Disperindagkop Kaltim Studi Banding Pelayanan Perizinan di Batam

June 25, 2021 by  
Filed under Kalimantan Timur

Kadisperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor saat meninjau Mal Pelayanan Publik Kota Batam

BATAM –  Melanjutkan rangkaian studi banding di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), rombongan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM  Kaltim mengunjungi Mal Pelayanan Publik Kota Batam pada Selasa (22/6/2021).

Dukungan pelayanan perizinan yang mudah dan cepat menjadi pendorong kuat untuk meningkatkan ekspor Kota Batam dan Kepri pada umumnya.

“Prinsipnya untuk ekspor, perizinan harus mudah dan cepat,” kata Kasubdit  Perdagangan Badan Pengusahaan (BP) Batam Yani Alkindi saat menerima rombongan yang dipimpin Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor di kantor BP Batam di areal Mal Pelayanan Publik Kota Batam.

Yani Alkindi mengungkapkan, untuk pelayanan perizinan ekspor semacam surat keterangan asal (SKA), waktu pelayanan maksimal hanya satu hari (8 jam).

“Jadi kalau berkas masuk jam 7 pagi, siang sudah harus selesai,” ungkap Yani.

Semua staf pelayanan dalam posisi kerja yang sigap, sehingga tidak ada usulan SKA yang tidak tergarap.

“Kalau tidak selesai, SKP tidak ditandatangani, itu berkaitan dengan tunjangan kinerja.  Jadi semua pasti menyelesaikan tugas masing-masing,” paparnya lagi.

Di Batam, Instansi Penerbit SKA (IPSKA) ada dua. Yakni BP Batam dan Pemkot Batam.

Pemkot Batam fokus untuk regulasi perizinan kemasyarakatan (UKM), sedangkan BP Batam fokus pada regulasi perizinan investasi.

“BP Batam mengurusi perizinan SKA untuk industri besar,” tambah wanita yang mengaku sudah bekerja tidak kurang dari 32 tahun di BP Batam itu.

Dua IPSKA dalam satu kota pun tidak menjadi kendala. Kehadiran dua IPSKA ini menurutnya justru lebih mempercepat proses perizinan baik untuk investasi maupun UKM.

Dengan Mal Pelayanan Publik Kota Batam ini, BP Batam bahkan rata-rata bisa menerbitkan 100 dokumen per hari.

Kaltim sendiri baru bisa menerbitkan sekitar 100 SKA dalam satu bulan. Sebagai perbandingan, jumlah eksportir Kaltim jauh tidak sebanyak di Batam.

“Banyak hal yang bisa kami petik dari BP Batam.  Perizinan yang mudah dan cepat akan membantu Kaltim melahirkan banyak eksportir baru,” yakin Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor.

Setelah ini Roby menegaskan, pihaknya akan lakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku UKM untuk berani menangkap peluang ekspor. Mereka pun akan melakukan berbagai terobosan agar proses perizinan bisa dilakukan secara mudah dan cepat.

Sebagai informasi, ekspor Batam saat ini didominasi industri pendukung elektronik dan manufaktur. Negara tujuan ekspor utamanya adalah Singapura, China, Eropa dan Amerika Serikat.

Saat ini di Batam tidak kurang  dari 1000 perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur dan elektronik, serta industri turunannya. Mereka juga memiliki tiga pelabuhan internasional, dua di antaranya adalah Pelabuhan Internasional Sekupang dan Pelabuhan Internasional Batu Ampar. (sam)

Tanjungpinang Atasi Kelangkaan LPG Melalui Puan Molek

June 25, 2021 by  
Filed under Serba-Serbi

Kota Tanjungpinang sukses menekan kelangkaan dan tingginya harga tabung gas 3 kg dengan Puan Molek

TANJUNGPINANG – Kelangkaan LPG  3 kg atau tabung gas melon bukan hal aneh. Hal ini juga biasa terjadi di provinsi penghasil gas, seperti Benua Etam Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau atau Kepri.

Antrian di pangkalan tabung gas, bukan hal yang sulit ditemui. Berikutnya, tabung gas menjadi langka, dan jika ada pun dijual dengan harga melambung tinggi.

