Komisi IV DPRD Samarinda Minta Data Penerima BLT di Validasi Ulang
April 30, 2022 by admin
Filed under DPRD Samarinda

Deni Hakim Anwar
SAMARINDA – DPRD Samarinda meminta Pemerintah Kota Samarinda memvalidasi data penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). DPRD mengaku banyak menerima laporan tentang penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran. BLT sejatinya harus di salurkan ke keluarga miskin
Anggota DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar mengatakan umumnya data yang dimiliki Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) merupakan data 5 atau 10 tahun lalu. Selama kurun waktu itu, tidak ada upaya untuk memperbarui data tersebut. Dipastikan, data yang digunakan untuk menyaluran BLT berbeda dengan situasi lapangan.
“Banyak sekali yang tidak sesuai antara data penerima dan kondisi di lapangan. Kita selalu mendapat keluhan dari masyarakat,” ujar Deni Hakim Anwar, (30/04/2022).
Deni menuturkan, berbagai kemungkinan bisa terjadi dalam kurun waktu 10 tahun. Penerima bantuan tahun 2012 bisa saja telah mengalami perubahan taraf hidup.
Oleh sebab itu, Deni Hakim Anwar selaku anggota Komisi IV DPRD Samarinda meminta Dinsos Samarinda untuk segera mensinkronkan data yang ada dengan Pusdatin.
“Kan, jadi tidak relevan sekali dengan kondisi sekarang. Makanya saya sampaikan kepada Kadinsos yang baru menjabat, tolong disandingkan data kita dengan Pusdatin. Beliau mengiyakan dan akan berangkat ke Ibu Kota untuk memastikan bahwa data kita betul-betul update sampai saat ini, artinya sesuai BPS di tahun 2021,” ujar Deni Hakim Anwar. (man)
Villa Bima Sakti Selecta Batu Jadi Saksi Perjuangan Bung Karno

Villa Bima Sakti lt.2 di Taman Rekreasi Selecta kamar 47 tempat Bung Karno mencari insprasi
BATU – Siapa yang tidak kenal Soekarno, tokoh nasional yang sarat dengan ide cemerlang dalam membangun Negara Indonesia. Salah satu tempat yang sangat disenangi karena mampu mendukungnya dalam mencari ide dan mengambil keputusan penting terbentuknya Negara ini adalah Selecta Batu.
Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno memiliki jejak sejarah panjang dalam mengkonsepkan proklamasi dan menelurkan beberapa ide brilian saat berada di Kota Batu, Jawa Timur. Salah satunya adalah wisata Selecta yang menjadi saksi bisu perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Di tahun 1942 silam, Bung Karno menyempatkan diri untuk menginap di sebuah vila De Brandarice atau yang sekarang dikenal dengan vila Bima Shakti yang berada dalam taman wisata Selecta Batu selama sekitar satu minggu hingga 10 hari.
Ada kenangan bung Karno sampai sekarang, menjadi saksi sejarah berupa tulisan yang terpampang dalam pigura di dalam kamar.
“Kenang-kenangan pada Selecta tetap hidup dalam ingatan saja. Bukan sadja karena tamasja jang indah, tetapi djuga karena di Selecta itu beberapa putusan penting mengenai perdjoangan Negara telah saja ambil,” begitu yang ditulis Bung Karno.
Rangkaian kalimat itu dituangkan dalam tulisan tangan. Di bawahnya tertera 1 Maret 1955, penanda tanggal tulisan itu dibuat. Dipajang dengan bingkai hitam dan digantung di tembok sebuah ruangan. Penulisnya adalah Presiden Republik Indonesia, Soekarno.
Beberapa potret Bung Karno turut dipajang di tembok. Proklamator Indonesia itu pernah berada di dalam ruangan tersebut, dan menginap.
Kedatangan Bung Karno yang memang dirahasiakan tersebut, bertujuan untuk merenung dalam konteks mencari inspirasi ataupun mengambil putusan penting yang dibuat menuju Proklamasi. Kamar De Brandarice atau Bima Sakti inilah beliau mampu menelorkan ide cemerlangnya.
“Beliau mengakui seperti itu bahwa di vila Bima Shakti ini lah, beliau mendapatkan inspirasi,” ujar Marketing Selecta, Dio kepada Vivaborneo.com, Kamis, (28/4/2022).
