Rahasia Desa Penglipuran, “Desa Terbersih di Dunia”

December 9, 2025 by  
Filed under Wisata

Share this news

Desa Penglipuran

Bangli, Bali — Terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli, Desa Penglipuran sudah lama dikenal bukan hanya karena keindahan arsitektur dan budayanya, tetapi juga konsistensi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berkat komitmen tersebut, desa adat ini sejak 2016 diganjar predikat sebagai salah satu “desa terbersih di dunia”.

Predikat itu diperoleh atas evaluasi dari Green Destinations Foundation, Desa Penglipuran menduduki peringkat ketiga di dunia, di belakang desa di India dan Belanda.

Keberhasilan menjaga kebersihan di Desa Penglipuran bukan hasil dari kesiapan mendadak saat turis datang, melainkan buah dari sistem pengelolaan sampah yang dijalankan secara rutin dan terstruktur.

Pemisahan dari asal (rumah tangga): Setiap keluarga di desa memilah sampah mereka menjadi tiga kategori: sampah organik, sampah plastik/kertas (anorganik), dan residu/limbah lain.

Pengolahan sampah organik menjadi kompos. Sampah organik, seperti daun bambu, sisa tanaman, dan limbah organik rumah tangga dikumpulkan dan diolah di area kebun bunga dekat pintu masuk desa. Hasilnya digunakan sebagai pupuk kompos.

Bank sampah untuk sampah anorganik: Sampah plastik, botol, kertas, dan sejenisnya dikumpulkan oleh warga, terutama ibu-ibu (PKK), dan dijual ke bank sampah. Pemasukan dari penjualan ini masuk ke kas komunitas, lalu dimanfaatkan untuk kegiatan bersama, termasuk keagamaan.

Penanganan limbah yang tidak bisa didaur ulang: Untuk sisa sampah atau limbah non-kompos/anorganik yang tidak bisa dikelola secara internal, desa bekerja sama dengan pemerintah daerah (dinas lingkungan hidup) untuk diangkut ke TPA.

Penempatan tong atau tempat sampah di area strategis dan budaya gotong royong di sepanjang gang dan area publik, tersedia tempat sampah; setiap ± 30 meter ada fasilitas pembuangan sehingga mudah dijangkau. Selain itu, warga secara rutin gotong-royong dalam kegiatan kebersihan desa.

Sistem penataan ruang dan aktivitas sehari-hari di desa mengikuti filosofi tradisional Bali, yaitu Tri Mandala dan Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, lingkungan, dan spiritualitas. Keharmonisan ini mendorong warga untuk menjaga lingkungan secara kolektif.

Dengan demikian, dari rumah ke pemukiman, lalu ke fasilitas pengolahan internal atau bank sampah, hingga koordinasi dengan pemerintah, sampah di Desa Penglipuran dikelola secara komprehensif. Sistem ini bukan temporer, melainkan bagian dari gaya hidup warga desa.

Desa Penglipuran bukan destinasi wisata “instan”. Sejarahnya panjang, dan tradisi leluhur tetap dijaga. Desa ini berada di ketinggian, sekitar 600 meter di atas permukaan laut, dikelilingi hutan bambu, ladang, dan sungai. Wilayahnya terbagi sesuai konsep Tri Mandala, zonasi suci, permukiman, dan area kuburan/area kurang suci.

Sejak lama, masyarakat Penglipuran menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan sebagai bagian dari tradisi. Ketika pada 1993 pemerintah mempromosikan desa ini sebagai desa wisata, komunitas menetapkan model pariwisata berbasis komunitas (community-based tourism), sehingga manfaat ekonomi dari wisata dibagi kolektif, bukan individu semata.

Pada 1995, desa mendapatkan penghargaan Kalpataru atas pelestarian hutan bambu lokal, menunjukkan pelestarian lingkungan sudah menjadi bagian dari identitas desa jauh sebelum pariwisata berkembang.

Saat ini, pariwisata di Penglipuran terus berkembang, namun tetap dibarengi dengan semangat menjaga lingkungan dan tradisi, sehingga wisata dan kelestarian dapat berjalan beriringan.

Hal ini dirasakan oleh wisatawan yang berkunjung ke Desa Panglipuran, ia takjub dengan pemandangan yang tidak ada sampah didalamnya.

“Saat saya masuk ke gang-gang desa, saya tak melihat satu pun sampah berserakan. Rumah, jalan, pekarangan, semuanya rapi dan bersih,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan, tradisi dan budaya bisa menjadi fondasi kuat bagi lingkungan yang bersih dan lestari. Saat norma adat dan filosofi lokal (seperti Tri Hita Karana) dijalankan, menjaga lingkungan jadi bagian dari identitas. (intan)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    925207
    Users Today : 4710
    Users Yesterday : 8244
    This Year : 773583
    Total Users : 925207
    Total views : 9748120
    Who's Online : 136
    Your IP Address : 216.73.216.60
    Server Time : 2025-12-10