Izedrik Emir Moeis Luncurkan Buku “Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia” agar Bangkitkan Kesadaran Ideologi Bangsa

August 12, 2025 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

Samarinda – Politisi PDIP sekaligus mantan anggota DPR RI, Izedrik Emir Moeis, kembali merilis karya terbarunya. Setelah sebelumnya menulis buku “Inche Abdoel Moeis, Pejuang Nasionalis Tanpa Pamrih”, kali ini ia meluncurkan buku berjudul “Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia”. Peluncuran buku tersebut digelar di Cafe Vlory, Jalan Anggur, Samarinda. Senin (11/8/25).

Marhaenisme, yang erat kaitannya dengan sosok Presiden pertama RI Sukarno, pernah menjadi ideologi populer pada awal kemerdekaan. Namun, pamornya memudar setelah kejatuhan Sukarno. Pada masa Orde Baru, melalui Tap MPRS Nomor 25/MPRS/1966, paham yang dianggap dekat dengan marxisme tersebut dilarang, membuat marhaenisme nyaris lenyap dari ruang publik.

Selama lebih dari tiga dekade, ideologi ini tidak lagi diajarkan di sekolah dan jarang dibahas secara akademis. Sukarno pun perlahan dipisahkan dari ajaran yang ia gagas.

Dirinya berusaha menghidupkan kembali marhaenisme sebagai ideologi yang berpihak pada rakyat kecil.

“Cita-cita untuk memperjuangkan rakyat miskin,” ujarnya.

Ia menegaskan, marhaenisme adalah kekayaan ideologi bangsa yang seharusnya menjadi kebanggaan. Menurutnya, ajaran ini lahir dari semangat membangun negeri secara mandiri, bebas dari cengkeraman kapitalisme asing yang ingin menguasai sumber daya Indonesia.

“Lucunya, Pancasila diagung-agungkan, tapi penggalinya disebut pengkhianat bangsa. Marhaenisme dekat dengan PKI itu hanya propaganda Barat,” katanya.

Pesan utama pada buku ini, ada tiga. Pertama, agar generasi muda mengenal marhaenisme. Kedua, menyadarkan bangsa akan kekayaan ideologi tersebut. Ketiga, mengungkap kembali sejarah pembangunan nasional di era 1950–1965 yang jarang diulas, termasuk keberhasilan Sukarno membangun infrastruktur, menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika, Konferensi Non-Blok, hingga Asian Games dan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dengan anggaran terbatas.

“Negeri ini kaya, hanya saja kekayaannya belum terdistribusi merata. Harapan saya, ideologi marhaenisme bisa kembali hidup dan menjadi semangat perjuangan generasi muda,” pungkasnya.

Peluncuran buku ini juga dirangkai dengan penyerahan SK kepada DPC Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Kalimantan Timur, sebagai langkah memperluas gerakan ideologis di daerah. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    899303
    Users Today : 2003
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 747679
    Total Users : 899303
    Total views : 9546714
    Who's Online : 27
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05