ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bupati Kukar “Ngapeh Hambat” Dengan Raja-Raja Nusantara

September 13, 2019 by  
Filed under Kutai Kartanegara

Share this news

Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah “ngapeh hambat” (berbicang dipagi hari) bersama Raja-raja Nusantara,  Kamis (12/9) di Pendopo Odah Etam Tenggarong.

Acara di hadiri oleh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten Kutai Kartanegara, Prabu Sancajadiningrat (Pajajaran), Iis Iskandar (Kerajaan Galunggung), Prabu Cakra Amarasa Kerajaan Galuh (Kerajaan Galunggung), Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang (Kerajaan Gowa / Waketum DPP Matra), KPH Wiroyudho (Pakualaman Jogja / Ketum DPP Matra), KP Danny Satya Pandelaki (Pakualaman Jogja / Ketua DPP Matra), Hj Suherlin Kerajaan Sukadana Kalimantan Barat,  Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara Kerajaan Tarumanagara Jawa Barat (Pendiri Matra dan Sekjen Royal Nusantara)

Dalam sambutanya Edi Damansyah mengucapkan selamat datang di Tenggarong yang merupakan kota tertua di Kalimantan Timur. “28 September 2019 nanti Kota Tenggarong ber umur 237 tahun,” kata Edi.

Dikatakannya, Tenggarong merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Kutai mulai abad 18 – 20 dan menjadi pusat pemerintahan daerah Kabuaten Kutai Kartanegara dan nantinya akan menjadi Pusat Pemerintahan Negara yang telah ditetepkan oleh Presiden.
Keragaman adalah ciri khas Kukar, yang juga merupakan minuatur Indonesia, mulai dari budaya, sumber daya alam dan demografinya. “Kehidupan harmonis antar berbagai suku bangsa  juga telah terjalin baik di Kukar,” ujarnya.

Menurut Edi, menjaga kehidupan budaya sangatlah penting karena budaya merupakan perekat masyarakat dan perekat bangsa. Untuk itu, Pemkab Kukar telah memiliki Peraturan Daerah tentang Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Kutai Kartanegara yang menjadi payung hukum bersama untuk mengembangkan tradisi dan budaya kesultanan Kutai.

Selain itu Pemkab Kutai Kartanegara juga memiliki Perda tentang Pemajuan Kebudayaan dan Identitas Daerah yang memayungi pelestarian budaya daerah maupun budaya nusantara di Kutai Kartanegara.

“Budaya kesultanan, Budaya Melayu Kutai dan Budaya masyarakat Dayak sebagai budaya daerah Kukar bersama budaya nusantara mendapat ruang apresiasi seni yang setara dalam berbagai perhelatan budaya dan festival, karena kami meyakini bahwa budaya merupakan benteng pertahanan bangsa dan ruang silaturahmi masyarakat dalam keberagaman,” kata Edi.

Edi berharap nantinya masyarakat bisa mengambil peran lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan dan pengelolaan sumber daya agar dapat menjadi tuan rumah dan bukan  hanya menjadi penonton di daerahnya.

Edi kemudian meminta dukungan kepada para Raja Nusantara untuk  bersinergi dan kerjasama antar Kesultanan maupun Pemkab KUkar untuk pelestarian dan penguatan peran Kesultanan dalam membangun budaya bangsa. ( Yuliati- Medsi 03)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.