Ketua DPRD Kaltim Minta Pemerintah Antisipasi Turunnya Harga Batu Bara

December 18, 2019 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Samarinda – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga batu bara acuan (HBA) November 2019 sebesar 66,3 dolar Amerika per ton. Angka tersebut naik tipis 0,045 persen dari harga November lalu, yakni 66,27 dolar Amerika per ton.

Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK

Tren harga batu bara terus tertekan sejak November 2018 lalu. Tertekannya harga batu bara ini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya, pelambatan ekonomi global yang mempengaruhi permintaan, hingga kelebihan suplai juga menjadi faktor dominan.

Kondisi inipun berdampak pada pergerakan produksi oleh perusahaan tambang di Kalimantan Timur sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Berhembus kabar bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pengerukan emas hitam di Kaltim, akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar bagi pekerja di industri pertambangan untuk melakukan rasionalisasi.

Makmur HAPK, Ketua DPRD Kaltim, menjelaskan turunnya harga batu bara di pasaran disebut menjadi penyebab pemutusan kerja tersebut. Makmur meyakini diakhir tahun ini (2019), akan mulai terjadi PHK.

Makmur meminta Pemprov Kaltim, untuk mencari langkah antisipasi permasalahan ini. “Harapan kami dengan penurunan lapangan kerja ini jangan berimbas pada masyarakat kami (Kaltim). Tetapi orang-orang yang mungkin didatangkan dari luar dikembalikan saja dulu. Itu harapan saya kepada kepala daerah bupati/wali kota itu menjadi perhatian lah,” terangnya.

“Cukup lumayan (yang akan di PHK) besarnya kalau saya lihat satu tambang saja bisa 600 orang. Luar biasa itu, karena masih tahapan-tahapan awal. Jadi bisa saja lebih. Ini harus menjadi perhatian kita di Kaltim termasuk pak gubernur,” sambungnya.

Sementara itu, Datu Badaruddin, Plt Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kaltim, menyatakan belum menghitung berapa dampak pekerja yang terkena PHK di sektor pertambangan tersebut.

“Pengangguran tetap ada kan, angka kita sesuai statistik. Tapi berapa yang terdampak ya kami tidak bisa memperkirakan,” katanya. (adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    908136
    Users Today : 3212
    Users Yesterday : 4244
    This Year : 756512
    Total Users : 908136
    Total views : 9631462
    Who's Online : 30
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-07