ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Komisi II DPRD Kaltim Dukung Industri Ekspor Kelautan

August 6, 2012 by  
Filed under Nusantara

Share this news

Samarinda-vivaborneo.com, Besarnya potensi Kalimantan Timur di bidang Perikanan dan Kelautan seperti udang yang perlu mendapat perhatian lebih, mendorong Komisi II DPRD Kaltim  memberikan dukungan,  agar industri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat itu, tetap mendunia.

Bentuk dukungan dilaksanakan dengan  melaksanakan kunjungan langsung ke PT Syam Surya Mandiri  yang bergerak di bidang industri perikanan dan kelautan milik putra daerah pada Jumat (27/7) lalu.  Komisi II dipimpin ketuanya,  H Rusman Ya’qub bersama Wakil Ketua Komisi,  Windy Imelda, Sekretaris Komisi, Iwan Santoso Lolang dan anggota Komisi II  Andarias P Sirenden, Abdurahman Alhasni, Bahrid Buseng, Sofian Nur, Siti Qomariah, Hermanto Kewot  dan Asmin Laura Hafid.

“Industri yang didirikan oleh putera daerah Kaltim merupakan sebuah kebanggaan, jadi bukan hanya soal potensi yang perlu terus mendapat dukungan, namun untuk kemajuan dan eksistensi seperti pengolahan udang yang diekspor hingga ke Eropa, Amerika dan beberapa negara lain,  peran pemerintah dan DPRD Kaltim untuk mengawal dalam hal kebijakan yang berpengaruh pada kesuksesan industri lokal ini,”  kata Rusman Ya’qub.

Selain itu dukungan komisi II juga ingin diwujudkan dengan  berupaya membantu mengatasi persoalan dan hal-hal apa pun yang dihadapi hadapi perusahaan yang berpengaruh pada kegiatan ekspor.

“Kita akan bantu mengantisipasi persoalan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor maupun impor, baik itu masalah ekologi, cuaca ataupun keterbatasan lain yang dihadapi perusahaan,”  ujar Rusman Ya’qub.

Rusman dan anggota Komisi II lainnya  sangat mengapresiasi karya yang menjadi kebanggaan Kaltim itu, khususnya saat anggota komisi melihat langsung proses pengolahan udang, dari mulai udang dipilah untuk menentukan kualitas udang yang baik dan ukuran yang seragam, udang dibersihkan,  hingga kemudian udang diolah menjadi bahan makanan setengah jadi sampai dengan pengemasan.

“Proses pengolahannya sangat higienis, dengan merk dagang bernama masyarakat, dikemas berlebel produksi asal Anggana, Indonesia, menurut saya ini sudah langkah yang baik, tinggal bagaimana kita terus dukung agar lebih maju dan semakin mendunia,”  kata Rusman Ya’qub.

Rombongan diterima langsung  Direktur Utama PT Syam Surya Mandiri,  H Rustam.  Perusahaan ekspor udang yang telah berdiri sejak tahun 2002 lalu ini, sejauh dikatakan H Rustam tak banyak mengalami kendala. Hanya saja permasalahan yang baru-baru ini terjadi, akibat permasalahan lalu lintas distribusi dari pelabuhan Peti Kemas Palaran.

“Mereka memang mengeluhkan soal hambatan distribusi akibat lalu lintas dari pelabuhan petikemas menuju pabrik pengolahan yang terganggu seperti akibat jalan rusak, demo warga, kemacetan, ini berpengaruh pada waktu distribusi yang melewati waktu yang telah ditentukan,”  kata Wakil Ketua Komisi II, Windy Imelda.

Windy  mengatakan  Komisi II akan memantau ulang kondisi Pelabuhan Peti Kemas yang belakangan ini menuai masalah baru,  tak hanya soal distribusi barang yang keluar masuk, namun masalah lalu lintas seperti kecelakaan.

Selain itu masalah yang juga dikhawatirkan mengganggu adalah lokasi tambak udang di Kutai Kartanegara yang menurut Rustam meresahkan dan sangat mengganggu pengembangbiakan udang akibat keberadaan aktivitas perusahaan migas, PT Total E&P Indonesie di sekitar tambak,  sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan maupun cahaya lampu yang mengganggu perkembangan udang.

Akibat dampak lingkungan yang ada, warga juga meminta perhatian perusahaan agar dapat menanami tembakau untuk melindungi lahan tambak udang warga dari paparan cahaya aktivitas PT Total E&P Indonesie  yang mengganggu perkembangbiakan udang warga. (vb/mir)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.