ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Lou Bentian, Penantian Panjang Masyarakat Bentian Besar

June 26, 2021 by  
Filed under Berita

Share this news

SENDAWAR – Penantian masyarakat Bentian Besar memiliki rumah adat panjang atau Lou Bentian akhirnya terwujud. Sejak dilakukan tiang pancang pada tahun 2012 lalu, kini bangunan sudah selesai dan diremikan Bupati Kutai Barat (Kubar) FX. Yapan, Jumat (25/6/2021).

Rumah panjang yang terbangun di tepi jalan Trans Kaltim – Kalteng, tepatnya di Kampung Dilang Puti, Kecamatan Bentian Besar, Kubar. Bangunan ini ditopang 371 tiang kayu ulin, setinggi 8 meter, dan terbentang sepanjang 50 meter dengan lebar 25 meter. Lou Bentian dibangun atas prakarsa tokoh Dayak Bentian, Kampung Suakong, Dilang Puti dan Penarung. Pembangunan rumah adatpanjang inimenghabiskan dana sekitar Rp7 milliar bersumber dari perusahaan tambang batu bara PT. Trubaindo Coal Mining (TCM). dengan

Meski dipelopori tiga kampung, namun Lou Bentian adalah dipersembahkan untuk seluruh kampung yang ada di Kecamatan Bentian Besar. Lou Bentian terdapat sembilan kamar yang merepresentasikan sembilan kampung yakni, Penarung, Dilang Puti, Jelmu Sibak, Sambung, Randa Empas, Tende, Anan Jaya dan Tukuq.

Sejak awal beroperasinya TCM di Kubar, telah mendengar semua aspirasi masayarakat sekitar, sehingga TCM membentuk Forum Konsultatif Masyarakat (FKM) yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintah, dan wakil perusahaan, melalui forum inilah timbul gagasan untuk membangun rumah lamin.

Bupati Kubar FX. Yapan mengatakan, era globalisasi saat ini berdampak sangat signifikan pada pola kehidupan masyarakat. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan lokal. Salah satu faktor penyebabnya budaya lokal dilupakan adalah kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaan sendiri.

Ia menuturkan, seiring dengan perkembangan jaman, Lou atau Lamin ini bisa digunakan sebagai pusat kegiatan upacara – upacara ritual adat dan budaya, dengan dimilikinya Lou atau Lamin akan menjadi pertanda bahwa generasi Kubar pada umumnya, dan warga dayak yang berada di wilayah Bentian tidak tergerus oleh budaya asing.

“Saya atas nama pribadi dan seluruh jajaran pemerintah Kubar mengucapkan selamat atas diresmikannya Lou Bentian ini dapat menjadi identitas dari keberadaan masyarakat adat dayak, dan terima kasih kepada PT. TCM yang sudah menjadi penyandang dana dalam pembangunan Lou Bentian,” kataYapan.

Sementara itu Kepala Teknik Tambang (KTT) PT. TCM Wahyu Harjanto menyatakan komitmen perusahaan dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkaitan dengan operasinya.

“Saya yakin perusahaan akan kuat jika dijalankan dengan bertanggung jawab terhadap masyarakat dengan lingkungannya,”ungkapnya.

Dikatakan Wakyu H, peresmian Lou Bentian yang penuh tantangan ini memberi pesan penting dengan menpunyai tekad kuat menyelesaikan misi dengan mengedepankan tata kelola yang baik tercermin dari perjalanan panjang pembangunan. Lou Bentian juga menjadi momentum kebangkitan nilai luhur budaya dayak Kubar maupun pulau Kalimantan.

“Nanti pengelolaan Lou Bentian akan dilaksanakan oleh kelompok sadar wisata yang dibentuk dari masyarakat dan dibina oleh pemerintah daerah,”jelasnya.

Salah satu Direktur TCM, Ignatius Wurwanto menjelaskan, sejak tahun 2019 lalu  perusahaan telah setuju untuk melanjutkan pembangunan Lou Bentian yang sempat terhenti. Perusahaan memandang Lou Bentian sangat penting bagi masyarakat Bentian Besar, Kutai Barat, bahkan Kalimantan dan Indonesia.

“Menurut kami, kearifan budaya Dayak adalah bagian kearifan Indonesia, bahkan umat manusia,”tuturnya.

Dijelaskannya, yang dimaksud kearifan Dayak itu adalah ungkapan dalam bahasa Dayak “Bolump Buek Umur Mouq Takaaq” yang artinya hidup baik, damai, aman, sejahtera dan umur panjang. Ungkapan tersebut sesuai dengan strategi perusahaan untuk menjalankan usaha secara baik dan tanggung jawab serta patuh kepada aturan pemerintah yang berlaku dimanapun beroperasi.

Ketua Panitia, yang juga Ketua Kerukunan Dayak Bentian (KKDB), Lorensius Balak menyampaikan tujuan terpenting dibangunnya rumah panjang ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kearifan masyarakat. Rumah panjang yang berdiri di tengah masyarakat adat tentu akan menjadi akomodasi bagi kegiatan budaya dan perhelatan tradisi.

Lorensius berharap, masyarakat Bentian ke depannya dapat menunjukkan karya dan semangatnya dalam memajukan daerah dengan tetap memiliki jati diri masyarakat Bentian.

Menurut Lorensius potensi seni dan budaya dan kerajinan ukir dan rotan masyarakat Bentian sangat besar. Ukiran pada tiang dan sisi sisi Lou Bentian yang baru ini menunjukkan bahwa tradisi ukir kayu masih hidup di Bentian. Perajin anjat (tas dari rotan), dan ulap (kain tenun dari kulit kayu pentun) pun masih ada di tengah masyarakat. Potensi seni dan budaya dan kekayaan alam lain seperti tanaman hias dan buah lokal yang luar biasa menjadi modal bagi terwujudnya cita cita tersebut.

“Masyarakat maju dan berdaya adalah tujuan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat oleh TCM, Lou Bentian adalah perwujudan komitmen dukungan perusahaan,” ujarnya. (arf)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.