ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Koleksi Pusaka Kopuska Kendari Sultra di Pamerkan

February 10, 2022 by  
Filed under Wisata

Share this news

KENDARI –  Stan Pameran yang terletak di belakang dari gelaran Pemeran Potensi Pembangunan dan Ekonomi kreatif dalam rangka HPN 2022 bertempat di Tugu Persatuan MTQ Kendari dari ahad-rabu, 6-9 Februari 2022 mengundang perhatian cukup besar bagi para pengunjung.

Dari sekian banyak stand yang ada pemeran, ada satu stand yang memikat mata para pengunjung untuk mengetahui tentang sejarah pusaka tua dari Bumi Anoa kendari Sulawesi Tenggarong yang menjadi koleksi komunitas pemerhati pusaka bumi Anoa Sultra (Kopuska).

Mufir, salah satu kolektor dari benda pusaka di bumi Anoa Kendari ini mengatakan bahwa beberapa koleksi pusaka yang dimiliki komunitasnya antara lain seperti parang ta’awu, bertuliskan “Allah” yang berusia ratusan tahun, serta tombak, badik, dn beberapa peninggalan kerajaan di Konawe turut dipamerkan.

Mufir, kolektor benda pusaka dari bumi Anoa Kendari Sultra

“Komunitas kami berusaha memperkenalkan benda-benda pusaka yang dimiliki leluhur suku Tolaki, sehingga para generasi penerus mengetahui bahwa nenek moyangnya di Kendari ini juga punya pusaka, karena banyak warga Sulawesi khususnya Kendari tidak mengetahui nama, jenis dan fungsi benda pusaka, mana barangnya bagaimana originalitasnya,” jelas Mufir.

Kegiatan yang mereka lakukan adalah upaya melestarikan benda pusaka, bagaimana cara merawat pusaka, memperhatikan pusaka, karena pusaka itu sendiri tak lepas dari sejarah para leluhur.

Dijelaskan di Sulawesi Tenggara ini ada 4 jenis parang empat pilar, yaitu Buton Pinai, Muna Kampue, Moronene Taa dam Tolaki Taa’wu. Pengertian adalah Empat Pilar Sulaweai Tenggara, Tolaki, Muna, Meronene dan Buton.

“Dari sekian Jenis parang, masing-masing daerah Sulawesi memiliki khas, seperti Sulteng ada keris, lalu lekok khas sultra dengan khas gagangnya menghadap kedepan.” Jelas Mufir yang ditemui setelah penutupan pameran potensi pembangunan oleh gubernur Sultra H. Ali Mazi, Rabu malam, 9 Februari 2022.

Menurut Mufir, di Sultra ini ada Badik lagecong dari raja Bone yang diberikan pada raja Laiwoi 10 atau, nama irwan tekaka sao sao, gelar makole wula lipu wutano.

Pengguna pusaka juga ternyata berbeda pada masa itu, misalnya gecong untuk masyarakat biasa, sebaranya banyak di Bugis ada Lompo Batang, Makassar ada aluwu khas Sulawesi Selatan atau kesultanan luwu, ” lanjutnya.

Tak disangka-sangka Sulawesi Indentik juga dengan sebutan pusat pusaka, karena secara historikal nama Sulawesi juga ada mengiaskan bahwa Sula itu Pulau dan Wesi itu adalah besi.

“Yang diberikan panglima gajah mada dan sekarang terbukti banyaknya sumber nikel diwilayah, Luwu, Sulteng, Morowali dan konawe Utara bahkan kuantitasnya itu terbesar dunia,” teganya.

Bulan di Jawa ada pusaka yang disebut pamor, namun disini namanya Urat Sulawesi Tenggara, punya khas, parang ditempa manual pakai tangan, namanya taa’wu. Ada juga jenis lain. Parang toraja, parang bugis, parang mandau bahkan peninggalan jepang yaitu samurai. Sultra ini konon katanya terbesar menyimpan peninggalan penjajah jepang, ada di wilayah Lanud Auri.

Pengurus Kopuska yang sudah ada sejak 14 oktober 2020 ini mengumpulkan barang koleksi melalui anggotanya. “Sama teman juga, kalau dulu susah ngumpulinya karena barang itu dianggap sakral, karena ada keyakinan lain bila barang itu keluar, maka kami pakai cara pendekatan parabtetua adat lalu mereka kasihkan untuk jadi galeri kami, kami juga,” ungkapnya. (vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.