ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bawang Dayak yang Rasanya Tak Mirip Bawang

May 25, 2017 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

Tren gaya hidup kembali ke alam, terutama dalam pengobatan membuat para ahli farmakologi terus mengungkap banyaknya tumbuhan herbal Indonesia yang dapat dijadikan obat alternatif mendampingi obat-obatan kimia modern.

 

Jpeg

Salah satu yang mulai muncul adalah pengobatan berbagai penyakit melalui bawang dayak atau dalam bahasa daerah disebut bawang tiwai. Bawang dayak adalah sebutan untuk tanaman berumbi yang mirip dengan bawang merah walaupun tidak memiliki bau dan rasa seperti bawang merah yang kita kenal.

Sebutan bawang dayak atau bawang tiwai ini juga tidak tahu asal usulnya darimana. Tiba-tiba saja orang menyebut tanaman asli Amerika ini dengan bawang dayak. Warga lokal menyebutnya bawang tiwai. Sementara, secara umum di sebut bawang sabrang.

Bisa jadi sebutan bawang dayak muncul karena bawang ini banyak tumbuh di Kalimantan yang tanahnya kaya akan humus dan kelembaban yang  tinggi. Tanaman ini mirip sekali dengan anggrek tanah yang memiliki daun berbentuk pita sepanjang 25-30  centimeter. Umbinya sebesar jempol kaki orang dewasa ketika berumur empat bulan.

Air rendaman  atau seduhan bawang dayak memiliki warna merah, berasa sedikit pahit dan sedikit sepat. Ketika diminum tidak ada aroma bawang merah. Aromanya tawar. Untuk memperbaiki rasa dapat dicampur madu atau gula bagi penderita non diabetes.

Jika kerap  menggunakan gelas kaca khusus  untuk perendaman atau penyeduhan dengan air panas, maka gelas tersebut lama-kelamaan akan meninggalkan warna kemerahan. Bisa jadi ini adalah getah”obat”  dari bawang dayak terseubt.

“Getah merah yang melekat di gelas inilah yang  menambal atau menutup beberapa jenis luka dalam dan berbagai penyakit,” ujar Haji Isay, yang kerap berkeliling menjajakan bawang dayak segar maupun olahan yang telah dikeringkan.

 

Dijelaskannya, ada dua jenis olahan bawang dayak untuk pengobatan yaitu bawang segar dan irisan bawang  dayak yang telah dikeringkan.  Pemakaiannya sangat praktis. Untuk bawang dayak kering cukup diseduh satu sendok  bawang dayak kering dengan air panas mendidih. Tunggu beberapa saat hingga hangat dan berubah menjadi warna merah. Setelah itu langsung diminum dua hingga tiga kali sehari.

Jpeg

Menurut Haji Isay, budidaya besar-besaran masyarakat menanam bawang dayak ini ada di Provinsi Kalimantan Tengah. Walaupun, bawang dayak ini juga dengan mudah ditemui di Kalimantan Timur dan provinsi lain di Kalimantan.

Masih menurut penjelasan Haji Isay, bawang yang ditanam dari Kalteng ini, baru akan diolah ketika umur tanaman memasuki usia tujuh bulan. Karena pada masa itu, kandungan obat dalam bawang dayak ini sangat ideal bagi penyembuhan.

Bawang dayak yang dijual oleh Haji Isay umbinya berbentuk bulat memanjang. Berbeda dengan bawang dayak yang ditemui di pasar-pasar tradisional di Samarinda dengan umbi yang lebih kecil dan bentuknya lebih bulat.

“Tekstur tanah di Kalteng sangt bagus dan sangat cocok untuk tanaman bawang dayak ini. Disana juga warga menanam dalam jumlah besar sehingga stok bawng segar selalu ada,” jelasnya.

Tentang khasiat bawang dayak  ini sangatlah banyak. Tidak ada yang spesifik dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Ada puluhan jenis penyakit yang dapat disembuhkan atau dikurangi resikonya. Diantaranya,  diabetes, stroke, hipertensi, maag, asam urat, kolesterol dan lain-lain.

Haji Isay yang berkeliling dengan mobil kerap mangkal di arena pasar malam. Sehari-hari  Haji Isay kerap berjualan di pasar tradisional di wilayah Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara.

Tidak hanya produk bawang dayak yang dia jual. Ada beberapa jenis kayu-kayuan obat yang turut mendampingi penjualan bawang dayak kering. Ada kayu pasak bumi untuk stamina dan kesehatan pria, kayu kuning untuk pengobatan malaria serta minyak urut yang berasal dari olahan bawang dayak.

Semua dagangannya “diimpor” langsung dari Kalimantan Tengah. Terkadang, bawang tiwai ini diambil langsung ke produsen bawang segar untuk diolah dan dikemas.

Satu bungkus  bawang dayak  kering dijual dengan harga Rp.50.000.  Beratnya kira-kira 250 gram. Sedangkan bawang dayak segar dijual Rp.100.000 dengan berat 1 kg.

“Harga ini sama saja  baik bawang dayak kering maupun basah. Karena kalau yang segar dikeringkan hasilnya juga paling dapat 350-400 gram saja.  Penggunaannya hanya satu sendok makan sekali seduh dan dapat diminum berulang-ulang hingga air seduhan tidak lagi berwarna merah,” jelasnya.

Pemakaian obat herbal memang sebaiknya untuk pencegahan atau ketika penyakit belum parah. Karena penyembuhan alternatif  dengan herbal ini memiliki efek yang berbeda pada setiap orang.  Efek pengobatan tradisional kerap lebih panjang daripada pengobatan kimia yang dapat langsung terasa menyembuhkan.

Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba menyandingkan obat kimia modern dengan obat tradisional. Tentunya dengan sangat hati-hati dan kalau perlu meminta saran dokter apabila anda telah menggunakan obat modern. Selamat mencoba, karena tidak ada kesembuhan tanpa adanya usaha. (vb/yul)

 

 

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

2 Komentar untuk "Bawang Dayak yang Rasanya Tak Mirip Bawang"

  1. Pusat Bawang Dayak on Sat, 1st Jul 2017 10:38 pm 

    Khasiat bawang dayak memang luar biasa dan sudah banyak yang membuktikan khasiatnya. Simak artikel mengenai kedahsyatan khasiat bawang dayak dan testimoni dari mereka yang berhasil sembuh dengan bawang dayak. Klik di sini:bawang dayak

  2. Abhy on Tue, 19th Mar 2019 5:49 pm 

    saya bersukur sekali bisa mengetahui khasiat bawang dayak,dan alhamdulillah ketika saya menanam bawang dayak ini.peminat konsumennya banyak,karena cepat dirasakan manfaatnya.

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.