ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

RSUD AWS Miliki Pelayanan Fisioterapi Anak

August 5, 2012 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahrani (AWS) Samarinda kini memiliki pelayanan fisioterapi anak. Pelayanannya ada tiga tindakan, yakni dengan melayani pasien yang mengalami perkembangan otak hingga gerak badan. Misal, anak yang lambat berbicara hingga lambat berjalan.

“Pelayanan terhadap tindakan fisioterapi anak ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000. Hanya saja, dengan meningkatnya perkembangan pembangunan di AWS, terutama infrastrukturnya, sejak 2010 hingga sekarang pelayanan terhadap pasien terapi anak terus meningkat. Bahkan, bisa melayani 15 tindakan perharinya,” kata Direktur RSUD AWS, dr H Ajie Syirafuddin, Jumat (3/8).

Tiga tindakan untuk terapi anak tersebut meliputi, tindakan terapi wicara, terapi okupasi dan fisioterapi anak dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan perkembangan otak dan prilaku anak sejak dini, mulai dari dua tahun hingga delapan tahun. Bahkan, pasien yang dilayani setiap bulan mencapai 200 tindakan setiap bulan.
Pelayanan diberikan setiap hari. Hanya saja, karena terbatas peralatan dan tenaga teknis, khusus untuk terapi anak, pelayanan diberikan lebih terbatas, yakni antara enam tindakan hingga 15 tindakan setiap harinya.

Sebelum mendapatkan tindakan medis di AWS, orang tua pasien diharapkan melakukan konsultasi terlebih dulu. Sehingga dapat diketahui apakah anak tersebut perlu mendapatkan perawatan fisioterapi atau tidak. Karena orang tua pasien harus mengetahui apa manfaat dan resiko yang terjadi apabila anak mereka diberikan tindakan di AWS. Jadi, ada persetujuan yang dilakukan orang tua pasien sebelum dilakukan tindakan.

“Pasien yang dilayani tidak terlalu banyak, tapi tetap optimal. Tetapi, dengan meningkatnya pasien yang berkunjung, kini AWS terus  berjuang untuk menambah Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga teknis dan sarana prasarana penunjang, sehingga pelayanan terhadap pasien fisioterapi dapat terlayani dengan baik ketika berkunjung ke AWS. Yang jelas saat ini, pelayanan sudah bagus,” jelasnya.

Mengenai tindak terapi wicara, sudah dimulai sejak 2010 dengan hanya satu tenaga teknis. Pasien yang berkunjung setiap harinya sekitar  empat orang. Tapi, karena sosialisasi juga terus dilakukan manajemen AWS, sehingga saat ini terapi wicara bisa melayani hingga mencapai 15 pasien perhari. Bahkan, untuk pasien dewasa, khususnya mengalami penyakit stroke juga dilayani, tapi diberikan pada hari-hari tertentu saja.

Menariknya, untuk terapi wicara, selama dibuka sejak 2010 hingga sekarang telah melayani pasien dari berbagai daerah di Kaltim. Mulai dari Samarinda, Bontang, Muara Badak, Balikpapan hingga pasien dari wilayah perbatasan di Malinau.

“Terapi wicara ini menangani untuk pasien anak yang mengalami gangguan belum bisa bicara, gangguan suara, gangguan bahasa dan gangguan irama. Bahkan, untuk orang stroke juga ada, yakni gangguan menelan, baik makanan maupun minuman,” jelasnya.

Fisioterapi anak, telah dibuka sejak tahun 2000. Hanya saja, ketika itu masih menggunakan gedung yang lama dan waktu pelayanan yang diberikan terbatas, yakni satu kali seminggu, karena pasien yang berkunjung masih sedikit.
Pelayanan yang diberikan ditindakan fisioterapi anak, lanjut dia, hingga saat ini mengalami peningkatan. Sebelumnya, hanya satu kali seminggu, kini setiap hari. Bahkan, pasien yang mendapatkan tindakan mencapai 15 pasien perhari.

“Hingga saat ini untuk perbulannya saja, khusus tindakan fisioterapi anak sudah melayani 219 tindakan, dengan melayani untuk anak yang mengalami gangguan keterlambatan gerak. Misalnya, gangguan keterlambatan berjalan, bahkan hingga delapan bulan belum bisa berguling dan tengkurap,” jelasnya.

Sementara untuk terapi okupasi, saat ini diketahui baru ada tujuh rumah sakit yang membuka pelayanan tersebut. Tapi, di AWS, terapi okupasi melayani untuk dua tindakan, yakni untuk dewasa dan anak-anak.
Hanya saja, saat ini yang berkembang dan ditangani adalah mengenai tindakan terhadap anak. Fokus tindakan yang diberikan, yakni terhadap keterlambatan jalan dan duduk bagi anak. Bahkan, tindakan ini juga melayani anak yang mengalami kesusahan dalam memfungsikan tangannya.

“Jadi, dalam tindakan terapi okupasi ini lebih fokus untuk melatih anak agar bisa mandiri. Tujuannya, yakni kemandirian terhadap anak. Contohnya, setelah dilakukan terapi ini mereka diharapkan bisa menggunakan baju sendiri dan berjalan layaknya anak-anak normal. Sesuai dengan usia yang telah ditentukan, antara usia tiga bulan hingga 12 tahun,” jelasnya.
Sementara mengenai tingkat kunjungan hingga saat ini mencapai 300 pasien yang mendapatkan tindakan di terapi okupasi, tapi itu untuk anak. Sedangkan, untuk pelayanan bagi orang dewasa bisa mencapai 20 orang perharinya. Hanya saja, untuk orang dewasa, satu pasien dilayani tidak setiap hari.

“Idealnya untuk orang dewasa tiga kali perminggu perorang. Tapi, karena keterbatasan tenaga dan sarana prasarana, waktunya saja yang dijadwalkan, sehingga bisa merata tindakan yang diberikan,” jelasnya.

Menurut dia, karena pelayanan fisioterapi terhadap anak dan orang dewasa hanya di AWS yang cukup lengkap sarana dan prasarananya, Ajie mengimbau masyarakat bisa membawa anak untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi ke AWS.

“Apabila perlu mendapatkan perawatan medis terapi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan otak serta prilaku anak lebih baik, silahkan saja masyarakat membawa anak mereka ke AWS. Kami siap memberikan pelayanan tersebut,” imbaunya. (vb/*ya) 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.