ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

HIV/AIDS di Kaltim Kian Mengkhawatirkan

July 13, 2011 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Jumlah kasus HIV/AIDS di Kaltim kian mengkhawatirkan. Hingga 2010 lalu, kasus HIV/AIDS di Kaltim telah mencapai angka 2.070 kasus. Bila dilihat dari jumlah penduduk Kaltim yang hanya 3,5 juta jiwa, maka kasus ini dinilai sudah cukup memprihatinkan.

“Data Kementerian Kesehatan pada 2009 menyebutkan  jumlah penyandang HIV/AIDS di Indonesia adalah 23.632 orang. Jika di Kaltim sekarang sudah terjadi 2.070 kasus berarti persentasenya m encapai 8,76 persen dari angka nasional. Tentu ini sangat mengkhawatirkan,” kata Kepala Dinas Sosial Kaltim H Bere Ali saat membuka Bimbingan Pencegahan   HIV/AIDS di Aula Dinas Sosial Kaltim, Rabu (13/7).

Kasus HIV/AIDS yang terjadi  terdiri 1.707 kasus HIV dan 363 kasus AIDS. Sebaran kasusnya meliputi Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Kutai Kartanegara, Nunukan, Malinau, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, Paser, Bulungan, Panajam Paser Utara, Bontang dan Tana Tidung.

Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang terus dilakukan hingga saat ini diakuinya masih sangat terbatas dan belum seluruhnya  menyentuh kelompok-kelompok yang rentan terjangkau HIV/AIDS.

Penyebabnya antaralain adalah inisiatif dan aktifitas pencegahan HIV/AIDS belum memadai, kurangnya akses masyarakat untuk melakukan tes HIV/AIDS, kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat   tentang HIV/AIDS. Tantangan lain yang dihadapi adalah persoalan kurangnya keterbukaan masyarakat yang kemungkinan terinfeksi HIV/AIDS.

“Saat ini kita masih berada dalam masa transisi,  budaya tradisional sudah kita tinggalkan, tapi pola hidup modernisasi belum kita dapat. Perubahan perilaku yang rentan HIV/AIDS sudah dilakukan, tetapi kemungkinan terinfeksi mereka masih malu-malu untuk mengakuinya,” beber Bere Ali.

Namun ia optimis dengan bimbingan yang terus dilakukan, upaya pencegahan HIV/AIDS akan lebih terintegrasi dan  lebih baik sebab lebih banyak masyarakat yang bisa mengetahui bahaya penyakit ini. Bimbingan yang dilakukan juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan perilaku, mentransformasikan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi dalam pencegahan HIV/AIDS di Kaltim.

Didampingi Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Farida Ariyani, Bere Ali menambahkan sasaran umum penyuluhan sosial pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial(PSKS). Sedangkan sasaran khusus diarahkan pada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama yang beresiko tinggi, miskin, pendidikan rendah, serta tidak memiliki keterampilan kerja.

Kelompok ini akan sangat rawan untuk kemungkinan dieksploitasi. Mereka adalah wanita tuna susila, waria, gelandangan dan pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, anak jalanan, anak yang berkonflik dengan hukum, korban penyalahgunaan Napza dan pekerja migran.

Fakta penting yang perlu dikemukakan lanjut Bere Ali, penularan infeksi HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks bebas yang tidak aman dan penyalahgunaan Napza suntik.

Bimbingan teknis kali ini difokuskan pada tiga kecamatan di Kota Samarinda yang diidentifikasi rentan penularan HIV/AIDS. Bimbingan juga menghadirkan Direktur Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Kementerian Sosial, Drs  AM Asnandar Msi. Selain itu materi bimbingan juga disampaikan pembicara lokal dari Komisi Perlindungan Anak (KPA) Kaltim, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kaltim dan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosa Indonesia (PPTI) Kaltim. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.