ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Berencana Kembangkan Trans Kalimantan Ekonomic Zone

August 10, 2012 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA  –  vivaborneo.com, Pelaksanaan program Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang melegalkan penerapan pola Public Private Partnership (PPP) atau kerjasama Pemerintah – Swasta dalam melaksanakan pembangunan menjadi ‘angin surga’ bagi Pemprov Kaltim yang notabene salah satu koridor ekonomi nasional dan tengah giat-giatnya melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Peluang itupun langsung ditangkap Pemprov Kaltim dengan menggandeng investor  melaksanakan pembangunan daerah. Salah satunya, mengembangkan Trans Kalimantan Ekonomic Zone (TKEZ), di Kutai Timur dengan kolaborasi kerjasama Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutim.

Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak, di Samarinda, Kamis (9/8) menjelaskan, TKEZ merupakan program yang mengarah pada pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Semua aktifitas industri yang akan dikembangkan di Kaltim umumnya dan Kutim khususnya sebagai kluster industri berbasis pertanian dalam arti luas akan digabung dalam satu kawasan atau kolaborasi terintegrasi semua industri yang ada. Termasuk industri hilir atau produk turunan yang berbahan baku crude palm oil (CPO) di Maloy dam industri kimia di selatan maloy,” sebutnya.

Industri yang akan dikembangkan adalah berbasis manufacturing dan agro industri dengan mengusung konsep pengembangan indstri berbasis hijau diatas lahan seluas 26.500 hektare yang sudah ada SK penetapan lokasinya.

Terkait alasan mengarah menjadi KEK, Gubernur menyebut hal tersebut menyusul terbitnya PerMen  ESDM No 7/2012 tentang larangan ekspor bahan tambang mentah 2014 dan Permenkeu No 147 /PMK.04/2011 dan No 255/PMK.04/2011 tentang relokasi kawasan berikat ke dalam kawasan industri 2017. Disamping itu, juga dianggap selaras dengan MP3EI di Kaltim yang menuju pusat pengelolaan dan lumbung energi nasional.

“Tujuan akhirnya tentu sebagai pemacu pengembangan ekonomi Indonesia dan Kaltim umumnya serta Kutim khususnya. Melalui peningkatan nilaia tambah hasil tambang migas dan batubara serta perkebunan,” terangnya.

Beberapa negara yang telah menerapkan KEK telah menujukan keberhasilan. China misalnya, persentase ekspor yang berasal dari KEK mencapai 87 persen dengan FDI yang masuk ke dalam KEK sebesar USD $ 9,2 miliar pada 2004. Lainnya Malaysia dengan persentase ekspor berasal dari KEK mencapai 77 persen dengan FDI yang masuk kedalam KEK sebesar USD $ 11,1 miliar pada 2011. India dengan persentase ekspor berasal dari KEK mencapai 53 persen dan FDI yang masuk kedalam KEK sebesar USD $ 3,9 miliar pada 2004, serta Vietnam dengan persentase ekspor berasal dari KEK mencapai 21persen dan FDI yang masuk kedalam KEK sebesar USD $ 30,0 miliar pada 2006. (vb/arf)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.