ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Rencana PTM Terbatas di Kota Samarinda, Guru Belum Vaksin Dilarang Mengajar

August 29, 2021 by  
Filed under Samarinda

Share this news

SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda berencana akan memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas pada 7 September 2021, dengan catatan jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Samarinda berakhir pada 6 September 2021.

Wacana tersebut terungkap saat Rapat Koordinasi Persiapan PTM bersama Disdik dan Dinas Kesehatan yang dihadiri Kepala Sekolah se Samarinda dipimpin langsung Wakil Wali kota Samarinda Dr H Rusmadi secara virtual di ruang kerja masing-masing, Kamis (26/8/2021).

Dinas Pendidikan Kota Samarinda telah mempersiapkan sebanyak 85 sekolah tangguh untuk mulai melakukan PTM bagi pelajarnya. Dinas Pendidikan pun telah melakukan peninjauan ke semua sekolah tersebut untuk memastikan persiapan PTM.

Rusmadi Wongso

Menurut Rusmadi, dengan situasi pandemi yang tanpa kepastian, kita tidak bisa berdiam diri sebagai anak bangsa. Kita tidak bisa membiarkan terus anak-anak kita yang tidak mandi saat mau sekolah secara daring (online, red). Belum lagi yang sering main game di HP tanpa bisa terpantau. Anak-anak kita juga sudah rindu dengan teman-temannya.

“Untuk itu tugas kita mempersiapkan agar PTM bisa berlangsung dengan aman dari penyebaran virus Covid-19. Seperti mempersiapkan sekolah tangguh ini,” ucap Rusmadi dalam arahanya.

Terkait program vaksinasi bagi guru di Samarinda, disebutkan Rusmadi berdasarkan laporan kepala Dinas Pendidikan Samarinda Dr Asli Nuryadin bahwa program vaksinasi untuk guru sudah mencapai 70,40 persen. Sedangkan vaksin untuk siswa baru mencapai 1.558 pelajar dan pemerintah terus gencar untuk melakukan vaksinasi bagi siswa tadi agar terakomodir semua.

Namun untuk PTM tahap kedua ini, pihaknya akan lebih memprioritaskan vaksin bagi guru-guru yang tersisa 29,60 persen. “Jadi yang 29,60 persen untuk total seluruh GTK se kota Samarinda. Sedangkan untuk sekolah yang 71 sekolah tangguh tinggal 10 persen saja,” ujarnya.

Terkait guru yang tidak bisa vaksin karena terganggu masalah kesehatan ataupun komorbid. Rusmadi mengatakan sesuai arahan kepala Dinkes dokter Ismid, supaya bisa datang ke dokter spesialis untuk observasi.

“Namun terhadap oknum guru yang tidak mau divaksin, saya akan temui khusus. Jika guru bersikeras tidak vaksin, mohon maaf mereka tidak boleh mengajar saat PTM,” tegas mantan Sekda Provinsi Kaltim ini.

Di sekolah tangguh, protokol kesehatan yang harus diterapkan peserta didik di sekolah normal baru, meliputi protokol kesehatan saat berangkat ke sekolah (perjalanan mulai dari rumah sampai di sekolah), protokol kesehatan selama di sekolah untuk guru, siswa, dan aktivitas di sekolah guru, siswa dan tenaga pendidik.

Selain itu, protokol kesehatan selama di sekolah untuk siswa (di lingkungan sekolah, di kelas, di lab/tempat praktek, tempat ibadah), serta protokol kesehatan pulang dari sekolah (perjalan mulai dari sekolah sampai di rumah).

Sekolah berlabel sekolah tangguh, mewajibkan siswa dan warga sekolah lainnya harus menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Seperti menggunakan masker, penerapan etika batuk dan bersin yang benar, sering mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak minimal satu meter. Sekolah juga rutin dibersihkan dengan disinfektan. (*/hel)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.