Bung Karno berpesan ketika datang tidak perlu disambut berlebihan tapi seperti halnya tamu biasa dan tanpa pengawalan.
Kota Batu memang dirasa sangat nyaman dan Sukarno senang berada dengan suasana Selecta, apalagi posisi villa yang menghadap ke alam dan terlihat beberapa rumah warga sekitar.
“Bung Karno juga meninggalkan pesan dalam tulisan yang ditinggalkan di kamar. Kertas itu bertuliskan ‘Bangunlah Selecta dengan kemampuan sendiri dan dengan hasil jeri payah sendiri. Tulisan itu masih kita simpan juga,” ungkapnya.
Vila dengan luas sekitar 20 X 12 yang dulunya hanya ada dua kamar dan satu ruang makan kala itu di tahun 1942 memang hanya ditempati oleh Bung Karno saja, kamar 47.
Setelah Indonesia Merdeka, rupanya Bung Karno menyempatkan diri kembali ke Selecta untuk nostalgia dengan kamar yang banyak membantunya dalam.menyusun konsep membangun negeri di tahun 1946.
Bung Karno pun memberi nama Villa yang membuatnya bisa menelorkan banyak konsep itu dengan nama “Bima Shakti “.
Diperkirakan Bung Karno singgah di sini saat Sidang Pleno ke lima Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) digelar di Gedung Rakyat Kota Malang pada 1947. Meski pada akhirnya orang nomor satu di republik itu tak jadi menghadiri sidang pleno dan digantikan Bung Hatta.
Bung Karno sering menginap di tempat itu pada kurun 1952-1955, setelah kondisi negara relatif lebih aman. Sebuah vila yang semula bernama Vila De Brandarice. “Nama lama vila diganti jadi Bima Sakti sesuai usul Bung Karno,” kata Direktur Selecta, Sujud Hariadi.
Pilihan nama Bima Sakti merujuk salah satu tokoh dalam dunia pewayangan, Bima sosok berkarakter tegas, berani dan berhati lembut.
Selama menginap di vila itu, Bung Karno sering terlihat olah raga kecil di pagi hari. Setelah itu lebih banyak berada di dalam kamar. Merumuskan gagasan kebangsaan dan bernegara
Kembalinya Bung Karno ke vila Bima Shakti bersama sang Ibunda, anak pertamanya Guntur Sukarnoputra dan para pejabat pemerintahan lainnya hanya sekedar singgah dan mengunjungi warga sekitar Selecta.
“Kesini yang kedua itu bersosialisasi ke kampung-kampung. Mungkin ingin melihat kehidupan masyarakat sekitar sini. Itu pun hanya singgah dan tidak bermalam,” katanya.
Vila Bima Shakti yang dulunya hanya dua kamar, sekarang sudah bertambah menjadi 10 kamar. Bangunan hingga perabotan fasilitas yang masih tetap sama seperti Bung Karno pertama kali ke vila tersebut, hanya dilakukan perawatan saja tanpa merubahnya.
Terlihat juga beberapa foto Bung Karno dan tulisan dari Bung Karno terpajang di dalam Vila Bima Shakti. Vila yang menjadi saksi bisu dan renungan Bung Karno itu hingga saat ini masih disewakan kepada para pengunjung yang ingin menginap.
“Tetap kita sewakan. Rata-rata pengunjung itu kesini karena ingin merasakan sensasi kamar yang pernah ditempati Bung Karno dengan suasana yang masih asli” tuturnya.
Vila yang baru saja setahun lalu diresmikan sebagai Cagar Budaya, saat ini menjadi ikon bagi wisata Selecta, Kota Batu dan menjadi kebanggakan daerah. Sejarah pernah ditempati oleh Presiden RI Soekarno.
Ingin nikmati kamar Soekarno atau dikenal dengan kamar Soekarno Sweet. Dibandrol dengan harga Rp.1 juta. Sementara kamar lainnya Rp.750 ribu.
Villa Bima Sakti
Vila Bima Sakti merupakan satu dari beberapa vila di dalam Taman Wisata Selecta. Tempat wisata ini terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Berada di ketinggian sekitar 1.150 meter dari permukaan laut. Taman cantik seluas 20 hektare ini dikelilingi Gunung Arjuno dan Welirang serta Gunung Panderman.
