Kanwil Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering
November 27, 2023 by admin
Filed under Kalimantan Timur
SAMARINDA – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kaltim menggelar kegiatan media gathering, mengusung tema “Strategi Komunikasi dalam Penguatan 7 Program Prioritas di Hotel Diamond Jalan Lambung Mangkurat Samarinda, (27/11/2023).
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Kaltim H. Abdul Khaliq mengatakan Kanwil Kemenag Kaltim baru pertama kali ini menggelar media gathering bersama wartawan di Kaltim. Acara ini dianggap penting bagi Kanwil Kemenag bisa bekerjasama sesuai tugas dan fungsi pokok masing-masing.
“Kami selalu siap melayani keperluan informasi dari teman-teman wartawan,” ujar Abdul Khaliq.
Dijelaskan, Kementerian Agama telah melaksanakan 7 program prioritas yang meliputi penguatan moderasi beragama, transformasi digital, tahun toleransi, revitalisasi KUA, religiosity index, kemandirian pesantren dan islamic cyber university.
Transformasi digital secara nasional Kementerian Agama punya program PUSAKA sedangkan di Kanwil Kemenag Kaltim disebut SiIKHLAS (sistem informasi keagamaan harmonis luwes akseleratif dan sinergi).
Kakanwil Kemenag Kaltim menjelaskan revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) di Kaltim sudah dilakukan, ada beberapa KUA direvitalisasi dan diperbaiki. Masyarakat sudah mulai banyak yang melangsungkan pernikahan di KUA. KUA bukan milik Islam. KUA adalah tempat pelayanan Keagamaan semua agama. Sehingga komunikasi dan pelayanan umat beragama bisa dilayani di KUA.
“Masyarakat sudah merasa terbantu, ada pelaminan dan bisa foto-foto,” ujar Abdul Khaliq mempromosikan KUA.
Dalam program moderasi beragama, ia menilai penguatan moderasi beragama belum terlalu terasa pada level publik.
“Di tahun politik ini, sosialisasi dan publikasi moderasi beragama adalah jalan menuju toleransi beragama yang perlu terus digalakkan pada level madrasah, sekolah, tempat ibadah dan masyarakat luas,” kata Abdul Khaliq.
Dalam program kemandirian pesantren, Ia berharap pesantren mampu menjadi daya ungkit dengan program pemberdayaan pesantren. Kakanwil Kemenag juga meminta seluruh jajarannya untuk memperluas komunikasi publik atas terselenggaranya tujuh program prioritas Kemenag.
“Jangan sampai tidak terpublikasikan dengan baik. Publikasi program bisa dilakukan dengan melalui media konvensional maupun media digital lainnya,” ucap Abdul Khaliq.
Akhmad Fauzin Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi (HDI) Kemenag RI yang hadir secara daring menyampaikan dalam program transformasi digital, berharap integrasi layanan digital dengan satu aplikasi Pusaka segera tercapai.
“Kita membangun aplikasi tapi kurang memahami keamanan siber, sehingga mudah di retas oleh situs tidak bertanggung jawab seperti situs judi online,” ungkap Fauzin.
Dalam program Cyber Islamic University, menurut Fauzin ketersediaan sarana dan prasarana wajib terpenuhi sesuai dengan ekspektasi sebagai digital university di Indonesia yang menekankan pada aspek teknologi.
Sementara itu Ririn Sari Dewi – staf ahli Gubernur Kaltim mengatakan strategi komunikasi harus melibatkan stakeholder dan mengetahui siapa saja audiennya.
Ia menyarankan Kemenag Kaltim bekerjasama dengan influencer seperti tokoh agama, santri generasi milenial yang dekat dengan audien. Termasuk melakukan kerjasama Bintek PPID dengan Dinas Kominfo Kaltim.
“Pola komunikasi yang efektif saat ini adalah dengan mengetahui siapa sasaran audien dan bagaimana mengelola keterbukaan informasi publik sehingga efektif dalam menyampaikan 7 program prioritas Kemenag,” kata Ririn. (hd)
APEL Kota Batu Gelar Wayang Kulit “Semar Mbangun Kayangan” Peringati Hari Wayang Nasional 2023
BATU – Asosiasi Pemerintahan Desa dan Kelurahan (APEL) Kota Batu menggelar pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Semar Mbangun Kayangan” di rest area Desa Sidomulyo,Minggu malam (26/11/2023).