“Kami berkunjung ke Kota Tanjung Pinang untuk belajar, bagaimana mengatur distribusi LPG 3 kg dengan aman dan benar-benar tepat sasaran,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor saat melakukan pertemuan dengan Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) H Burhanuddin dan jajaran di Aula Wan Seri Beni Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Kota Tanjungpinang, Senin (21/6/2021).

Di Kepri, kasus kelangkaan dan harga tinggi LPG 3 kg diakui juga masih terjadi di beberapa daerah. Satu kota yang saat ini sukses melakukan pengendalian distribusi LPG 3 kg dengan baik adalah Kota Tanjungpinang.

“Keberhasilan Tanjungpinang ini akan coba kita integrasikan dengan kabupaten dan kota lainnya di Kepri. Saat ini kami sedang menuju ke sana,” kata Burhanuddin.

Sekretaris Dinas Perdagangan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang Muhammad Amin mengungkapkan keberhasilan mereka tidak lepas dari gebrakan Wali Kota Tanjung Pinang  Hj Rahma dengan program “Puan Molek” (Monitoring LPG 3 Kg).

“Jujur saja Pak, kalau tidak kuat, tidak bisa dengan Puan Molek ini,” kata Muhammad Amin berapi-api.

Dia mengisahkan, pada awalnya strategi Puan Molek kurang mendapat dukungan, terutama dari pangkalan, agen, dan pihak-pihak lain yang selama ini mendapat banyak keuntungan dari bisnis tabung gas untuk rakyat kurang mampu ini.

“Kuncinya, kepala daerahnya  harus kuat dan tegas, juga persuasif,” sambung Amin.

Puan Molek diatur dengan memberikan kartu kendali  bagi warga yang berhak. Namanya  “Kartu Puan Molek”.

Pemerintah mendata para calon penerima kartu tersebut dengan standar yang berlaku untuk penerima LPG 3 kg. Lalu mereka diberikan nama pangkalan untuk mereka bisa membeli tabung gas 3 kg. Pangkalan hanya melayani warga yang datang dengan Kartu Puan Molek. Harga eceran tertinggi hanya Rp18.000.

“Awalnya kebijakan ini banyak ditentang, tapi sekarang semua bahagia, semua nyaman dengan Puan Molek.  Tidak ada lagi antrian dan kelangkaan. Kuncinya tadi, kepala daerah harus kuat dan tegas,” kata Amin seraya menyebut Kartu Puan Molek sudah berlaku sejak awal tahun ini.

Bagi rumah tangga sasaran secara umum, mereka bisa mendapatkan hingga 4 tabung gas 3 kg setiap bulan. Sedangkan mereka yang bergerak dalam bidang UMKM mendapatkan jatah hingga 9 tabung gas dalam sebulan. (sam)

 

Pengasuhan Pegang Peran Penting Dalam Keluarga

June 25, 2021 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

SAMARINDA – Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita mengatakan, pengasuhan memegang peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga dan akan menentukan baik buruknya karakter seorang anak kelak.

Menurutnya kegagalan keluarga dalam melaksanakan tanggung jawab pengasuhan disertai lemahnya program pemerintah dalam membantu/memberdayakan keluarga tersebut untuk mengasuh dan melindungi anak, dikhawatirkan akan menyebabkan anak berada dalam kondisi rentan dan beresiko mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya.

“Pada masa pandemi Covid-19 mengubah banyak hal dalam kehidupan anak mulai belajar di rumah dan terbatasnya akses untuk beraktifitas di luar,” kata Soraya dalam acara Puspaga Sharing Session dengan tema “Permasalahan Anak di Layanan Rujukan dan Penanganannya”, berlangsung di Ruang Rapat Kartini DKP3A Kaltim, Kamis (24/6/2021).

Ada 5 resiko yang rentan dialami anak akibat Covid-19, pertama terkait meningkatnya kekerasan di rumah tangga, kedua berhubungan dengan psikososial anak, ketiga hilangnya pengasuhan, keempat meningkatnya tantangan untuk mengakses layanan bagi anak dan kelima stigmatisasi pada anak-anak terdampak dan keluarganya.

“Maka disini peran keluarga juga menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal berbagai pengaruh negatif dari dinamika sosial yang ada,” ujar Soraya.

