ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Peresmian Makam Sultan Kutai Aji Muhammad Idris di Sengkang

April 29, 2012 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SENGKANG – vivaborneo.com, Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dan Pemkab Wajo melaksanakan peresmian pemugaran makam, Sultan Aji Muhammad Idris Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14 dan Sultan Lamaddukkelleng Wajo yang dirangkai dengan Ziarah dan Napak Tilas, Kamis (26/4) di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi-Selatan (Sulsel).

Rombongan Pemkab Kukar dipimpin Wakil Bupati Kukar, HM Ghufron Yusuf  berjumlah 46 orang terdiri dari, Sekkab HAMP Haryanto Bachroel, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Hj Yuni Astuti, Sekretaris Badan Kearsipan dan Perpustakaan (Barpus) Abdurrahman K, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Mualimudin, dan selebihnya kerabat Kesultanan Kutai dan Lembaga Seni Budaya Kumala (LSBK) Tenggarong.

Sekretaris Disbudpar Kukar, Hj Yuni Astuti, dalam laporannya mengatakan  bahwa Sultan Aji Muhammad Idris adalah  menantu dari Sultan Lamaddukkelleng Raja Paser, guna mengusir Kolonial Belanda (VOC) di bumi  Sulsel, pada 1736 Raja Wajo datang ke Peniki. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan sekutu dari Kerajaan Wajo, turut membantu perjuangan tersebut dengan membawa 200 orang prajurit Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Dari fakta sejarah ini dapat dilihat dengan jelas adanya benang merah antara Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dengan Kerajaan Wajo, pada awal abad ke-18.

Dengan adanya ikatan pernikahan antara Sultan Aji Muhammad Indris dengan putri Raja Wajo, semakin erat hubungan persaudaraan antara kedua belah pihak. Saat ini menjadi tugas kita untuk terus mempererat dan mempertahankan tali persaudaraan ini, terutama dalam bingkai Kebudayaan Nasional guna memperkuat identitas Bangsa dalam pilar NKRI,” tuturnya.

Menurut dia, pada kesemapatan yang baik dan berharga ini Pemkab Kukar untuk mengenang jasa kedua tokoh pejuang tersebut, Disbudpar Kukar telah menyelesaikan pemugaran kompleks pemakaman Sultan Aji Muhammad Idris dan Sultan Lamaddukkelleng pada Desember 2011 lalu, yang terletak di Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo, Sulsel.

“Maka tahun ini Pemkab Kukar dan Pemkab Wajo bersepakat meresmikan pemugaran makam tersebut, ditandai dengan penanda tanganan batu prasasti oleh kedua bupati serta penyerahan berita acara perawatan pemakaman Sultan Aji Muhammad Idris kepada Pemkab Wajo,” papar Yuni yang juga panitia pelaksana kegiatan.

Sementara Bupati Kukar Rita Widyasari dalam sambutannya dibacakan Ghufron Yusuf, mengatakan tidak hanya itu, Sultan Aji Muhammad Idris juga merupakan tauladan bagi kita, terutama atas jiwa patriotisme yang beliu miliki demi membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari jajahan Belanda.

Sultan juga dengan tulus ikhlas melepaskan tahta dan segala kenyamanan yang dimiliki, bahkan rela meninggalkan istri yang tengah mengandung demi berjuang melawan Kolonial Belanda. Pelajaran penting ini hendaknya menjadi kesadaran bagi kita semua, untuk senantiasa memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, berjuang mengisi kemerdekaan ini dengan kerja keras yang tulus dan ikhlas serta menjaga persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

“Kami berharap peresmian ini, akan mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung guna mengetahui perjalanan panjang perjuangan bangsa, serta memahami akan arti pentingnya sejarah. Namun yang terpenting dalam kegiatan ini adalah Pemkab Kukar bersama Pemkab Wajo, akan memperjuangkan dan mengusulkan kepada pemerintah agar Sultan Aji Muhammad Idris diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional,” terang Ghufron.

Diakhir acara, peninjauan kemakam dan tabur bunga di atas pusarah Sultan Aji Muhammad Idris dan Sultan Lamaddukelleng, dan kemudian acara dilanjutkan dengan Napak Tilas  di Akkotengeng atau kampung Kutai Desa Alewadeng Kecamatan Sajoanging, Wajo. Kampung ini adalah tempat Sultan Aji Muhammad Idris berjuang bersama prajuritnya melawan Belanda. (vb/rahman)

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.