Selecta dibangun oleh seorang Belanda, De Ruyter De Wildt pada 1920-1928. Selecta dari kata Selectia yang dalam bahasa Belanda berarti Pilihan.
Lokasi ini awalnya ditujukan sebagai tempat peristirahatan pembesar Pemerintah Hindia Belanda. Tempat pelesir pilihan golongan eropa.
Saat Agresi Militer Belanda II pada 1949, Selecta sempat di bumi hanguskan oleh para pejuang Indonesia. Ini bagian dari taktik Malang Bumi Hangus, agar seluruh aset tak kembali jadi milik Belanda.
Setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada 1950 Selecta dibangun kembali oleh 47 orang pendiri. Mereka juga membentuk perseroan terbatas untuk mengelolanya. Selecta memang memiliki nilai sejarah tinggi.
Sampai sekarang, salah satu tempat wisata legendaris di Kota Batu ini tetap jadi tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Ada perbaikan di dalam kawasan itu, tapi nyaris tak mengubah banyak bentuk aslinya. Termasuk bangunan Vila De Brandarice atau Vila Bima Sakti hampir tetap seperti bentuk awalnya. Kamar tempat Bung Karno menginap itu juga disewakan pada para wisatawan yang datang menginap.
“Ada sedikit pembenahan pada bagian yang rusak di ruangan itu. Tapi secara umum tetap seperti dulu,” ujar Sujur Hariadi Direktur Selecta.
Taman Wisata Selecta dilengkapi berbagai wahana, di antaranya kolam renang, taman bunga, wahana ketangkasan mancakrida seperti luncur gantung, wahana bermain anak dan lain sebagainya. Rata – rata kunjungan wisatawannya ada sebanyak 1.000 – 1.500 pengunjung di hari biasa. Saat akhir pekan bisa mencapai 3.500 – 15.000 wisatawan. Tiket masuk ke Selecta sendiri hanya sebesar Rp 40 ribu.
“Siapa saja yang ingin datang berwisata dan menginap, ya silakan saja,” tutur Sujud Hariadi yang juga ketua PHRI Batu. (Buang Supeno)
Bayar Zakat di Masjid Ini Bisa Dapat Motor Listrik
SAMARINDA – Pengurus Masjid Al Ma’ruf Samarinda punya cara tersendiri untuk memotivasi para jemaahnya. Sepekan menjelang Lebaran, masjid ini menyiapkan berbagai hadiah khusus untuk jemaah yang salat tarawih dan membayar zakat di masjid ini.
Ketua Pengurus Masjid Al Ma’ruf Samarinda H Nanang Sulaiman yang akrab disapa Abah Nanang menyampaikan, ini adalah tahun kedua masjid ini memberikan hadiah undian untuk para jamaah di akhir Ramadan.
“Hadiah utama motor listrik dan 3 sepeda, sumbangan dari Wakil Gubernur Kaltim Bapak Hadi Mulyadi,” sebut Abah Nanang yang juga senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Kaltim ini.
Selain dari Hadi Mulyadi, sumbangan hadiah juga datang dari Ketua DPRD Samarinda Sugiyono, berupa mesin cuci. Ada pula hadiah lain berupa lemari es, dukungan dari Erwin Izharuddin, juga dari Abah Nanang sendiri. Ada pula kipas angin dari Ifan Kusnandar. Salah satu perbankan syariah di Samarinda juga memberikan tambahan hadiah untuk kegiatan ini. Dukungan juga datang dari Jawa Indah Rental, yang setiap tahun meminjamkan tenda dan kipas angin gratis untuk proses penerimaan zakat di masjid ini.
“Kalau tenda dan kipas angin kebetulan usaha sendiri. Selain di Masjid Al Ma’ruf, sewa tenda dan kipas gratis tiap tahun juga diberikan untuk Masjid Raya Darussalam Samarinda,” tambah Abah Nanang.
Terkait kupon undian berhadiah, Abah Nanang menjelaskan, setiap jemaah yang membayar zakat, atau yang salat tarawih seminggu sebelum Lebaran, diberikan kupon untuk diisi.
“Kupon itu dikumpulkan dan nanti diundi seminggu setelah Lebaran,” ujarnya.
