ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Misteri Keberadaan Intan “Trisakti” Bernilai Rp10 Triliun

March 14, 2015 by  
Filed under Berita, Serba-Serbi

Share this news

Tanggal 26 Agustus 1965, sebulan sebelum di Jakarta terjadi Gerakan 30 September, sekelompok pendulang intan di Sungai Tiung, Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan menemukan intan sebesar telur burung merpati. Ketika diukur beratnya: 166,75 karat (1 karat intan = 200 mg) atau sekitar 33,2 gram.Inilah intan terbesar yang pernah ditemukan Indonesia sampai saat itu, setelah usaha pendulangan intan di daerah tersebut dilakukan sejak tahun 1600-an. Maka tentu saja ini berita besar, heboh, sehingga tak kurang dari Presiden Soekarno saat itu menamakan intan ini “Trisakti”.

Betapa hebohnya intan Trisakti ini, sebab ditaksir harganya saat itu adalah Rp10 triliun  dan makin meroket setelah diasah menjadi berlian. Konon sang Trisakti lenyap, kabarnya dibawa ke Jakarta, tetapi kini diyakini para pendulang intan bahwa Trisakti sekarang ada di salah satu museum di Belanda.

Para pendulang intan penemu Trisakti dikabarkan mendapat uang pengganti senilai Rp3,5 milyar, sangat besar tentu pada tahun 1965 itu. Namun apa boleh buat, situasi politik-ekonomi runyam di Jakarta akibat gerakan-gerakan politik G-30S saat itu. Uang Rp1.000 dipotong menjadi Rp1,0 .

Kebijakan sanering ini  mengakibatkan uang pengganti Trisakti dari Rp3,5 milyar menyusut drastis 1000 x menjadi hanya Rp3,5 juta. Meskipun demikian, konon dengan Rp 3,5 juta itu, para pendulang dan keluarganya sebanyak total 80 orang dapat pergi haji ke tanah suci Mekkah.

Meskipun kemudian di Kalimantan pada tahun 2008 di kawasan Antaruku, Pengaron, di timurlaut Martapura, ditemukan intan berjuluk “Putri Malu” yang lebih besar dari Trisakti, yaitu 200 karat (40 gram). Kehebohan Trisakti tidak terkalahkan oleh sang Putri Malu.

Sore itu, Minggu 14 April 2013, ketika saya dan kawan2 berkunjung ke pendulangan intan di Cempaka, Banjarbaru, masih di area yang 48 tahun lalu dipenuhi kehebohan penemuan Trisakti; beberapa pendulang masih tekun mendulang pasir dan kerikil, siapa tahu menemukan intan atau emas, meskipun mereka tahu bahwa tidak setiap minggu, bahkan tidak setiap bulan ditemukan sebutir intan pun, mereka tetap tekun dan sabar sambil belajar dari sejarah bahwa pernah ditemukan Trisakti bernilai Rp10 trilyun di tempat ini.

Satu karat intan harganya sekitar Rp4 juta saat ini, jadi mereka tetap sabar sebab sekali menemukan bisa mengganti hari-hari kerja tanpa penemuan.

Menjadi pertanyaan saat ini adalah, dimana intan Trisakti berada? Apakah masih tersimpan di Indonesia, di suatu tempat yang disebut “harta Soekarno”? Atau telah berpindah tangan ke kolektor asing seperti rumor yang beredar yaitu di museum di Belanda?

Hingga kini belum ada penelitian yang dapat membuktikan keberadaannya. Jika intan Trisakti masih ada di Indonesia, tidak mustahil harganya sangat tinggi. Kemungkinan dapat menghapus utang-utang luar negeri Indonesia.(vb/yul/ Awang Harun Satyana/ https://geotrekindonesia.wordpress.com/2013/06/12/misteri-intan-kalimantan-trisakti-1965-dari-10-trilyun-ke-rp-35-juta/)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.