Soraya melanjutkan, keluarga diharapkan mampu menjadi lingkungan sosial pertama yang memperkenalkan cinta kasih, moral, keagamaan, sosial budaya dan sebagainya. Karena keluarga sebagai sebuah sistem sosial terkecil mempunyai peranan penting dalam mencapai kesejahteraan penduduk yang menjadi cita-cita pembangunan.

Dengan hadirnya Pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) menjadi bagian dari upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan, anak dan penyandang disabilitas.

Hal ini, lanjut Soraya, merupakan salah satu unsur prioritas dalam pelaksanaan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Melalui kegiatan ini, ia berharap peserta dapat lebih mengenal peran Puspaga yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara gratis tanpa dipungut biaya jika ingin berkonsultasi terkait permasalahan keluarga. (dell)

Data Terpilah Gender di Kaltim Belum Terealisasi Maksimal

June 25, 2021 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

SAMARINDA – Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita mengatakan, kebijakan pemerintah di bidang pengarustaman gender (PUG) tidak dapat dipisahkan dari upaya secara keseluruhan yakni untuk mewujudkan visi kesetaraan dan keadilan gender.

“Sayangnya ini belum terealisasi secara maksimal,” ujar Soraya pada Kegiatan Informasi dan Data Gender Tahun 2021, berlangsung di Ruang Rapat Tepian II Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (23/6/2021).

Padahal pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan tentang Penyusunan Anggaran Responsif Gender antara lain, Peraturan Mendagri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah.

Sementara, untuk memperkuat dan mendorong kelembagaan sistem data, perlu melakukan data terpilah yaitu dengan meningkatkan Koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota.

“Salah satu prasyarat pelaksanaannya adalah ketersediaan data terpilah menurut jenis kelamin,” imbuhnya.

Dalam Pengumpulan/Pengolahan Data Terpilah Gender diperlukan suatu indikator komposit agar mendapatkan hasil untuk mengukur keberhasilan pembangunan di berbagai bidang.

Dikatakan Soraya, untuk mencapai suatu tujuan pembangunan diperlukan informasi sebagai data pendukung baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Pengumpulan data tersebut akan mudah terjalin bila komponen-komponen yang ada mempunyai kesamaan pandangan.

“Oleh karena itu seluruh komponen masyarakat dan pemerintah diharapkan bersinergi agar tercapai kesejahteraan gender,” tutur Soraya. (dell)

Berawal Dari Balai Pengobatan, Santa Familia Kini Jadi Rumah Sakit

June 25, 2021 by  
Filed under Berita

Bupati Kutai Barat FX. Yapan menandatangani prasasti didampingi Uskup Agung Misinyor Yustinus Hardjosusanto MSF, Dirut RS, kKtua Yayasan dan para suster RS Santa Familia

SENDAWAR – Rumah Sakit (RS) Santa Familia baru saja diresmikan Bupati Kutai Barat (Kubar FX Yapan, Kamis (24/6/2021). Rumah sakit tipe D yang berada di Kampung Busur, Kecamatan Barong Tongkok ini awalnya hanya Balai Pengobatan (BP) Santa Familia kemudian meningkat menjadi Klinik Santa Familia.

Ketua panitia Suster Ermina MASF menyampaikan, melalui proses yang sangat panjang, sebuah sejarah baru bagi karya kongregasi MASF yang ikut mewarnai sejarah kesehatan sebagai salah satu karya misi gereja di wilayah Keuskupan Agung Samarinda.

Dikatakan Ermina, perjalanan sejarah karya kesehatan yang dilakukan oleh kongregasi MASF di beberapa tempat, seperti di Tering, Samarinda, Long Hubung, Benggeris, dan yang teristimewa di Barong Tongkok, melalui perjalanan panjang lewat sebuah Balai Pengobatan dari Tahun 1974, hingga diresmikannya menjadi Rumah Sakit Santa Familia tipe D seperti sekarang ini.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang sudah mendukung dan membantu serta berjuang mulai berdirinya Rumah Sakit hingga diresmikannya Rumah Sakit ini,”ungkapnya.

Bupati Kutai Barat FX. Yapan mengucapkan terima kasih kepada para perintis, perawat dan juga karyawan, karena Rumah Sakit Santa Familia telah mendukung pembangunan di Kutai Barat sejak tahun 1974 yang lalu, hingga saat ini sudah 47 tahun memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat Kubar.