Hadiah tersebut, diharapkan bisa memotivasi jemaah. Walau urusan ibadah sebenarnya merupakan urusan akhirat. Namun, tidak ada salahnya memberikan apresiasi kepada para jemaah dalam berbuat kebaikan.
“Akhirat dapat, dunia juga dapat,” pungkasnya. (*)
Pak Dahlan Meninjau Lokasi IKN
Catatan Rizal Effendi

Dahlan Iskan bersamaq Rizal Effendi di lokasi Titik Nol IKN
ALHAMDULILLAH, Jumat (29/4/2022) kemarin saya mengawal Pak Dahlan Iskan ke lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku. Malam sebelumnya saya diberitahu Pak Zaenal Muttaqin (ZAM), wartawan kepercayaan Dahlan bahwa Pak Dahlan ada di Samarinda. “Subuh kami sudah bergerak dari Samarinda,” katanya kepada saya. Sehari sebelumnya Pak Dahlan dating ke Samarinda, kampung halamannya juga. Pak Dahlan sempat bertemu Gubernur Kaltim Dr Isran Noor dan bahkan sempat ke Jantur, Muara Muntai, Kutai Kartanegara. “Saya lupa bawa Rizal biar ramai,” katanya.
Saya bersama rekan saya Zaenal Abidin habis subuhan sudah bersiap. Saya bilang nanti saya menunggu di persimpangan Km 38 Samboja. Lalu kami menuju ke sana lebih cepat. Saya tahu type Pak Dahlan tak suka menunggu. Dulu kalau menjemput di Bandara Sepinggan kita terlambat, Pak Dahlan seenaknya saja naik ojek. “Jangan suka membuang waktu,” katanya memberikan pelajaran.
Pak Dahlan konsisten dengan sikap itu. Baik ketika dia menjadi pemimpin redaksi, menjadi Dirut PLN dan bahkan Menteri BUMN. Saya sempat tidak enak denganrombongan kepala daerah ketika diajak Pak Dahlan ke China ada yang pernah ditinggal di hotel. “Biar beliau menyusul,” kata Pak Dahlan tenang.
Di dunia jurnalistik ada istilah “deadline,” waktu terakhir membuat dan menyelesaikan pekerjaan membuat berita. Lewat deadline berita tidak bisa dimuat atau ditinggal meski sudah diliput capek-capek. Jantung saya sering berdebar-debar kalau meliput final sepakbola malam hari. Apalagi kalau ada perpanjangan waktu bermain. Maklum zaman dulu pekerjaan membuat berita masih manual. Harus dating ke kantor redaksi atau ke press center. Sekarang cara kerja seperti itu tidak lagi. Wartawan sekarang bersyukur dengan kemajuan teknologi, membuat berita di lapangan atau dalam WC sekalipun sudah bisa. Cukup dengan HP yang digenggam.
Pelajaran menghargai waktu itu sangat saya terapkan ketika menjadi walikota. Saya sering sebelum jam 07.00 pagi sudah di kantor. Kalau menghadiri acara saya selalu dating sebelum waktu yang ditentukan walau saya tahu jarang ada acara yang dilaksanakan tepat waktu. “Saya tak suka orang yang menunggu-nungu saya. Lebih baik saya yang menunggu. Saya merasa sebagai walikota bukan raja, tapi pelayan masyarakat. Karena itu saya sangat menghormati dan terbuka kalau ada orang yang ingin bertemu saya. Dalam waktu apapun meski sebelumnya tidak janjian.
Saya senang bisa bertemu Pak Dahlan. Maklum cukup lama tidak bersua langsung. Dia bos saya, ya juga guru saya. Ketika Pak Dahlan dipromosi ke Surabaya menjadi coordinator Majalah Tempo dan belakangan CEO Jawa Pos, saya meneruskan tugas Pak Dahlan di Samarinda. Pak Dahlan sudah jadi wartawan di zaman Gubernur Kaltim H Abdoel Wahab Sjahranie (1967 – 1978). Masih pakai sandal jepit (sekarang sukanya sepatu kets atau sneakers) dan sangat sederhana. Kesederhanaan itu juga menjadi salah satu cirri khas Pak Dahlan yang diajarkan kepada saya dan teman-teman.
