ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bandara Maratua Terancam Terbengkalai

December 17, 2015 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Share this news

VIVABORNEO.COM, Bandar Udara Maratua yang berada di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur, terancam terbengkalai jika tidak segera ditangani secara bersama dan lintas sektor.

Usai diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo pada awal September lalu, operasional bandara yang berada di perbatasan negara RI-Malaysia-Filipina ini,  belum menjalankan aktivitas penerbangan seperti umumnya aktivitas sebuah bandara.

Pulau Maratua di Kabupaten Berau Kalimantan Timur yang menjadi pulau terluar Indonesia

Kepala Sub Bagian Program dan Perencanaan Dinas Perhubungan Kaltim, Andik Wahyudi mengatakan masalah mulai bermunculan usai bandara ini diresmikan.  Saat ini, ujarnya, belum ada penerbangan regular baik mengangut wisatawan maupun  masyarakat setempat.

“Hingga saat ini belum ada operator bandara yang berwenang. Kabupaten (Berau) harus mempunyai kewajiban moral untuk meningkatkan bandara Maratua. Jangan sampai Maratua hanya menjadi bandara yang begitu-begitu saja (seadanya),” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Forum Group Discussion  Pengembangan Destinasi Pariwisata di Samarinda, Selasa (15/12).

Andik menjelaskan, Bandara Maratua yang berada di kawasan wisata bahari Kepulauan Derawan dibangun dengan biaya Rp.155 miliar  yang bersumber dari APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten.

Dengan panjang landasan 1.400 meter dan lebar 35 meter, Bandara Maratua memang dapat didarati pesawat jenis ATR 42 hingga 72.  Namun, karena operator dan masalah regulasi, belum ada maskapai yang berani mengambil resiko kerugian akibat minimnya penumpang, terutama wisatawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Berau, Hj. Rohaini membantah jika Bandara Maratua terancam terbengkalai usai diresmikan. Dirinya optimistis Bandara yang berada di kawasan wisata unggulan ini akan dapat berkembang dan dapat menunjang industri kepariwisataan di Kaltim.

“Kalau saya optimistis Bandara ini dapat menjadi jembatan bagi kunjungan wisatawan ke Kepulauan Derawan. Memang untuk menggunakan bandara ini, pengunjung harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal,” ujarnya.

Rohaini menjelaskan Bandara Maratua sebenarnya selain untuk menunjang kepariwisataan, awalnya untuk menunjang pertahanan negara. Karena, dua jam menggunakan kapal cepat (speedboat) dari Pulau Maratua, akan sampai di perairan ambalat yang kerap menjadi sengketa antara Indonesia-Malaysia.

Untuk dapat mencapai Kepulauan Derawan yang merupakan obyek wisata bahari kelas dunia, Pemprov Kaltim bersama Pemkab Berau membangun Bandara Maratua sebagai akses untuk mempermudah kunjungan wisatawan.

Namun karena kunjungan wisatawan ke Kaltim masih rendah dan penduduk Pulau Maratua sangat sedikit, maka pembangunan dan pemanfaatan Bandara Maratua terkesan berlebihan. Untuk itu semua pihak, termasuk TNI harus segera memfungsikan bandara di atas pulau karang ini sebagai salah satu basis pertahanan negara. (vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.