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai rangkaian perayaan Hari Wayang Nasional (HWN) 2023. Ketua APEL, Wiweko, menjelaskan acara tersebut merupakan bentuk pelestarian budaya wayang kulit sekaligus upaya memperingati hari penting bagi kesenian tradisional Indonesia.
Dalam pergelaran yang sarat dengan wejangan dan pelajaran hidup, Wiweko menyampaikan di tengah situasi politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum 2024, seni wayang mampu menjadi sarana meredakan perbedaan di masyarakat.

Penyerahan Gunungan Sebagai Tanda diawali pertunjukan wayang dari Ketua Apel hingga ke Dalam Ki Eko Saputro
Dikatakan, wayang kulit bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pemersatu masyarakat. Melalui pertunjukan ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga keharmonisan dan kerukunan, terutama dalam menghadapi tahun politik.
“Tugas kita semua bersama sama bagaimana wayang kulit ini jangan sampai hilang, seniman seniman tidak hilang pekerjaan dan kita sebagai anak bangsa bisa menyalurkan seni-seni budaya seperti ini ke depannya agar tidak hilang dan dicuri negara lain,” lanjutnya.
Wiweko juga menekankan kepada para Kepala Desa yang hadir agar tetap menjaga netralitas dalam pelaksanaan pemilu 2024.
“Saya mengajak para Kepala Desa untuk bersifat netral dalam pemilu mendatang. Ciptakan pelayanan yang baik tanpa membedakan warna politik, sehingga masyarakat dapat merasakan keadilan dan kebersamaan,” tambahnya.
Acara dimulai dengan penyerahan Gunungan dari Ketua APEL, Wiweko, kepada para Kepala Desa yang hadir yakni Kades Sidomulyo, Pandanrejo, Giripurno dan Kades Sumberbrantas. Gunungan tersebut kemudian diterima oleh Ki Dalang Eko Saputro, yang bertugas memainkan lakon “Semar Mbangun Kayangan.”.
Lakon “Semar Mbangun Kayangan” dinilai Ketua APEL Wiweko sangat menginspirasi. Ketokohan Semar sebagai simbol wong cilik, rakyat jelata, mencoba membangun kayangan. Kayangan yang dimaksud Semar bukanlah istana megah (baca: kekuasaan) melainkan untuk mengembalikan sikap pemimpin untuk berorientasi pada rakyatnya.
Pemimpin harus memiliki rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan). Tujuannya tercipta negeri makmur, adil, sejahtera, dan sentosa, gemah ripah loh jinawi. Nilai yang terkandung dalam lakon ini bisa menjadi teladan terutama bagi generasi milenial.
“Wayang ini merupakan tontonan dan tuntunan, jadi ada kehendak keinginan bahwa cerita perwayangan ini bisa menjadi kehidupan anak-anak kita di generasi milenial dan kalau kesenian bangkit, ekonomi juga pasti bangkit. Budaya bagian dari keinginan kita dan nguri- uri kebudayaan jawi adalah hal yang sangat penting bagi kita,” pungkas Wiweko yang juga Kepala Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Kota Batu. (Buang Supeno)
Tarian Ksatria Memanah Pukau Pengunjung Kaltim Festival Gate Of Nusantara di TMII
JAKARTA – Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) turut memeriahkan Kaltim20 Festival 23 dengan Tema Gate Of Nusantara, dibuka oleh Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik ditandai pemukulan Kendang Jimbe Gendang Rabana berlangsung di Anjungan Kaltim Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Sabtu (25/11/2023).
Dalam kegiatan itu, semua kabupaten/kota di Kalimantan Timur turut mengambil peran salah satunya Kutai Kartanegara dengan penampilan berbagai tarian khas daerah, juga peragaan fashion show motif batik khas melayu Kutai dengan desainer ternama Imam Pranawa, hingga promosi produk Usaha, Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kutai Kartanegara tampil perdana dalam Festival Kaltim Gate Of Nusantara, menampilkan Tarian Ksatria Memanah, sinopsis atau ringkasan alur ceritanya bermula dari kisah para ksatria yang lahir dan bertijak di tanah kerajaan. Dengan bersenjatakan panah, para ksatria tunduk pada karsa dan asa yang sama, menjadikan sosok bersahaja serta gagah berani, menjaga setiap penjuru wilayah kerajaan.
