ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Sayuran dan Ikan Segar Dorong terjadinya Deflasi

December 8, 2015 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Share this news

VIVABORNEO.COM, Pada November 2015, Kalimantan Timur (termasuk bersatunya data untuk Provinsi Kalimantan Utara) mengalami deflasi -0,07 persen (mtm) atau 6,33 persen  (yoy), menurun jika dibandingkan Oktober yang mengalami inflasi 0,46 persen  (mtm) atau 7,65 persen (yoy).Dilihat berdasarkan kelompok komoditas, kelompok utama pendorong deflasi Kaltim pada bulan ini adalah kelompok bahan makanan, terutama subkelompok sayur-sayuran dan subkelompok ikan segar.

Secara lebih spesifik, komoditas utama pendorong deflasi Kaltim adalah komoditas kangkung, sawi hijau, bayam, wortel, ikan layang dan ikan teri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Mawardi BH Ritonga menjelaskan jika dilihat dari pembentuk deflasi, Kota Balikpapan deflasi sebesar -0,54 persen, sedangkan Kota Samarinda dan Kota Tarakan mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,05 persen.

“Secara historikal, inflasi bulanan yang terjadi pada November tahun ini merupakan inflasi yang terendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi November pada periode lima tahun terakhir,” ujar Mawardi, Selasa (2/12).

Di regional Kalimantan untuk periode bulan November 2015, deflasi terendah terjadi di Kalimantan Barat , yakni sebesar -0,12 persen. Sementara di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan serta nasional berbeda dengan Kaltim dan Kalbar, mereka justru mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,73 persen, 0,41 persen, dan 0,21 persen.

Inflasi di Kaltim ini telah sejalan dengan Survey Pemantauan Harga yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim. Hasil survey mengindikasikan bahwa inflasi terjadi pada barang dan jasa pada kelompok inti dan kelompok administered prices.

Menyikapi kondisi trend inflasi akhir tahun yang cenderung meningkat, terutama menjelang hari raya Natal dan tahun baru, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah senantiasa terus meningkatkan koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi baik jangka pendek maupun menengah. Berbagai upaya dilakukan seperti menjaga persediaan barang dan kelancaran distribusi pangan pokok.

“Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan memonitor perkembangan harga dan mewaspadai kemungkinan terburuk guna menjaga sasaran inflasi akhir tahun sebesar 4+_1 persen,” ucapnya.(vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.