ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Sambut New Normal, Empat Langkah Guru di Tahun Ajaran Baru

July 23, 2020 by  
Filed under Profil

Share this news

Kutai Kertanegara – Nanang Nuryanto, guru SDN 021 memilih metode blended dalam tahun ajaran baru ini daripada pembelajaran daring ataupun luring. Metode ini adalah menggabungkan daring dan luring dalam menyampaikan mata pelajaran. Metode ini dipilih berdasarkan pendataan yang dilakukan Nanang.

Pendataan Nanang menunjukkan 40 persen siswa yang mampu membeli paket dan mempunyai perangkat android dan 60 persen siswa yang tidak bisa membeli paket tapi memiliki perangkat android, berdasarkan kemapuan awal, hanya 20 persen siswa yang dapat membaca, 40 persen yang dapat mengeja dan 40 persen tidak dapat membaca.

Bernyayi sambil berliterasi

Mengajak anak bernyanyi sambil bercerita adalah salah satu hal yang sangat menyenagkan bagi murid kelas satu dengan menampilkan gambar-gambar yang menunjukan simbol huruf kegiatan ini dilakukan saat luring. Penelitian dari Oxford, J. Launey membuktikan bahwa menyanyi mengurangi stress, sehingga 40 persen siswa yang tidak dapat membaca berkurang.

Target membaca

Orang tua diajak kerjasama untuk menyelesaikan target membaca berjenjang dengan mengunakan buku-buku yang menarik, di mana orang tua akan mengajarkan membaca sebuah cerita kepada siswa dirumah dan akan ada tagihan dari guru pada pertemuan minggu berikutnya.

Tanoto Foundation mengadakan pembuatan buku besar di bulan Juli 2020 di Kabupaten Kertanegara untuk materi kelas awal dan kelas lanjut disesuaikan dengan relevansi mata pelajaran yang akan diajarkan.

Teras guru jadi kelas

Pembelajaran dilangsungkan di teras rumah guru dengan minimal siswa per pembelajaran hanya lima siswa ini. Belajar luring ini menekankan membaca, mendengarkan, dan bercerita.

Pertama, Nanang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan membacanya, yaitu kelompok lancar membaca, kelompok mengeja, dan kelompok tidak bisa membaca. Anggota kelompok tidak melebihi 5 siswa. Lalu, kehadiran siswa diatur berdasarkan jadwal kelompok yang disepakati. Sehingga proses pembimbingan membaca tepat sasaran.

Siswa yang bisa membaca, lebih banyak melakukan kegiatan membaca buku cerita, diskusi sederhana dengan guru tentang cerita tersebut, menulis kebiasaan baik, dan bermain kalimat tersembuyi.

Sedangkan siswa yang hanya bisa mengeja dan tidak dapat membaca mereka diajak untuk bermain huruf dan kata. Diharapkan dengan kegiatan seperti ini kemampuan membaca dan pemahaman siswa dapat berkembang di masa pandemi ini.

Bagi kelas lain mereka belajar di teras guru sehari dua mata pelajaran dengan memfokuskan salah satunya mata pelajaran yang memiliki daya serap rendah di sekolah yaitu matematika. Guru memberikan materi saat mengajar di teras rumah dan juga memberikan tugas berupa proyek Bersama orangtua,tugas ini dikerjakan selama siswa di rumah dan sambil menunggu giliran kelompok mereka belajar Kembali di teras guru. Pembelajaran dilakukan dari jam 08.00 sampai jam 10.00.

Bagi guru mata pelajaran agama dan pendidikan Jasmani melakukukan kegiatan yang sama namun ada yang sedikit berbeda. Dimana penyampaian pembelajaran pengetahuan dilakukan secara daring memalui WhatsApp kelompok untuk ketrampilan mereka dilakukan dengan luring.

Unjuk Karya

Unjuk kerja dilakukan setelah siswa menyelesaikan pembelajaran satu minggu satu hari di rumah guru dan enam hari di rumah dimana pemantauan dan umpan balik dari guru dilakukan melalui WhatsApp.

Nanang juga mengajak siswa untuk menampilkan karyanya melalui zoom meeting. Unjuk karya ini dilakukan secara bergantian, guru sebagi host dan moderator memimpin jalanya kegiatan dan berdiskusi ersama. Guru juga mengundang beberapa orang tua murid untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Saya sangat senang karena anak saya dapat Kembali belajar dengan bimbingan guru walaupun waktu dan tempatnya terbatas “ ujar Yuyun salah satu orang tua siswa kelas dua. Tujuan kegiatan ini adalah agar terjadinya komunikasi yang baik antra guru, siswa, dan orang tua siswa. Kegiatan ini juga memperlihatkan kepada orang tua bahwa perkembangan teknologi perlu diajarkan kepada siswa agar tidak ketinggalan zaman.

“Kegiatan yang kami lakukan ini merupakan cara kami SDN 021 Marangkayu untuk menghadapi pembelajaran di masa Covid-19 ini merujuk dari evaluasi kegiatan pada semester dua kemari dan tentunya cara yang kami lakukan ini perlu kami evaluasi lagi di bulan kedua untuk mengetahui kelemahan dan kekuarangan dari kegiatan yang kami lakukan.“ Ujar Badil kepala sekolah SDN 021 Marangkayu pada rapat bersama orang tua siswa 13 Juli 2020.

“Dalam menyambut ajaran baru, fasilitator daerah Tanoto Foundation di garda depan untuk melatih 96 sekolah mitra Tanoto Foundation di 4 kota/ kabupaten di Kalimantan Timur. Kegiatan pelatihan ini berlangsung dari Juli hingga Agustus 2020. Total ada 512 guru SD/MI dan 480 guru SMP/MTs di Kalimantan Timur yang mengikuti pelatihan jarak jauh, menyiapkan guru melaksanakan pembelajaran daring,” tutup Affan Surya, Koordinator Provinsi Tanoto Foundation Kalimantan Timur. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.