Terejawantahkan dari gerakan tarian kreasi para ksatria yang lihai dalam memanah yang dibalut dengan berbagai ragam gerak dasar dari tari Keraton Kutai. Para ksatria disenjatai oleh panah yang rela untuk berkorban. Terpatri pada sumpah setia dan mengabdi demi terciptanya kedamaian negeri kerajaan.
Biasanya tarian tersebut juga dipentaskan di Keraton Kutai Kartanegara serta dalam upacara sakral ritual Bepelas Sultan. Tarian tersebut juga menjadi bagian dari upacara adat Erau yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya.
Dari penampilan itu, para pengunjung di Anjungan Kaltim TMII memberikan upplause atau tepuk tangan dan apresiasi atas pelestarian seni budaya yang saat ini terus dilestarikan di Tanah Kutai kartanegara.
“Kaltim Festival Gat Of Nusantara ini bagian untuk mempromosikan potensi seni budaya yang ada di Kutai Kartanegara baik di kancah nasional maupun mancanegara,” ucap Kadispar Kukar Slamet Hadiraharjo.
Sementara itu, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik mengapresiasi atas keterlibatan Dispar Kukar dalam Kaltim Festival Gate Of Nusantara tahun 2023 di Anjungan Kaltim TMII Jakarta.
“Saya mengapresiasi atas keikutsertaan Kukar dalam memeriahkan Kaltim Festival Gate Of Nusantara di Jakarta. Tentunya semua kabupaten/kota di Kaltim dapat mempromosikan seni dan budaya yang dimiliki sebagai bagian dari kesiapan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara Nusantara (IKN),” apresiasi AKmal Malik.
Ditambahkan Akmal Malik, kegiatan tersebut juga sebagai promosi seni budaya Kalimantan Timur baik di TMII dan sejumlah Bandara Internasional dan Domestik serta kota-kota besar lainnya di Indonesia.
“Kehadiran IKN di Kaltim akan membawa dampak luas bagi masyarakat, untuk itu pemerintah provinsi Kaltim turut mendukung dan mensukseskan program pemerintah dalam proses pembangunan IKN di Kaltim. Saya berharap para duta besar dapat berkunjung dan melihat langsung pembangunan IKN yang saat ini terus berjalan, termasuk menyaksikan seni budaya unggulan Kaltim disetiap kabupaten/kota, dan berharap membawa warga negaranya untuk berwisata di Kalimantan Timur,”demikian harap Akmal Malik.
Turut hadir Wakil Bupati Kukar H Rendi Solihin didampingi Kepala Dinas Pariwisata Slamet Hadiraharjo, Kepala Penghubung Kalimantan Timur Jakarta Raihan Fida Nuzband, Duta Besar Seychelles Indonesia Nico Barito, Bankaltimtara, Direktur Kebudayaan Pariwisata dan ekonomi kreatif IKN dan undangan lainnya. (kk10)
Muhammadiyah Kalsel Ajak Aksi Nyata Untuk Perubahan Iklim
TANAH LAUT – Isu perubahan iklim upaya mitigasi dan adaptasi yang dilakukan oleh berbagai kalangan, harus diwujudkan dalam aktivitas nyata sehingga memberikan kontribusi pada inisiatif penyelamatan semesta.
Hal itu ditegaskan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel, Prof DR. H Ridhahani Fidzi, M.Pd pada pembukaan acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PWM Kalsel Jumat malam (23/11/2023) di ruang pertemuan terbuka Jorong Barutama Greston (JBG) Jorong, Tanah Laut.
Rakerwil dilaksanankan selama 2 hari dari tanggal 23 hingga 24 Nopember 2023. Menurut Ridhahani, ikhtiar untuk menyelamatkan bumi telah di kuatkan Muhammadiyah ketika menghelat milad 111 Muhammadiyah yang digelar Minggu lalu di Universitas Muhammadiyah Jogjakarta.

