ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Berharap Dapat Menjadi Provinsi Koperasi pada 2014

May 7, 2009 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Share this news

Balikpapan-vivaborneo.com- Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, Pemprov Kaltim sangat mendukung terbentuknya Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia) di Kaltim. Gubernur berharap semua pihak terkait dapat turut membangun koperasi yang profesional. Hal ini dikatakan Gubernur saat meresmikan UMKM Center dan pelantikan Pengurus Dekopinwil Kaltim  di auditorium Kantor Wali Kota Balikpapan, Rabu (6/5).

Koperasi yang merupakan dasar perekonomian bangsa, lanjut Faroek, harus diberi perhatian yang baik. Diharapkan juga  Kaltim bisa menjadi provinsi koperasi dalam lima tahun ke depan, dan menargetkan 1.000 lembaga penjamin kredit bagi koperasi dan UKM di seluruh kabupaten/kota di Kaltim.

Kota Balikpapan dan Kutai Timur dinilai bisa mendirikan lembaga penjamin kredit. Pelaksanaan di Balikpapan tersebut nantinya akan dikembangkan di seluruh kabupaten/kota lainnya. Kaltim juga akan mendorong terbentuknya sejumlah lembaga keuangan mikro, berupa koperasi simpan pinjam dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk memberikan akses pada pelaku UKM mencari tambahan modal

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono menyatakan bahwa Kaltim dapat menjadi pusat era perubahan di bidang ekonomi dunia. Kaltim bisa menjadi bagian era baru jika Pemprov, Pemkot dan Pemkab bisa berkomitmen mendukung kegiatan sektor perekonomian, terutama agrindustri.

“Dalam tiga atau empat tahun mendatang,  10 negara di Asia Tenggara membentuk ASEAN Economic Community, sebuah era baru bagi perekonomian negara-negara tersebut, termasuk Indonesia. Nantinya akan terjadi pergeseran pelayaran internasional dan kegiatan ekonomi dari wilayah barat ke timur,” jelas Adi Sasono.(Ricad)

 


Share this news

Respon Pembaca

2 Komentar untuk "Kaltim Berharap Dapat Menjadi Provinsi Koperasi pada 2014"

  1. Adrian Hakim on Fri, 8th May 2009 4:15 pm 

    Koperasi mmg mulia, ia mrpkn unit usaha yg ingin menggambarkan kultur masy Ind yg guyub (tp itu doeloe) tp sayang krn tdk ada keberpihakan pemerintah dr sisi akses sumber permodalannya koperasi tdk brkembg. Di jawa aja koperasi berbasis pertanian sulit bersaing dg unit usaha lainnya. Dulu di era Kehutanan ada konsep Koperasi Hutan, yg dimaksudkan utk ikut bgn Hutan, tapi juga tdk brkembng, bgitu juga di era tambang batubara ini, paling Koperasi Tambang hanya numpang lewat utk cari lahan bg prsh2 besar konglomerat. Setau kita, hanya di Negara yg tdk silau dg system konglomerasi usaha yg koperasinya bisa berkmbg maju krn pemerintah focus bantu, misalnya di Taiwan, Denmark & bbrp neg lainnya

  2. Acheng Abdurahman on Wed, 5th Aug 2009 10:15 pm 

    Adi Sasono???? puih…., dia cuma bisa berorasi memukau dengan barang dagangan rakyat. Banyak bukti pada implementasinya menyimpang, salah satu contoh kerjasama antara DEKOPIN dengan PT Biomass Korea untuk penanaman jarak pagar jatropha di NTB, pada implementasinya bukan dilaksanakan koperasi, akan tetapi dia membentuk PT dengan Direktur Utama Bambang W Soeharto dan salah satu direksinya anak Adi Sasono sendiri. Lalu koperasi dapat apa?

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.