ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dinas Pertanian Buat Road Map Pengembangan Ubi Kayu

July 7, 2013 by  
Filed under Nusantara

Share this news

SAMARNDA – vivaborneo.com, Dinas Pertanian Tanaman Pangan  (Distan) Kaltim akan membuat road map pengembangan ubi kayu di Kaltim sebagai salah satu bahan pangan alternatif dan bernilai ekonomis tinggi.

Kepala Dinas Pertanian Kaltim, Ir.Ibarhim presentasi ubi kayu di Korsel

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H. Ibrahim dalam Lokakarya Strategi Pengembangan Budidaya dan Produksi Ubi Kayu di Kaltim, yang berlangsung di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Sabtu (6/7) mengatakan, selama komoditi tersebut diperlukan oleh manusia maka perlu pengembangan secara besar-besaran.

“Untuk itu kita mengajak akademisi, praktisi, petani  dan pemerintah kabupaten/kota untuk pengembangannya,” ujarnya.

Ubi kayu, ujarnya memiliki prospek sebagai komoditas unggulan masa depan untuk pangan, pakan dan bahan industri lainnya, karena ubi kayu adalah tanaman yang mudah tumbuh, minim serangan penyakit dan telah dikenal sejak lama oleh masyarakat dunia.

Ibrahim berharap dengan adanya road map pengembangan ubi kayu di Kaltim, akan dihasilkan rancangan pengembangan ubi kayu yang terpadu, yaitu pengembangan budidaya tanaman, pembuatan jalan usaha tani, dan pembangunan pabrik-pabrik pengolah pasca panen serta peluang pasar.

Selama ini, ubi kayu atau yang dikenal dengan singkong hanya menjadi bahan pangan bagi sebagian masyarakat baik umbi maupun bagian-bagian lainnya. Olahan  ubi kayu yang yang paling mudah ditemukan adalah keripik singkong, beras nasi (Rasi), olahan pangan tradisional, dan olahan tepung tapioca serta tepung Mocaf (Modificated Cassava Flour) sebagai pengganti tepung gandum.

Ubi kayu yang kaya akan karbohidrat dan  pati, belum maksimal diolah menjadi tepung Mocaf karena keterbatasan alat dan minimnya keterampilan petani.  Sedangkan untuk menjadikan ubi kayu sebagai bahan bakar bio energi yang mampu menggerakkan mesin diesel, dalam pengembangannya masih belum ekonomis dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

“Permintaan tepung tapioca dan tepung Mocaf di Indonesia dan di dunia masih sangat tinggi dan belum dapat dipenuhi oleh petani. Sehingga kita optimis pengembangan ubi kayu ini produknya akan selalu dibutuhkan oleh pasar dalam negeri dan ekspor,” ucapnya.

Acara yang dibuka oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Kaltim, H Sa’bani mengharapkan agar pengembangan ubi kayu ini dapat terus berlanjut dan tidak boleh berhenti seperti program-program nasional lainnya yang pernah ada.

Pemerintah pusat pernah mengembangkan program untuk tanaman jati emas, vanilli, dan tanaman jarak pagar, namun faktanya tidak berkembang dengan baik saat petani mulai bergairah menanam komoditas tersebut.

“Untuk pengembangan ubi kayu di Kaltim yang kita perlukan tidak saja mengajak petani untuk menanam, tetapi harus mampu membangun pabrik  pengolahan. Produk turunan dari ubi kayu tentu lebih bernilai ekonomis dibandingkan produk mentahnya,” ujarnya. (vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.