah sembuh, tidak ada gejala apapun dan saya memutuskan tidak melakukan tes swab lagi karena ketika saya melalui masa isolasi dan pasca isloasi kemudian berinteraksi dengan keluarga lainnya, tidak ada satupun dari mereka yang terpapar covid-19,”ungkapnya.

Berikut saran dan motivasi positif yang disampaikan Nema, dalam menghadapi virus yang mematikan ini:

  1. Keyakinan dengan pikiran positif maka semua menjadi positif dan hati menjadi tenang, pikiran tenang, berfikir menjadi jernih. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini, semua karena kehendak Allah SWT dan yakin lah Allah yang akan menyembuhkan. Kuatkan keyakinan bahwa Allah akan menyembuhkan. (QS. 21 ayat 83 -84 dan QS. 26 ayat 80).
  2. Perbanyak doa dan dzikir serta tilawah Al Quran sehingga hati menjadi tenang dan dengan ayat-ayat –Nya, Allah menurunkan kesembuhan, yakin Allah yg menurunkan sakit maka Allah pula yang menurunkan penawarnya.
  3. Makan makanan bergizi, minum suplemen vitamin dan minuman herbal.
  4. Memakai masker, cuci tangan setiap melakukan aktifitas, jaga jarak, hindari kerumunan, dan jika bepergian ke luar rumah, sekembalinya, usahakan baju langsung di ganti dan dicuci bersih.
  5. Jangan panik hadapi dengan tenang karena jika panik maka sistem imunitas tubuh kita akan menurun, tidur gelisah dan semakin memperparah sakit di tubuh kita.
  6. Hidup sehat dengan memotivasi diri untuk berpikir positif dengan sugesti mengucapkan kata-kata positif, tersenyum dan bahagia maka imunitas tubuh meningkat dan tubuh kita kuat maka bisa melawan paparan virus Covid- 19. (Hel)*

Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.