arzh-CNenfrdeidko

Wartawan Muda Wajib Mulai Menulis Feature  dan Indepth Reporting

December 15, 2021 by  
Filed under Kutai Timur

Share this news

Foto Bersama Asessor , Panitia dan Peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-25 PWI Kalimantan Timur di Sangatta Kutim

SANGATTA – Zainal Hilmi asesor Uji Kompetensi Wartawan PWI Pusat mengatakan bahwa wartawan muda saat ini dituntut untuk terus belajar berkarya lebih baik, antara lain melakukan liputan bukan hanya membuat berita singkat, tetapi harus lebih dari itu, mulai menulis berita Feature, maupun Indepth Reporting.

“Saat ini wartawan menulis dua berita terlalu kecil bagi kita, kalau standar kawan-kawan wartawan sekarang biasanya dua berita sudah cukup, kalau kita dulu harus ada investigasi, Indepth Reporting tiap minggu, Feature tiap minggu, saya minta kawan-kawan yang saya uji, ayo belajar menulis Feature, merencanakan investigasi dan termasuk juga Indepth Reporting,” kata Zainal Hilmi saat menutup pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-25 PWI Kalimantan Timur yang berlangsung di Hotel Royal Victoria Sangatta, 9 Desember lalu.

Gaya penulisan Feature  adalah menulis berita dengan memadukan berita riil yang di garami dengan opini wartawan terhadap peristiwa tersebut, sehingga penuturan ditulisannya terkesan bercerita dari sebuah peristiwa (story telling), sehingga seperti cerita pendek (Cerpen) ataupun novel jika tulisan itu bersambung. Sedangkan Indepth Reporting adalah penulisan berita yang menyajikan permasalahan secara lengkap, mendalam dan analitis. Cara penulisan ini dimaksudkan untuk menghadirkan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah. Ke arah mana suatu peristiwa berkembang.

“Kami sebagai penguji bukan langsung tampil menguji, tetapi ada proses mulai dari wartawan biasa, dibentak-bentak redaktur, diancam nara sumber. Proses ini ternyata membuat kita tangguh didalam menjalankan profesi kita, sehingga jadi wartawan tidak cengeng,” paparnya.

Zainal Hilmi menceritakan pada saat awal mengikui ujian sebagai penguji UKW, “Saya ingat waktu pelaksanaan ujian calon penguji UKW dari 260 peserta yang lulus Cuma 57, jadi sisanya gugur di assement. Jadi kita bersyukur orang daerah masih bisa bersaing dengan pusat, saya berharap Kaltim ada penguji lain, sehingga ada tambahan penguji di Kaltim. Di Kalsel dulunya ada 5 orang penguji UKW turun menjadi 3, dan sekarang tambah 1 sehingga menjadi 4 penguji UKW di PWI Provinsi Kalsel,” ungkap Hilmi.

Diungkapkan Hilmi, Sejak awal memulai UKW angkatan ke-25 ini saya sudah menduka akan lulus 100 persen, paling tidak di group yang saya uji. Saya sangat enjoy sekali disini, mudah mengarahkan sehingga tidak terlalu banyak beban, tidak seperti di daerah lain, kadang ada kemarahan, emosi tinggi. Ini bukan mengada-ada.

“Saya terus mengapresiasi kawan-kawan Kalimantan timur, kami di Kalsel baru UKW yang ke 13, bedanya kami di Kalsel menggelar paling sedikit 6 sampai 9 kelas. Tapi kalau ini ke daerah-daerah tidak mungkin bisa 5 sampai 6 kelas, jadi saya nilai lebih efektif pelaksanaan UKW di Kaltim yang menggelar hanya 3 kelas. Dari pada menggelar banyak kelas, tapi yang lulus lebih banyak, jadi kurang efektif,” ucapnya saat menutup pelaksanaan UKW ke-25 PWI Kaltim.

UKW angkatan ke-25 PWI Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan di Hotel Royal Victoria Sangatta ini diikuti oleh 18 peserta, terdiri dari 2 kelas muda dan 1 kelas madya. Namun dari 18 peserta ada satu peserta yang gagal mengikuti ukw karena ada halangan. Dari total peserta 17 orang tersebut, 12 orang kelas muda dan 5 orang kelas madya dinyatakan lulus, dengan penguji Endro S. Efendi (PWI Kaltim), Zainal Hilmi (PWI Kalsel) dan Mahmud Hermono dari PWI Jawa Timur, berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 8-9 Desember 2021 atas kerjasama PWI Kabupaten Kutai Timur disuport PT KPC.(vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.