Pak Dahlan pekerja keras. Kalau dating ke daerah tidak pernah ada di hotel. Dia bergerak terus. Malah dulu sering tertidur di ruang redaksi. Tidak ada kata tidak bisa. Waktu belajar bahasa China, sempat tinggal di kampung China. Dan sangat kuat memorinya. Dia tak pernah mencatat kalau mewawancarai seseorang. Saya dan teman-teman Jawa Pos Group pernah diajak Pak Dahlan mewawancarai Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi di istana kepresidenan, Putrajaya Kuala Lumpur tahun 2000-an awal. Kami semua mencatat dan merekam. Maklum bertemu seorang kepala negara, takut salah kutip. Tapi ketika kami menulis, Pak Dahlan jauh lebih lengkap.
Saya juga kaget Pak Abdullah Badawi juga sederhana, sangat familiar dan tidak suka protokoler. Ketika kami diajak makan, Perdana Menteri sendiri yang melayani. Satu persatu kami diberi piring. Tak ada petugas saji di ruang itu. Tak ada petugas pengawalan. Sebuah pelajaran baik buat kita walau kita terbilang orang mampu dan berkuasa.
Pak Dahlan sangat kuat dengan ide dan visi. Kita pernah membuat koran di Tanah Suci pada musim haji tahun 90-an. Sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh pekerja atau pengusaha media di Tanah Air. Waktu itu Jawa Pos bekerja sama dengan perjalanan haji Tiga Utama (milik pengusaha Ande Abdul Latif dari Makasaar) dengan koran Al Madinah di Jeddah. Yang menarik, juru bahasa kami di Makkah adalah Prof KH Said Aqil Siradj, mantanKetua PBNU, yang saat itu masih kuliah di Universitas Ummul Quro Makkah. Di sana juga saya pertama kali bertemu KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yang tinggal di rumah Kiai Said saat melaksanakan ibadah haji. Saya selalu ingat dan sering saya sampaikan ke orang lain cerita humor kesebelasan pesantren bertanding sepakbola. Itu cerita Gus Dur, yang memang suka melempar humor segar. Dia menceritakan kelucuan akibat kiai pesantren tidak pernah menonton sepakbola.
KE TITIK NOL
Hampir dua jam kami berada di lokasi IKN. “Alhamdulillah saya bisa menangkap langsung suasana di lokasi ibukota negara yang baru ini,” kata Pak Dahlan bersemangat. Penampilan Pak Dahlan nampak segar, padahal menempuh perjalanan panjang dari Sumatera ke Kaltim. “Sehat yang zal,” katanya akrab.
Ada tiga lokasi yang ditinjau Pak Dahlan, kemarin. Pertama, ke menara yang sering dijadikan salah satu objek foto orang yang dating ke sana. “Sebenarnya ini bukan menara IKN pak, tapi menara tempat kami mengontrol api kalau terjadi kebakaran hutan,” kata Iswanto dari pengawas PT ITCI Hutani Manunggal (IHM).
IHM adalah perusahaan tanaman industry milik pengusaha Medan SukantoTanoto (Royal Golden Eagle/RGE), yang dijadikan lokasi IKN. Berdasarkan SK Menhut No 184 tanggal 23 April 1996, IHM diberikan konsesi hutan di Sepaku itu seluas 161 ribu hektar lebih, yang ditanami tanaman pohon Eucalyptus spdan Acacia Mangium. Dari lahan seluas itu, sekitar 47 ribu hektar diambil untuk keperluan ibu kota baru.
“Saya kira di sini sebagian hutan alam yang ditumbuhi pohon meranti, bengkirai dan ulin, ternyata semuanya yang terlihat Eucalyptus ya,” kata Pak Dahlan.
Bersama Pak Ismanto, Pak Dahlan sempat berdiskusi keistimewaan pohon yang punya serat panjang,
yang pada umumnya akan menghasilkan kertas yang lebih kuat. “Eucalyptus termasuk yang punya serat panjang,” kata Ismanto.
Sejauh ini, IHM masih diperbolehkan menanam dan memanen pohon di lokasi IKN sampai nanti pembangunan IKN dimulai. Pak Dahlan kemarin bisa menyaksikan langsung puluhan truk yang mengangkut kayu hasil tebangan di lokasi tersebut. Kayu-kayu itu kemudian dikapalkan menuju Pelawan Riau untuk dijadikan bahan baku kertas di Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) milik Sukanto juga.
