ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

STAI Balikpapan Harus Hasilkan Sarjana Beradab

October 26, 2021 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Dari kanan, Yuyun Wahyuni (Ketua Yayasan Perguruan Ibnu khaldun Balikpapan), Ny. Baharuddin, Baharuddin (Ketua STAI Balikpapan Periode 2021-2025, dan Munanto (Pembina Yayasan Ibnu Khaldun Balikpapan)

BALIKPAPAN– Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Balikpapan yang hingga saat ini memiliki 6 Program Studi, antara lain Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru MI, Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, Hukum Pidana Islam, dan Hukum Ekonomi Syariah selain mencetak Sarjana yang memiliki ilmu mumpuni sesuai bidangnya juga harus memiliki karakter budi pekerti dan beradab.

Pembina Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan, Munanto mengharapkan lulusan STAI Balikpapan menjadi sarjana beradab.

“Jangan sampai lulusan STAI Balikpapan yang sudah tahu baca tulis Alquran, sudah menyandang gelar sarjana tetapi tidak memiliki adab, tidak menghargai orang yang lebih tua, terutama menghargai guru yang telah menularkan ilmu pengetahuannya untuk di manfaatkan dalam menjalani hidup,” kata Munanti pada acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Ketua STAI Balikpapan, Senin, (25/10/2021) di di Grand Ballroom Pasifik Hotel Balikpapan.

Munanto menguraikan kisah perjalanan Imam Syafi’i, salah satu imam besar, pada masanya Imam Syafi’i pernah membuat rekannya terkagum-kagum karena tiba-tiba saja ia mencium tangan dan memeluk seorang lelaki tua. Para sahabatnya bertanya-tanya, mengapa seorang imam besar mau mencium tangan seorang laki-laki tua. Padahal masih banyak ulama yang lebih pantas dicium tangannya daripada dia.

Imam Syafi’i menjawab, dulu ia pernah bertanya padanya, bagaimana mengetahui seekor anjing telah mencapai usia baligh? Orang tua itu menjawab, jika kamu melihat anjing itu kencing dengan mengangkat sebelah kakinya, maka ia telah baligh.”

“Hanya ilmu itu yang didapat Imam Syafi’i dari orang tua itu. Namun, sang Imam tak pernah lupa akan secuil ilmu yang ia dapatkan. Baginya, orang tua itu adalah guru yang patut dihormati. Sikap sedemikian pulalah yang menjadi salah satu faktor yang menghantarkan seorang Syafi’i menjadi imam besar,” urainya.

Selain itu Munanto juga berpesan kepada Ketua STAI Balikpapan yang baru agar menjaga kekompakan sehingga bisa membawa STAI Balikpapan lebih maju dan segera meningkatkan diri menjadi Institut Agama Islam Balikpapan.

Sementara itu Pelaksanaan Pelantikan Ketua STAI Balikpapan yang baru Periode 2021-2025 Drs. Maharuddin, M.Pd.I menggantikan Dr.Hj. Al Wardah, S.Pd, S.Pd.I, M.M.Pd dilaksanakan oleh Yuyun Wahyuni Ketua Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun yang membawahi STAI Balikpapan.

Menurut Ketua Panitia Pemilihan Ketua STAI Balikpapan Askandar, pengangkatan Maharuddin melalui sidang senat tertutup yang berlangsung pada 4 Oktober lalu, dengan kandidiat 3 orang, antara lain Ustadz Rusdianor, Lc, M.Si, Drs.Maharuddin, M.PD.I, dan Drs.H. Abdul Karim, M.Ag. yang berlangsung di aula Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan.

“Awalnya ada 5 orang calon yang masuk kriterai menjadi Calon Ketua STAI Balikpapan, kemudian mengkerucut menjadi 3 calon lalu diadakan fit and properties, dan sesuai musyawarah mufakat terpilihlah Maharuddin sebagai ketua STAI Balikpapan periode 2021-2025,” papar Askandar.

Maharuddin, sebagai ketua STAI Balikpapan saat menyampaikan sambutannya mengatakan, memelihara yang sudah ada merupakan kewajiban bersama. Semua akan bergerak, kerja-kerja dan doa untuk mengambil yang baru untuk kemaslahatan ummat.

“Mudah-mudahan diperiode 2021-2025 ini kita bisa merubah STAI Balikpapan menjadi Institut Agama Islam Balikpapan, karena untuk menjawab tantangan globalisasi, dan persiapan Balikpapan menjadi pintu gerbang Ibu Kota Negara,” jelasnya.

Ketua Yayasan Perguruan Ibnu Khaldul Balikpapan, Yuyun Wahyudi saat menyampaikan sambutan menguraikan tentang awal mula berdirinya Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan, yang awalnya didirikan untuk menjawab minimnya guru-guru Agama Islam yang ada di Balikpapan dan Kalimantan Timur dibawah Badan Waqaf Institut Agama Islam Negeri Persiapan Balikpapan (Y.B.W.I.A.I.N.B) pada tahun 1937. Pada tahun 1954 beridirilah Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun. Kemudian pada tahun 1978 berdirilah Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Balikpapan dibawah Yayasan Badan Waqaf Institut Agama Islam Negeri Persiapan Balikpapan.

Yayasan Pendidikan Perguruan Ibnu Khaldun dan Yayasan Badan Waqaf Institut Agama Islam Negri Persiapan Balikapapan yang didirikan tanggal 8 Juni 1971 di hadapan Notaris Laden Mering SH di jalan Dipenogoro Samarinda dengan No. KS-16/20.

“Kedua yayasan tersebut tercatum dalam satu buku akte dan pengurus dan anggota yayasan yang sama,” jelas Yuyun.

Dalam perjalanannya, perkualiahan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Balikpapan sempat terhenti, dan dapat berjalan kembali pada tahun 1985, ditandai dengan peresmian dimulainya perkuliahan di fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Balikpapan oleh Walikotamadya Balikpapan Syarifuddin Yoes pada tanggal 1 Desember 1985 bertepatan dengan tanggal 18 rabiul Aawal 1406 H.

Tanggal 13 Juni 1988 Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Balikpapan berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Balikpapan,dengan Status TERDAFTAR,.

Dengan berkembangan di Sekolah Tinggi maka yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan menambah Fakultas Tarbiah pada tahun 1995 dan Universitas Negeri Antasari sebagai kordinator Koordinatorat Perguruan Tinggi Agama Islam (KOPERTAIS) Wilayah XI Kalimantan. Dengan bertambah fakultas Tarbiah maka Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Balikpapan menjadi Sekolah Tinggi agama Islam Balikpapan, dan berkembang cukup pesat sejak 2017 dengan menambah 5 Program study. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.