Gedung Gabungan Dinas Retak-Retak Mengkhawatirkan

Tarakan,Vivaborneo.Com, Kuatnya guncangan gempa bumi 6,1 SR yang terjadi Senin dinihari, mengakibatkan gedung gabungan dinas atau lebih dikenal dengan gedung gadis retak-retak dan mengkhawatirkan orang yang berada di dalamnya.

Dari situs Badan Meteorology, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan menyebutkan  koordinat pusat gempa berada pada titik lokasi 3,61 lintang utara – 117,67 bujur timur atau berada sekitar 29 Km arah timur laut dari kota Tarakan. Pusat gempa dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami yang menyebabkan gelombang pasang.Gempa bumi  susulan puluhan kali terjadi pada sepanjang hari Senin.  Bahkan, gempa bumi susulan yang terjadi pada Selasa pukul 03.30 Wita dikabarkan berkekuatan 4,5 SR dengan pusat gempa di Tarakan.

Gedung  gabungan dinas adalah gedung bersama  perkantoran dinas-dinas pemerintah kota Tarakan yang sebagian retak pada tembok,  tangga naik menuju lantai 4. Kondisi ini sangat menghawatirkan para pegawai yang berdinas di gedung tersebut.

Kepala Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Tarakan, A. Hamid Amren sangat khawatir akan terjadinya  gempa  bumi susulan yang lebih besar dari hari sebelumnya.

“Kalau terjadi (gempa susulan yang lebih besar) tentu akan bertambah parah keretakan yang terjadi dan sangat membahayakan karyawan yang ada,” ujarnya.

Hamid juga menuturkan bahwa disamping tembok tangga yang menuju ke lantai 4 terdapat juga dibagian lain gedung gadis yang juga retak retak menganga.

“Pada bangunan gedung Gadis I ini,j uga tidak memiliki pintu darurat, baik dari lantai 1 sampai dengan ke lantai 4,seandinya terjadi musibah kebakaran atau gempa bumi pada saat asik sedang bekerja, bagaimana upaya staf kantor Dinas yang ber ada dilantai 4 untuk menyelamatkan diri,” keluhnya.

Hamid berharap dilakukan  audit building Dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota (DPUTR), apakah gedung ini layak dipakai atau tidak. Jika kiranya gedung gadis I ini perlu di renovasi total” ujarnya pada wartawan viva borneo, Waldy Muchtar. (vb/Wal/yul)

---