ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Potensi Itik Alabio Belum Tergarap Maksimal

May 26, 2010 by  
Filed under Nusantara

Share this news

Usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama di Kalimantan Selatan dan merupakan usaha pokok masyarakat terutama di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beternak itik ini dapat memberikan kontribusi yang memadai terhadap pendapatan keluarga. Skala kepemilikan bervariasi antara 200−7.000 ekor/peternak. Usaha tani itik alabio kini sudah mengarah ke spesialisasi usaha yaitu produksi telur tetas, telur konsumsi, penetasan, dan pembesaran.

Pengembangan itik Alabio cukup prospektif karena ditunjang oleh ketersediaan bibit dan pasar, keterampilan peternak yang memadai, sosial-budaya menerima, dan dukungan pemerintah daerah.

Permasalahan dalam beternak itik alabio adalah belum adanya standarisasi bibit, kualitas pejantan menurun, pencatatan produksi belum optimal, mahalnya harga pakan, ketersediaan bahan pakan lokal bergantung musim, serta penanganan pascapanen dan penyakit yang belum memadai.

Itik Alabio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Itik ini telah lama dipelihara dan berkembang di Kalimantan Selatan, terutama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sungai Utara (HSU).

Populasi itik alabio di Kalimantan Selatan tahun 2006 tercatat 3.487.002 ekor (Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan 2006). Pemeliharaan itik alabio mempunyai prospek yang cerah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi protein hewani asal ternak.

Keragaan itik alabio meliputi produksi telur 220.250 butir/ekor/tahun, puncak produksi sebanyak 92,70%, bobot telur 59, 65 g/butir, konsumsi pakan 155. 190 g/ ekor/hari, daya tetas 79,49%, daya mortalitas setelah menetas 0,75%, bobot badan betina umur 6 bulan 1,60 kg dan jantan 1,75 kg.

Tujuan pemeliharaan itik alabio di Kalimantan Selatan umumnya bergantung pada kondisi masing-masing daerah. Di Kabupaten HSU, pemeliharaan itik alabio telah mengarah ke spesialisasi model pengembangan usaha, yaitu penetasan (hatchery), penghasil telur tetas (breeding) dan telur konsumsi (laying) serta usaha pembesaran itik dara (rearing).

Itik Alabio mempunyai kapasitas produksi telur yang tinggi. Hal ini mungkin karena tersedianya sumber pakan di rawa-rawa berupa ikanikan kecil, ganggang dan hijauan lain serta binatang lainnya. Produksi telur itik yang dipelihara dengan sistem lanting mencapai 60,90% selama periode bertelur, atau rata-rata70%. Sementara yang dipelihara secara tradisional produksinya hanya 130 butir/ekor/tahun.

Pemeliharaan itik alabio cukup beragam, bergantung pada kebiasaan dan kondisi alam. Di daerah sentra produksi seperti Kabupaten HSU dan HST, pemeliharaan itik dilakukan secara intensif dan semi-intensif dengan skala pemeliharaan 500-5.000 ekor setiap petani peternak.

Usaha pemeliharaan itik secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu skala kecil, itik yang dipelihara kurang dari 500 ekor dengan system pemeliharaan tradisional atau dilepas di lahan rawa atau sawah, skala sedang dengan jumlah itik yang dipelihara 500- 5.000 ekor per peternak, dan  skala besar dengan jumlah itik yang dipelihara lebih dari 5.000 ekor/peternak dengan system pemeliharaan secara intensif.

Namun, ada pula peternak yang memelihara itik alabio secara semi-intensif, dengan skala usaha25-200 ekor/kepala keluarga. Itik diumbar atau dilepas dan diberi pakan tambahan berupa cangkang udang, ikan rucah atau rajungan untuk meningkatkan kualitas warna kuning telur.

Pemeliharaan itik alabio jantan untuk tujuan menghasilkan daging berkualitas prima harus dilakukan sampai umur 12 minggu. Itik alabio jantan yang dipelihara sebagai pedaging pada umur 12 minggu memiliki bobot badan yang lebih tinggi disbanding itik bali dan tegal, namun sedikit lebih rendah dari itik khaki chambell.

Pengolahan pascapanen daging dan telur itik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dalam upaya mendongkrak pendapatan dan gizi masyarakat. Beberapa bentuk produk olahan dari itik adalah dendeng, abon, sosis, dan bakso.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan daging itik adalah daging kurang empuk dan pengemasan belum baik, sehingga produk tidak dapat bertahan lama. Kualitas dendeng itik kurang baik bahkan ada yang aromanya kurang segar atau sedikit berbau tengik sehingga kurang disukai konsumen. Telur biasanya diawetkan menjadi telur asin, namun kualitasnya masih beragam, terutama warna kuning telurnya.

Sebagian masyarakat Kalimantan Selatan cenderung mengkonsumsi telur itik yang warna kuning telurnya lebih merah, atau orang setempat menyebutnya “telur tambak”. Telur seperti itu dihasilkan dari itik yang dipelihara dengan cara digembala.