Ketua PWM Kalsel Ridhahani Fidzi menyerahkan plakat ucapan terimakasih kepada manajemen JBG Rizali Rahman
“Ini menunjukkan konsen Muhammadiyah untuk lebih banyak berbuat untuk menjaga bumi menyelamatkan semesta” ujarnya.
Menurut guru besar UIN Antasari ini perubahan iklim merupakan isu global yang berefek kepada semua penduduk dunia sehingga ancaman kekeringan seperti sungai mengering, danau mengering dan gagal panen serta krisis air merupakan ancaman yang tidak bisa dihindarkan oleh siapapun sekarang ini.
Sebagai khalifah, kata Ridhahani, manusia mendapat amanah dan kewajiban menjaga kelestarian lingkungan tidak mencemari tidak merusak alam sehingga ini harus dilakukan bersama tidak bisa sendiri-sendiri tapi harus berkolaborasi.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa Allah telah mengingatkan pada surah Ar-Rum ayat 41 bahwa kerusakan di muka bumi ini karena ulah tangan manusia.
“Perlu kesadaran bersama, mengingatkan sesama kemudian melakukan aksi nyata” tukasnya.
Sementara itu sekretaris Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Djihadul Mubarok, mengatakan komitmen Muhammadiyah menjaga lingkungan agar pembangunan berkelanjutan. Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga sudah memulai pertemuan Global Forum for Climate Movement tanggal 17 – 18 November 2023 bertempat di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. “Ini menjadi bukti komitmen Muhammadiyah dari sejak di dirikan dengan visi kedepan,” tutur Djihadul.
Dengan demikian upaya untuk mengatasinya haruslah upaya bersama multi stakeholder kolaborasi berbagai pihak sebagai aksi bersama dalam wujud nyata untuk mengeliminasi dampak dari perubahan iklim.
Sementara itu Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalimantan Selatan, Fathurrahman mengungkapkan Rakerwil ini dilaksanakan untuk membangun sinergi dengan daerah-daerah di seluruh Kalimantan Selatan untuk melaksanakan program-program yang terkait dengan mitigasi dan adaptasi atas perubahan iklim yang berbasis jamaah, keumatan dan merupakan rancang bangun peran publik bagi lingkungan yang lebih lestari.
Kegiatan Rakerwil ini menurutnya dibarengi dengan kemah penghijauan yang diikuti oleh 50 orang dari Hizbul Wathon (HW) yang akan melakukan penanaman pohon edukasi lingkungan dan kesadaran atas lingkungan
Sebelum Rakerwil, terlebih dahulu digejar dialog lingkungan dengan menghadirkan pembicara dari Sekertaris Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan serta manajemen Jorong Barutama greston (JBG) yang memaparkan best practice pengelolaan lingkungan yang dilakukan JBG.
Dalam dialog lingkungan tersebut juga menghadirkan penampilan Kesenian Madihin oleh H. Anang Syahrani yang menyampaikan pesan pesan moral melalui untaian pantun dan rangkaian kata ditingkahi pukulan gendang rebana.
Sedangkan pada hari Sabtu dari pagi hingga siang, pada kegiatan Rakerwil telah dihasilkan rumusan program strategis sebagai wujud mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, seperti edukasi dan penggunaan energi baru terbarukan seperti pemasangan panel Surya, gerakan hemat energi, pengelolaan sampah berbasis teknologi informasi, sekolah dakwah lingkungan, pelatihan kader lingkungan pengembangan kampung iklim kader dan jamaah Muhammadiyah.
Dalam pelaksanaan program MLH PWM Kalsel bersinergi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten dan kota di Kalsel Sinergi juga dengan PW Aisyiah Kalsel, pemuda dan mahasiswa Muhammadiyah.

Penamaan pohon Cemara Laut oleh Ketua PWM Kalsel diikuti peserta kemah penghijauan
Sementara para peserta kemah penghijauan mengikuti aksi penanaman pohon yang di tandai penyerahan bibit pohon oleh ketua PWM Kalsel H. Ridhahani Fidzi serta Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Djihadul Mubarok kepada perwakilan HW Banjar dan HW Banjarmasin serta perwakilan PDM.
