ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Rita Widyasari Buka Festival Kuliner Tradisional Kukar

November 15, 2010 by  
Filed under Kutai Kartanegara

Share this news

TENGGARONG–vivaborneo.com, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Senin pagi (15/11) membuka festival kuliner masakan tradisional
Kabupaten Kukar di Waduk Panji Sukarame Tenggarong, yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kukar.

Rita Widyasari didampingi Sekretaris Dispardabud H Fahrodin,Kabag Humpro Sri Wahyuni saat mencicipi hidangan   festival masakan kuliner tradisional Kukar

Rita Widyasari didampingi Sekretaris Dispardabud H Fahrodin,Kabag Humpro Sri Wahyuni saat mencicipi hidangan festival masakan kuliner tradisional Kukar

Rita menyambut baik kegiatan ini dilaksanakan diwaduk Panji Sukarame Tenggarong , karena ditempat ini mengingatkan ia dan rekan – rekannya sewaktu masih duduk dibangku SMP bercanda ria bersama. Mudah- mudahan melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Dispardabud Kukar mampu menghidupkan Waduk Panji Sukarame seperti sedia kala yang juga merupakan salah satu tujuan wisata di Kukar.

Festival kuliner masakan tradisional Kabupaten Kukar ini diikuti 11 tim Penggerak PKK dari 18 kecamatan Se-Kukar.
Beraneka ragam masakan yang disajikan mulai dari gangan ( sayur ) asam  keladi, gangan pride, lodeh  cabe, sanga cabe salai, gence ruan,  panggang  patin, dan berbagai kue khas tradisonal seperti peler kambing besaput  gula habang (gula merah ) , jajak cincin, tapai pulut, apam, jajak basong, getas dan sagon yang merupakan makanan  favorit Rita mulai duduk dibangku kelas 3 (tiga ) SD, katanya sambil tertawa.

Beliau berharap melalui  berbagai masakan ini nantinya, setiap desa atau kecamatan mempunyai masakan ciri khas masing–masing  yang nantinya bisa ditampilkan pada saat acara tertentu. Dan ini tentunya ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi semua.

Rita juga mengatakan bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki keanekaragaman masakan tradisional yang memiliki ciri khas di masing-masing kecamatan yang merupakan “resep leluhur” yang dipelihara secara turun temurun. Keanekaragaman masakan ini menjadi potensi yang perlu dipertahankan dan dibina keberadaannya.

Di era globalisasi saat ini, kita dihadapkan pada dua pilihan. Disatu sisi kita dihadapkan pada budaya praktis dan instan dalam menyajikan masakan, sementara disisi lain kita harus mereaktualisasikan masakan tradisional agar tetap eksis.

Sebagian kalangan masyarakat beranggapan bahwa makanan tradisional mengandung lemak, penuh unsur hewani dan seterusnya. Sebagai akibat dari pandangan ini, akhirnya membuat orang menjauhi masakan tradisional. Sehingga semakin memudar, sedikit demi sedikit berangsur menghilang dari kehidupan kita meskipun itu bagian dari masa lalu kita. Padahal sesungguhnya banyak makanan/masakan yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur kita berupa makanan/masakan tradisional merakyat
yang sehat untuk di konsumsi.

Melalui festival masakan tradisional ini, mayarakat dapat menggali, mengenal dan mempelajari masakan-masakan tradisional dan memperkenalkan kembali cita rasanya kepada masyarakat. Sehingga pada gilirannya, muncul rasa menghargai dan melestarikan masakan tradisional yang merupakan salah satu bentuk kebanggaan.

Diakhir sambutannya Rita Widyasari berharap festival ini akan membawa perubahan yang positif terhadap eksistensi masakan daerah agar semakin dikenal didaerah-daerah lain, sehingga tidak lagi “terkungkung” di tempat asalnya, tetapi juga dapat meramaikan ajang bisnis makanan di daerah-daerah. Dengan demikian, selain dapat mengangkat  citra masakan tradisional
daerah, laju perdagangan makanan juga menjadi semakin pesat berkembang, dan pada gilirannya akan menaikan tingkat perekonomian daerah/kecamatan sekaligus membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, cita rasa dan keunikan masakan tradisional daerah juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk menikmati pariwisata budaya di
Kutai Kartanegara. (vb/*4)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.