Beberapa penyakit pada itik alabio adalah salmonelosis, kolibasilosis, cengesan atau selesma, aflatoksikosis, dan aspergilosis. Istiana (1994) telah berhasil mengisolasi Salmonella sp. sebesar 27,30% dari sampel telur tetas itik alabio berembrio mati. Namun, Salmonella berhasil diisolasi dari sampel anak itik, telur, dedak dan pakan itik alabio yang dijual di pasar.(vb/yul/foto;ist)


Share this news

Respon Pembaca

10 Komentar untuk "Potensi Itik Alabio Belum Tergarap Maksimal"

  1. oman on Mon, 23rd Aug 2010 12:52 pm 

    saya tertarik ternak itik alabio, tapi saya kesulitan mendapatkan bibit bisa tolong saya gak untuk mendapatkanya atau kontak personya…terima kasih

  2. poppy on Sun, 3rd Oct 2010 3:18 pm 

    saia mau tanya ,, apa benar labu kuning dan padi bisa membuat warna kuning telur menjadi kuning cerah kemerah merahan ..
    terima kasih ..

  3. Erlina on Sat, 30th Oct 2010 6:47 pm 

    Saya kurang setuju kalo telur itik hanya untuk telur asin. Bagi ‘urang Banjar’telur itik untuk lauk (bukan asin) dan juga kue (kue lam),ini beda dg di Jawa yang tidak suka telur itik tidak asin. Ini juga menunjukkan status sosial, kalo punya penghasilan cukup maka tidak akan makan dengan lauk telur ayam ras, tp telur itik.Telur tambak memang tadinya bisa diperoleh dg itik digembala, namun sekarang dengan mengatur kandungan karoten dalam pakan , peternak bisa menghasilkan telur yang berwarna merah kuning telurnya (tambak). Kalo tidak percaya datang saja ke daerah aluh-aluh, sdh banyak peternak yang bisa meningkatkan kualitas warna yolk dengan tetap mengandangkannya.

  4. Agoenx on Mon, 8th Nov 2010 4:22 pm 

    Saya mau beternak itik alabio. Tpi saya tdk tahu dmana mendapatkan bibit itik alabio. Saya tinggal d pangkalpinang, mungkin tman2 dari daerah lain bisa membantu.

  5. alpian on Tue, 16th Nov 2010 10:23 pm 

    itik alabio yang terkenal itu sebenarnya berasal dari sebuah desa yang namanya desa mamar, di sanalah sentra asal muasal penetasan itik terbesar diwilayah hulu sugai utara kalsel, tempat penjualan/pasar itik yaitu alabio sebuah kecamatan sekitar kurang lebih 5 km dari desa mamar. semua masyarakat desa mamar dikenal mahir menetaskan itik dengan cara tradisional dengan sekam padi, tapi cara ini sudah tidak dipakai lagi karena sudah tergantikan dengan metode penetasan mesin yang kapasitasnya bisa 1000-4000 butir telor itik yang siap menetas setiap 1 minggu sekali, ekonomi masyarakat sangat tertopang dan sejahtera dari hasil menetaskan itik alabio.

  6. namra anirhas on Mon, 20th Dec 2010 1:30 pm 

    tempat jual itik alabio di kalimantan selatan de mana yaa??. trima kasih

  7. rauf syauputra on Wed, 5th Jan 2011 6:30 pm 

    tolong kirimkan alamat yang lengkap untuk peternakan ini di kalimantan soalnya saya mau berkunjung ke daera itu lusa untuk meninjau langsung perkembangan itik itu apakah bisa di pasarkan di daerah saya apa tidak… tolong kirimkan ke email yang di atas… biar saya gampang mencarinya soalx saya sala satu penyuplai itik di sulawasi selatan untuk di budi dayakan di sini….

  8. hifny on Wed, 5th Jan 2011 7:39 pm 

    Sentral penetasan itik alabio ada di desa Mamar, kecamatan hulu sungai utara, kabupaten hulu sungai utara, kalimantan selatan. untuk bisa mendapatkannya atau pemesanan Anda bisa menghubungi bapak H. Hormansyah dengan telp 081349624953/(0527)62541. untuk jelasnya Anda juga bisa berkunjung langsung ke web kami disini http://hifnymamar.blogspot.com/

  9. Zulfikar on Wed, 26th Oct 2011 12:15 am 

    Sy sngt trtarik utk membudidayakan itik alabio,didaerah sy(kalbar) sdh ad yg mnjual bibit alabio.
    Sy ingn nanya,ap bnr itik alabio mdh dserang pnyakit ?
    Dan apkh itik alabio hrus rutin di beri vaksin ?

  10. fauzah on Fri, 24th Aug 2012 1:33 pm 

    saya sebagai peternak itik paking. itik bali. itik patik dan alabio, sangt kesulitan dengan pakan yg mahal malah kadang merugi gara2 pakanny sampai 280.000 perkarung sy harap pemerintah mau membatu kami peternak itik,

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.