Ismanto menjelaskan IHM berbeda dengan dengan PT ITCI Kartika Utama, HPH milik Angkata Darat yang dijual kepada Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Lokasi seluas 173 ribu hektar itumemang berdekatan dengan lokasi IHM. Dulu hasil tanaman industri di PT ITCI Kartika Utama dikirim ke pabrik kertas Kiani Kertas di Mengkajang, Berau milik Prabowo.
Dari menara, Pak Dahlan dipandu kelokasi Titik Nol IKN, tempat Presiden Jokowi menyatukan air dan tanah yang dibawa 34 gubernur se Indonesia, pertengahan Maret lalu. Dia sempat memperhatikan sejumlah pohon yang dibawa para gubernur. “Ada yang mati nggak,” katanya bertanya sambil membuat video.
Beberapa pengunjung yang kebetulan ada di sana, sempat mintafotobersama. Termasuk juga Pak Ismanto dan Insp Pol Dua Sumarsono dari Polsek Sepaku bersama dua anak buahnya. “Kapan lagi bisa ketemu Pak Dahlan,” kata mereka. Sekcam Sepaku Kustaman mengaku menyesal ke Balikpapan sehingga tidak bisa ketemu. “Aduh padahal idola saya Pak Dahlan,” katanya lewat WA.
Pak Dahlan juga sempat naik ke bukit tempat Presiden Jokowi berkemah. Fasilitas sanitasinya masih ada dan dikunci. Saya terengeh-engeh naik ke sana, apalagi udara panas dan puasa. Tapi Pak Dahlan tenang-tenang saja bersama Polisi Sumarsono yang mendampinginya. “Ini Pak Sumarsono, sudah bertahun-tahun tugas di sini. Sudah jadi warga Sepaku,” kata Pak Ismanto.
Sebelum pulang Pak Dahlan menyemangati saya untuk terus berkarya dan mengembangkan kemampuan. “Maju terus jangan berhenti di walikota saja. Apa kelegislatif atau ada pilihan ke gubernur,” katanya memukul pundak saya. “Juga kalau bisa didorong ke IKN bos,” kata Pak ZAM menimpali, yang dulunya dia juga yang mendorong saya ke pemilihan walikota Balikpapan mendampingi Pak Imdaad Hamid tahun 2006 silam.@@@@@
Jalin Sinergisitas Manajemen Arum Manis Restaurant Ajak Wartawan Buka Bersama
April 30, 2022 by admin
Filed under Serba-Serbi
BATU – Manajemen Arum Manis Restaurant yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, No.8, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, mengajak wartawab buka puasa bersama (bukber), Jumat (28/4/2022).
Feravi Hendrik Operational Manager Hidden Forest menjelaskan, tujuan buka puasa bersama wartawan untuk sinergisitas dalam membantu boosting media promosi, terkait dengan persiapan opening hidden forest restaurant.
“Tujuan kami mengajak buka puasa bersama rekan jurnalis Kota Batu, untuk membantu boosting media promosi persiapan opening hidden forest restaurant,” kata Erik sapaan akrabnya.
Pihaknya mengungkapkan, jika lokasinya terletak di komplek seputaran Arum Sari Restaurant. Memiliki konsep restaurant middle up dengan open air outdoor serta indoor.
“Kami menyajikan menu western, Javanese dan Chines Food. Kalau untuk minuman kami ada wine, beer, soju. Selain itu juga ada fresh juice dan kopi,” ungkapnya.
Pria yang baru sebulan tinggal di Kota Batu ini juga menambahkan, planing atau rencana ke depan mulai soft opening pada 3 Mei 2022.
“Strategi marketing yang kami lakukan sementara ini hanya mengandalkan media sosial, seperti facebook dan instagram,” paparnya.
Pihaknya berharap, bisa jadi salah satu destinasi wajah baru F&B yang satu-satunya ada di Kota Batu. Selain itu, dengan adanya buka puasa bersama dengan rekan-rekan wartawan bisa membantu mempublish tentang great market yang ditawarkan, baik kepada wisatawan maupun para pengunjung. (Buang Supeno)