Kemudian dilanjutkan materi pelatihan pembuatan ecoenzym , bertindak sebagai trainer Fatmawati dari komunitas ecoenzym juga aktifis bank sampah Banjarmasin.
Sesudah itu edukasi pembuatan kertas bekas menjadi paving blok dari Tim JBG di whorshop pembuatan paving blok dari kertas. (*)
Universitas Mulia dan Ketahanan Pangan
Catatan Rizal Effendi
SEPERTINYA dalam rangka menyambut rektor baru, Universitas Mulia (UM) Balikpapan menggelar simposium nasional. Temanya menarik: “Ketahanan Pangan & Teknologi Informasi Tahun 2024.” Saya dan Agung Sakti didaulat menjadi moderator. Sama-sama alumni wartawan Kaltim Post.

Para profesor pembicara simposium Universitas Mulia
Rektor baru UM adalah Prof Dr Ir Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. Urang Banjar. Tepatnya dilahirkan di Kota Baru, Kalsel, 57 tahun silam. Dia menggantikan Dr Agung Sakti Pribadi, SH, MH yang sekarang menjadi ketua BPH Yayasan. “Saya baru dua bulan bertugas di UM,” ujar sang rektor.
Ahsin adalah guru besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin. Dia memang ahli ilmu perikanan dan kelautan. Saya tertarik dengan skripsinya membahas ikan toman (Channa micropeltes). Ikan ini keluarga ikan gabus atau iwak haruan. Ukuran terbesarnya bisa mencapai 1 meter, menjadikan ikan ini sebagai ikan predator dan omnivora terbesar di air tawar.
Ikan toman populer ketika ditulis Pak Dahlan Iskan. Ikan itu dikonsumsinya setelah dia menjalani operasi ganti hati di China. Ikan ini memang bermanfaat untuk kesehatan. Di antaranya, mempertahankan tekanan osmotik, mempercepat proses penyembuhan luka, sebagai potensi anthiglikemik dan sangat baik bagi penderita hipoalbuminemia atau mereka yang kadar albuminnya rendah di dalam tubuh.
Karena Ahsin ahli pertanian khususnya perikanan, makanya tema simposium berorientasi ke sana. Kebetulan isu ketahanan pangan menjadi masalah dunia termasuk Indonesia. “Energi dan pangan sudah menjadi masalah dunia,” kata Prof Dr Engkos Achmad Kuncoro, MM, pembicara dari Binus University Jakarta.
Prof Engkos menggagas koperasi multi-pihak termasuk di bidang pertanian, agar petani ikut terlibat dalam kepemilikan dan keputusan. Dalam mengembangkan koperasi multi-pihak, perlu dibangun transformasi digital dan mendirikan platform koperasi. Dia berharap Universitas Mulia menjadi pelopor untuk mendukung program tersebut.
Rektor Ahsin juga jadi pembicara. Dia mengupas masalah ketahanan pangan di Kaltim dikaitkan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Itu sebabnya UM mengundang Kepala Otorita IKN diwakil Deputi Sumber Daya Alam Dr Myrna sebagai keynote speaker.
Sayangnya Pj Gubernur Kaltim Dr Akmal Malik tak bisa hadir. Dia menugasi M Awaludin, SE, MM, kepala Teknis Teknologi Komunikasi Informasi Disdikbud Kaltim untuk membuka. Hadir juga Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo.
Ketahanan pangan bagi Kaltim menjadi penting apalagi dengan adanya IKN. Jumlah penduduk tiba-tiba melonjak. Padahal selama ini Kaltim memenuhi kebutuhan pokoknya disuplai dari Kalsel, Jatim, Sulbar, Sulteng, dan Sulsel.
Menurut Prof Ahsin, didukung dengan lahannya yang luas, masih sangat mungkin dikembangkannya kawasan pertanian, kawasan perikanan tangkap laut, darat dan budi daya di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim. Di antaranya Kutai Kartanegara, PPU, Paser, Berau, Kubar, Kutai, Samarinda, dan Bontang.
