Tingkatkan Ekonomi Masyarakat dengan Budidaya Jamur Tiram
Ujoh Bilang – Untuk meningkatan ekonomi masyarakat dan pemenuhan gizi keluarga, Badan Pembangunan Perbatasan Daerah (BPPD) Provinsi Kaltim mengadakan pelatihan pengembangan usaha budidaya jamur tiram putih bagi masyarakat Kecamatan Ujoh Bilang, Kabupaten Mahakam Ulu, Kamis (7/5).Budidaya Jamur tiram (Pleurotus sp.) sudah dikenal di masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Menurut catatan sejarah, jamur tiram sudah dibudidayakan di Cina sejak 1.000 tahun silam. Di Indonesia varietas yang umum dibudidayakan adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Kepala Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha BPPD Kaltim, Drs. Husaini, mengatakan harapannya setelah kegiatan pelatihan ini adalah dapat memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Jamur tiram saat ini menjadi salah satu alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Spesies jamur tiram selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi karena harganya cukup tinggi,” ujarnya.
Lanjut Husaini, disamping rasanya yang lezat, aneka jenis jamur memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh seperti lemak, protein, karbohidrat dan berbagai aneka asam amino yang bermanfaat dan mudah dicerna oleh tubuh.
BPPD yang dahulu bernama Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Terpencil ini memang bertugas memberikan berbagai pelayanan bagi masyarakat perbatasan., termasuk peningkatan ekonomi kerakyatan.

Peserta pelatihan budidaya jamur tiram sedang praktek memasukkan media tanam ke dalam baglog jamur (foto:bppdkaltim)
Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) dari hasil pemekaran Kabupaten Kutai Barat memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Mahulu menjadi satu-satunya wilayah di Kaltim yang berbatasan langsung dengan negara tetangga setelah terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara.
Wilayah Mahulu ini berada di ujung Sungai Mahakam yang letaknya geografisnya sangat sulit dijangkau oleh transportasi darat dan udara. Sehingga transportasi sungai menjadi pilihan untuk dapat mencapainya. Kondisi ini menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok menjadi sulit dan mahal.
“Dengan pelatihan pengembangan budidaya jamur ini diharapkan selain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat juga sebagai bentuk tambahan perbaikan gizi bagi keluarga,” harap Husaini.
Sementara, Kepala Kantor Pengelola Perbatasan Kabupaten Mahulu, Drs. Harun Alrasyid, melalui Kasi Potensi Kawasan, Albertus Lung, SE, mengatakan bahwa iklim cuaca Kabupaten Mahakam Ulu sangat sesuai dengan pengembangan budidaya jamur yang menyukai cuaca lembab dan suhu rendah.
Pelatihan Teknis Pengembangan Usaha Budidaya Jamur Tiram ini menghadirkan Ir. Dwi Hartati dan Purwanta dari Provinsi DKI Yogyakarta, sebagai narasumber. Narasumber dipilih karena keduanya merupakan pelaku usaha budidaya jamur sekaligus sebagai pembina budidaya jamur tiram Indonesia.
Selain materi pengembangan jamur tiram, juga diberikan praktek pembuatan bahan media, sterelisasi media tanam atau baglog serta cara penyimpanan hingga panen.
Ir. Dwi Hartati juga membawa contoh jamur yang telah dikemas untuk dibuat berbagai olahan, diantaranya produk olahan jamur tiram, jamur merang dan jamur kuping, serta empat botol bibit jamur tiram dan contoh jamur yang telah tumbuh pada media tanam baglog. (vb/yul/RDG/BPPD)
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...