Jelang Erau, Sultan Jalani Prosesi Beluluh

September 19, 2025 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Tenggarong – Gaung pesta adat dan budaya Erau Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mulai terasa di Kota Raja Tenggarong, berbagai prosesi persiapan mulai digelar. Pada Kamis (18/9) di Kedaton Kesultanan, digelar Upacara Beluluh bagi Sultan Aji Muhammad Arifin. Untuk diketahui, Erau akan dibuka secara resmi pada 21 September hingga sepekan kedepan di Kota Raja Tenggarong.

Upacara adat ini dihadiri Asisten III Pemkab Kukar Dafip Haryanto unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Perangkat Daerah, para Kerabat sultan, serta undangan lainnya.

Kerabat Kesultanan Heriansyah gelar Pangeran Noto Negoro mengatakan bahwa Beluluh merupakan menandai dimulainya rangkaian Erau, yang erta bermakna pembersihan bagi Sultan serta memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

Dafip menyampaikan sambutan Bupati Aulia Rahman Basri mengatakan Pemkab Kukar berkomitmen melestarikan adat budaya Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pemerintah berkeyakinan adanya nilai-nilai sakral dalam seluruh aspek ritual adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Di saat bersamaan, Pemerintah berkepentingan untuk memperkuat identitas budaya daerah, melestarikan dan mengembangkannya agar kelak anak-cucu generasi penerus yang akan datang dapat mengenal adat tradisi dan budaya Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan baik, meski digempur oleh perkembangan teknologi digital.

Visi Misi Kukar Idaman Terbaik melalui Program Dedikasi “Penguatan Penggiat Seni dan Budaya Daerah” ditujukan untuk pelestarian dan pengembangan seni budaya Kukar, dengan melakukan pembinaan dan fasilitasi kepada sanggar seni dan budaya, baik berupa sarana dan prasarana, fasilitasi legalitas kelembagaan, promosi pertunjukan, serta peningkatan kapasitas SDM yang dilaksanakan secara terintegrasi, dengan pembangunan daya tarik destinasi wisata daerah. Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki tempat khusus dalam program ini disebabkan posisi Sultan sebagai pewaris utama adat tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

“Oleh karenanya, Pemerintah berkewajiban memberikan dukungan penuh dan fasilitasi terhadap upaya pelestarian adat tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura,” ujarnya.

Proses upacara Beluluh dikerjakan oleh seorang Belian (sebutan untuk tokoh laki-laki spritual Adat Kutai ). Kemudian, Sultan beranjak menuju balai yang berada di tengah Kedaton. Balai tiga tingkat yang kemudian diduduki Sultan itu terbuat dari haor (bambu) kuning yang memiliki 41 kaki. Sambil duduk diatas Balai dan diiringi doa, Sultan diberikan tempong tawar dan air bunga oleh Dewa (sebutan untuk tokoh wanita spritual Adat Kutai).

Sesuai adat yang sudah ada, setelah menjalani Beluluh, Sultan tidak menginjak tanah secara langsung hingga pelaksanaan Erau berakhir.

Di sela-sela beluluh, Seda beserta unsur Forkopimda didaulat melakukan prosesi Ketikai Lepas yang bermakna melepaskan segala unsur yang tidak baik.

Setelah beluluh dilakukan acara ditutup dengan do`a yang dipimpin seorang kerabat kesultanan lalu dilanjutkan dengan makan bersama. (kk04)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    900366
    Users Today : 3066
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 748742
    Total Users : 900366
    Total views : 9563198
    Who's Online : 38
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05