Dia mengusulkan perlunya disusun blueprint ketahanan pangan di kawasan penyangga IKN, menetapkan kawasan pertanian dan perikanan serta membangun embung-embung dan waduk.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Faperta Unmul) Prof Dr Ir H Rusdiansyah, M.Si yang hadir di simposium tersebut menggambarkan tidak gampangnya membangun pertanian di daerah ini. Misalnya, soal sulitnya mendapatkan hamparan lahan yang luas dan datar. Kesuburan tanah. Juga sikap mental penduduk setempat.
Tapi dalam pandangannya yang dimuat di Warta Kaltim beberapa waktu lalu, Rusdiansyah menegaskan, karena IKN masuk wilayah Kaltim, maka mau tidak mau ketahanan pangan di IKN khususnya wilayah ring 1 harus dikuatkan Kukar dan PPU.
“Hampir 45 persen kebutuhan beras di Kaltim dari Kukar. Jadi kalau mau meningkatkan ketahanan pangan di Kaltim, maka harus diperkuat Kukar termasuk PPU dan Paser. Juga ada lahan 2.500 hektare di wilayah IKN yang perlu dibangun,” tandasnya.
Agung memuji dan berterima kasih dengan pandangan Prof Rusdiansyah. “Kita mendapat narasumber baru yang kaya pengalaman. Simposium ini masih berlanjut dan kita berharap Prof Rusdiansyah terus terlibat bersama kita,” ucapnya.
PERTANIAN CERDAS
Selain Prof Ahsin dan Prof Engkos, juga hadir menjadi narasumber adalah Prof Dr rer nat Achmad Benny Mutiara QN S.Kom dan Prof Dr Deni SB Yuherawan, SH, MS. Kedua ilmuwan ini sangat melengkapi tujuan simposium.
Prof Benny adalah dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jakarta dan ketua umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Informasi dan Komputer (APTIKOM), sedang Prof Deni, guru besar dan mantan dekan Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Dalam pemaparannya, Prof Benny menggambarkan teknologi yang bakal diadopsi di bidang pertanian pada tahun 2025. Di antaranya kecerdasan buatan (AI), big data analytics, dan komputasi awan untuk mendukung pertanian cerdas atau smart agriculture.
Dia mengingatkan aplikasi kecerdasan robot ada untung ruginya. Menguntungkan karena mampu bekerja tanpa gaji dan makan, bisa melakukan tugas lebih cepat dan akurat serta bisa bekerja sendiri tanpa campur tangan manusia. Tapi kerugiannya, orang kehilangan pekerjaan, membutuhkan suplai daya, perlu pemeliharaan dan butuh biaya untuk membuat atau membeli robot.
Sementara itu, Prof Deni mengungkapkan konflik agraria dan viktimisasi struktural dalam pembangunan pertanian. Ia mengkritik kebijakan Pemerintah yang tidak serius dalam menjalankan Reforma Agraria. Tanah lebih banyak dikuasai oleh korporasi atau pemilik modal.
Banyak yang memuji prakarsa UM yang menggelar simposium. Saya juga beruntung karena banyak yang mendoakan saya sukses menjadi caleg DPR RI No 7 dari Partai Nasdem. “Biar regulasi ketahanan bisa lebih kuat lagi,” kata Prof Ahsin dan lainnya.
Saya juga senang Prof Ahsin hadir di Balikpapan. Setidaknya menambah kekuatan Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KKBKT). Kebetulan KBBKT Balikpapan diketuai H Redy Asmara, pengusaha sukses berdarah Kelua.
UM yang dipimpin Ahsin adalah penggabungan tiga perguruan swasta, yaitu STMIK “STIKOM” Balikpapan, STMIK SPB (Sentra Pendidikan Bisnis) Samarinda, dan ASMI Airlangga Balikpapan. Izinnya dari Menristekdikti pada tanggal 18 Desember 2018 di bawah naungan Yayasan Airlangga Balikpapan.
Kampus UM yang mirip museum nasional Singapura itu diresmikan Wakil Gubernur HM Mukmin Faisyal HP, 15 November 2014. Saya ikut hadir sebagai wali kota. Saat itu sang pendiri, H Hasyim Machmud, ayahanda Agung masih hidup. Dia memang tokoh pendidikan dan pernah dianugerahi penghargaan oleh Pemkot Balikpapan.(*)