ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Jadi Model Nasional dalam Pengelolaan Hutan dan Pengurangan Emisi Karbon

December 3, 2024 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA — Kalimantan Timur terus menunjukkan diri sebagai pelopor pembangunan hijau di Indonesia melalui keberhasilan implementasi program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF). Hal ini disampaikan oleh Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim, Daddy Ruhiyat, dalam acara jumpa pers yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur di Hotel Aston Samarinda, Senin (2/12/24).

Dirinya mengungkapkan, keberhasilan Kaltim tak lepas dari kebijakan strategis yang dibuat pemerintah daerah.

“Kunci keberhasilan program ini adalah kepala daerah yang memahami pentingnya pelestarian lingkungan. Dukungan kebijakan yang jelas memungkinkan integrasi kegiatan pembangunan rendah emisi ke dalam rencana pembangunan daerah,” ujarnya.

Ia juga memuji komitmen Gubernur Isran Noor yang melanjutkan fondasi kebijakan yang sebelumnya dirintis oleh Awang Faroek Ishak.

“Dengan kepemimpinan yang berkelanjutan, program pelestarian lingkungan di Kaltim tidak hanya berjalan, tetapi juga berkembang,” tambahnya.

Namun, Daddy menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, NGO, dan perguruan tinggi telah menjadi model keberhasilan yang bisa diterapkan oleh provinsi lain.

“Sinergi ini menjadi faktor kunci, terutama untuk mengatasi tantangan besar seperti deforestasi dan konflik satwa-manusia akibat ekspansi perkebunan,” jelasnya.

Salah satu fokus utama FCPF-CF adalah pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Program ini bertujuan menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan pelestarian hutan dan ekosistem. Daddy menegaskan bahwa FCPF-CF berkomitmen melindungi hutan alam yang tersisa untuk menjaga habitat satwa liar dan mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Selain itu, DDPI dan pemerintah Kaltim terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 441 desa terkait manfaat jangka panjang menjaga hutan.

“Kami ingin masyarakat menjadi agen perubahan dalam pelestarian hutan. Program ini mendorong kesadaran masyarakat, bukan paksaan,” kata Daddy.

Kaltim, dengan 51% tutupan hutan dari 12,7 juta hektare sebelumnya, menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan ekosistem ini. Namun, semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat diharapkan mampu menjadikan Kaltim sebagai model pembangunan hijau yang berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.