ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Lada Loa Janan Terancam Punah

October 31, 2009 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com- Tanaman lada  (Piper nigrum) yang sejak 1970-an telah menjadi primadona petani  di Kecamatan Loa Janan,  Kabupaten Kutai Kartanegara, terancam punah  akibat perubahan fungsi lahan dari kebun lada menjadi lahan tambang batu bara.

Lada yang sedang berbuah (foto:foragri.com)

Lada yang sedang berbuah (foto:foragri.com)

Dikhawatirkan,  apabila pemerintah tidak turun tangan untuk membudidayakan tanamn ini  akan semakin berkurang karena petani lada kian terdesak oleh eksploitasi pertambangan batubara yang dinilai lebih menjanjikan dengan menjual lahan pada pengusaha batu bara.

Bukan tidak mungkin dalam tiga tahun ke depan sejumlah lahan pertanian lada milik masyarakat akan berlaih fungsi menjadi garapan batu bara, karena saat ini sudah banyak pengusaha yang mengincar lahan tersebut yang dibawahnya terdapat cadangan batu bara cukup menjanjikan.

Demikian disampaikan peneliti dari  Balai Peneltian Tanaman Rempah dan Obat-obatan Bogor, DR. Diah Manohara, didampingi Kepala Dinas Perkebunan Ir. Nurdin, saat menutup Sekolah Lapang Hama Terpadu (SLPHT), di Loa Janan  Kamis (26/10).

Dihadapan 75 orang anggota Kelompok Tani  Tunas Mekar, DR Diah Manohara mengatakan lada yang dihasilkan oleh Kaltim, khususnya Kecamatan Loa Janan, merupakan lada terbaik di Indonesia, sehingga perlu dipertahankan.

“Lada yang dihasilkan petani di Loa Janan merupakan lada terbaik dengan rasa, aroma dan rasa pedas yang sangat berbeda dengan lada lain di Indonesia,” katanya.

Guna mempertahankan keberadaaan tanaman lada, menurut DR Diah, pemerintah harus turun tangan untuk mencari jalan keluar dan memfasilitasi petani bagaimana mengganti  lahan yang hilang dengan kebun-kebun baru.

Luas areal lada rakyat di Kaltim pada tahun 2008 tercatat 15.100 hektare dengan produksi 9.516,50 ton lada kering. Produksi dari tanaman lada Kaltim ini seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor.

Isu pemanasan global dan isu lingkungan hidup dunia juga harus disikapi oleh para petani dengan lebih memperhatikan isu-isu yang berkembang. Saat ini kebun lada di dunia telah menggunakan tajur (tiang rambatan) dari tanaman hidup dan bukan dari pohon mati yang berasal dari penenbangan pohon, sebagaimana yang selama ini digunakan petani.

“Dunia lebih peduli dengan isu-isu lingkungan, agar lada Indonesia dapat bersaing dengan lada produksi negara lain di dunia, petani harus mengikuti isu-isu tersebut,” jelasnya.(vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Lada Loa Janan Terancam Punah"

  1. Ujang Bekok on Sun, 7th Mar 2010 6:25 pm 

    Tambang toh sifatnya merusak, menggambil sumber daya yg ada di bumi.
    Pemerintah mengizinkan Kegiatan pertambangan, berarti ton merusak juga.

    Walau ada reklamasi, tapi reklamasi tetap tdk akan mengemblikan kesuburan tanah,
    Fikirkan nasib anak cucu kita 10thun kedepan.

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.