ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Wisata Museum Mulawarman

July 2, 2009 by  
Filed under Wisata

Share this news

Museum Mulawarman yang kita kenal saat ini,dahulunya adalah bangunan Keraton Kutai Kartanegara dimasa lalu. Terletak di Tenggarong yang merupakan ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Keraton peninggalan Kerajaan Kutaiini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935.

replika naga upacara erau

replika naga upacara erau

Arsitektur dari museum ini mengadopsi dari arsitektur Belanda layaknya bangunan-bangunan Belanda lainnya di Indonesia seperti Istana Negara di Jakarta. Seluruh bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum terdapat duplikat Patung Lembu Swana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara.

Di dalam Musium Mulawarman ini tersimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah dan seniyang tinggi yang pernah digunakan oleh Kesultanan Kutai. Diantara barang-barang pusaka Kuati tersebut diantaranya berupa Singgasana, sebagai tempat duduk raja dan permaisuri. Kursi ini terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning. Kursi ini dibuat dengan gaya Eropa, penciptanya adalah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935. Sementara itu, patung Lembu Swana Lambang Kesultanan Kutai, dibuat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang menjadikan patung ini terlihat sangat indah.

Benda bersejarah lainnya yang patut dilihat di Museum Mulawarman ini adalah Kalung Uncal, benda ini merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya. Mitos yang menyelimuti kalung Uncal ini adalah konon berjumlah dua buah. Satu yang lainnya berada di India. Menurut kepercayaan, jika kalung Uncal ini tidak disatukan kembali ke tanah Kutai, maka negeri India yang menyimpannya akan sering terkena bencana.

Alat-alat seni berupa Seperangkat Gamelan dari Keraton Yogyakarta 1855 juga menarik untuk dilihat dan dicermati. Ini mearik karena pada tahun itu, Kerajaan Kutai telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain di Jawa. Diruang bawah tanah terdapat Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand. Koleksi keramik yang dimiliki terbilang cukup lengkap mulai dari Dinasti Ming, Ying dan dinasti-dinasti lainnya. Di halaman Museum, juga terdapat benda-benda yang tidak kalah menarik. Benda yang memiliki nilai sejarah lainnya adalah Meriam Sapu Jagad Peninggalan VOC, Belanda yang digunakan untuk berbagai pertempuran melawan penjajah. Karena dentuman suara yang dahsyat dan mampu memukul pergerakan lawan, maka meriam ini dinamakan meriam Sapu Jagat.

Sementara itu, Prasasti Yupa, yaitu salah satu prasasi penting dalam peninggalan kerajaan tertua di Indonesia ini, yang berada di dalam Museum ini hanyalah tiruan dari Yupa (prasasti) yang asli yang kini ditempatkan diMuseum Nasional Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman pada abad ke-7 isinyamerupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan dan berhuruf Pallawa bahasa Sansekerta. Tempat lainnya yang juga harus dilihat dilingkungan museum adalah Komplek Pemakaman Keluarga Raja Kutai Kartanegara. Di dalam komplek pemakaman ini terdapat Raja-Raja yang telah memerintah Kutai dan terdapat makam pendiri kota Tenggarong.(vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.