ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Film “Kanak Kembar” Angkat Budaya Dayak, Karya Sineas Sangatta

July 30, 2020 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SANGATTA- Bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) Kamis (23/7/2020) lalu, Viu, layanan streaming video pan-regional over the top (OTT) dari PCCW Media Group akhirnya mengumumkan 16 film pendek dari Viu Shorts! Season 2 karya pelajar dari 16 kotamadya dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Suasana kegiatan nonton bareng (nobar) film pendek “Kanak Kembar” di Kantor Diskominfoperstik Kutim.

Paling membanggakan dari 16 film itu, ternyata salah satunya ada wakil dari Sangatta, Kutai Timur (Kutim). Yakni karya film berjudul “Kanak Kembar” lewat sentuhan sinematik dan menyuguhkan cerita yang dekat di lingkungan masyarakat melalui mitos kearifan lokal. Sebuah catatan prestasi dari dunia perfilman daerah untuk bisa bersaing ke level internasional.

Viu Indonesia pun menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) film Kanak Kembar dalam jaringan (daring). Dipandu langsung oleh penyiar dari Jakarta yaitu Arif Tirtosudiro. Nobar turut dihadiri oleh Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Kutim Suroto, Kepala Diskominfoperstik Kutim Supriyanto, Mentor sekaligus Pendiri Kelas Sinema Sangatta Rakhmad Maulana Ramadhan, Sutradara Kanak Kembar Angga, dan para kru film di Ruang Konverensi Video Kantor Diskominfoperstik Kutim, Rabu (29/7/2020).

Pasca menonton film pendek Kanak Kembar yang banyak mengambil setting lokasi di sekitaran sungai dekat Perumahan G House Swarga Bara berdurasi 11.05 menit itu, Arif Tirtosudiro pun cukup puas menikmati hasil film tersebut. Ia pun menyecar cukup banyak pertanyaan, salah satunya mengenai alur cerita Kanak Kembar yang mengangkat kepercayaan suku Dayak Kenyah bahwa setiap anak yang lahir memiliki kembaran seekor buaya. Jika mereka dipertemukan akan membawa kebaikan.

Sutradara Kanak Kembar Angga langsung menjawabnya. Menurut dia, awalnya ada sepuluh cerita yang ditawarkan ke para mentor Viu Shorts! Terdiri dari para sineas berkompeten di bidangnya. Akhirnya terpilih Kanak Kembar yang mengangkat cerita tentang dua orang perempuan kembar, satunya manusia (diperankan oleh Juliani) dan satunya lagi siluman buaya berwujud manusia (dimainkan oleh Livinia Leony).

“Dalam perjalanannya beranjak besar, dua orang perempuan ini tidak pernah terpisahkan. Hingga endingnya pada suatu hari salah seorang perempuan tersebut jatuh pingsan, karena sang ibu (diperankan oleh Ika Tri Hastanti) yang seperti biasa melakukan ritual melarungkan sajen di sungai tidak sampai ke siluman buaya. Karena sajen itu nyangkut di bebatuan,” beber Angga.

Disinggung mengenai pemilihan jalan cerita Film Kanak Kembar ini, awalnya tim produksi film di work shop oleh mentor, setelah itu mencari ide cerita yang akan dibawakan. Akhirnya terpilih Kanak Kembar karena punya sisi cerita yang menarik.

“Syutingnya pun cukup cepat selama dua hari dan dibantu sebanyak 20 orang kru film yang rata-rata pelajar,” jelasnya.

Lebih jauh, Angga menuturkan karya sineas Sangatta di Kutim tidak hanya sampai di sini. Ke depan komunitas film dari Kelas Sinema akan terus berkarya, memproduksi film dan tentunya menggelar screening film lewat dialog. Dalam hal ini, tentunya para sineas lokal meminta perhatian dari Pemkab Kutim untuk mengembangkan minat dan bakat sineas di daerah lewat dukungan anggaran.

Para awak kru film Kanak Kembar kini tengah menunggu hasil pemenang dari 16 film pendek yang masuk di Viu Shorts! Season 2 dari dewan juri Viu untuk menentukan film terbaik. Sineas yang berhasil menjadi juara akan menerima beasiswa dari Viu untuk belajar sinematografi di Institut Seni Jakarta (IKJ) selama empat tahun.

“Pada saat yang sama menerima kesempatan untuk bekerja secara profesional sebagai bagian dari tim Viu Original di Indonesia,” urainya.

Untuk diketahui, di musim kedua Viu Shorts! terus gencar menumbuhkan minat dan bakat generasi muda kreator film Indonesia, serta membawa karya mereka ke panggung dunia. Dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata, program Viu Shorts! telah digelar di 16 kota selama 8 bulan. Dimulai pada Agustus 2019 hingga Maret 2020. Tim Viu Shorts! menjadi saksi antusiasme dan kreativitas pelajar yang umumnya berusia 14-19 tahun, diberbagai daerah di Indonesia.

Sebanyak 16 cerita hebat telah berhasil diproduksi menjadi 16 film pendek oleh hampir 700 pelajar dan talenta lokal dari 16 kotamadya dan kabupaten. Seperti Memargi Antar (Klungkung), Kalang Obong (Kendal), Penari Larangan (Majalengka), Kakaluk Fulan Fehan (Atambua), Dawuk (Cilacap), Danau Pengantin (Tangerang), Bulu Mata (Jakarta Selatan), Melaiq (Mataram), Ikan Merah (Magelang), Kelar Kelor (Kulon Progo), Limo Wasto (Surakarta), Pohon Pengantin (Salatiga), G-Rain (Batu), Lae Pandaroh (Dairi), Kanak Kembar (Sangatta), dan La Love (Palu).

Karya-karya ini diharapkan dapat mengikuti jejak kesuksesan film-film pendek Viu Shorts! Season 1 yang mencatat sejumlah catatan penting. Selain diputar di ajang Cannes Film Festival 2019, film pendek Miu Mai karya pelajar asal Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga meraih kemenangan dalam kategori Best Short Form Content pada ajang Asian Academy Creative Awards 2019. Film-film pendek Viu Shorts! Season 2 dapat dinikmati secara gratis lewat layanan streaming di aplikasi Viu yang dapat diunduh di App Store, Google Play, dan smart TV tertentu, serta www.viu.com . (hms13/hms3)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.