Dikatakan FX. Yapan, dengan keberadaan rumah sakit menjadi salah satu jawaban tantangan pemenuhan pelayanan dibidang kesehatan untuk masyarakat. Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih baik dan sekaligus menjawab tantangan kebutuhan pelayanan yang diharapkan meningkatkan kuwalitas maupun kuwantitasnya.

“Saya berharap kedepannya rumah sakit Santa Familia terus mampu memberikan pelayanan yang berkuwalitas dan bermutu sesuai dengan visi dan misinya,”harap FX. Yapan seraya meresmikan Rumah Sakit Santa Familia.

Sementara itu Keuskupan Agung Samarinda, Monsinyur Yustinus Harjosusanto MSF mengucapkan bangga dengan usaha para perintis, sehingga karya pelayanan kesehatan terus berkembang termasuk karya kesehatan katholik yang berupa poliklinik kemudian menjadi rumah sakit seprti saat ini.

Dikatakan Uskup Yustinus, hadirnya rumah sakit karya pelayanan kesehatan seperti Santa Familia ini, ingin memperlihatkan kasih dan perhatian Allah kepada penderita yang juga sudah diajarkan dan di ikhlaskan oleh Tuhan Yesus dengan menyembuhkan orang sakit.

Tujuannya adalah, semakin terbuka untuk mengakui kasih Allah dan belas kasihannya yang begitu besar bagi mereka yang menderita seperti orang orang yang sakit, sehingga mereka yang dilayani di rumah sakit terutama di rumah sakit katholik yang dilayani dengan optimal dan sungguh-sungguh.

“Sehingga orang orang mengerti kasih Allah yang begitu besar terhadap umatnya, dan saya artikan rumah sakit BP yaitu penuh Berkat dan Pelayanan,”ungkapnya.

Direktur RS Santa Familia, dr. Winardi menyampaikan, setelah rumah sakit ini diresmikan, pelayanan akan dibuka mulai dengan pelayanan umum, gigi dan mulut serta spesialis. Saat ini juga tersedia pelayanan penyakit dalam, bedah, rehabilitasi medik dan kebidanan serta kandungan.

“Dalam waktu dekat kami akan mengoperasikan kamar operasi untuk menangani pasien pasien yang memerlukan tindakan operasi,”jelasnya.

Dikatakan, Rumah Sakit Santa Familia ini akan bekerja sama dengan BPJS kesehatan, sehingga semua kalangan masyarakat mulai dari tingkat paling bawah hingga ke tingkat paling atas bisa dilayani di rumah sakit ini.

“Saat ini RS. Santa Familia sudah tersedia sekitar 57 tempat tidur, UGD dan Kebidanan buka 24 jam,”ungkapnya,

Dijelaskannya, untuk fasilitas RS ini yang tersedia mulai dari kelas VIP, kelas I, kelas II dan kelas III serta tersedia ruang ICU. Tenaga medis yang ada terdiri dari empat tenaga dokter umum, empat dokter spesialis serta tenaga perawat bidan dan yang lainya dengan total sekitar 60 orang.

“Untuk saat ini kami belum bisa melayani pasien covid kerena fasilitas kami masih terbatas dan hanya bisa melayani rafid antigen saja,”bebernya.

Sementara itu ketua Yayasan Kesehatan Budi Bakti Karya MASF, Paskalis Dedi menyampaikan ucapan terimakasih pemerintah daerah yang terus menerus memberi dukungan, bimbingan, melalui perangkat daerah teknis, Dinas Kesehatan, Badan Perijinan, Puskesmas dan Rumah Sakit serta Kongregasi para Suster MASF atas dukungan dan supportnya kepada yayasan sehingga tercipta salah satu karya kesehatan dari Klinik menjadi RS Santa Familia.

“Kami perlu dukungan, saran, kritikan baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk kemajuan RS Santa Familia ini,”ujarnya. (arf)

« Previous PageNext Page »

  • vb

  • Pengunjung

    901089
    Users Today : 409
    Users Yesterday : 3380
    This Year : 749465
    Total Users : 901089
    Total views : 9574136
    Who's Online : 49
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-06