ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ini Kata Psikolog Mengenai Pembunuhan Oleh Ibu Kandung

March 24, 2022 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

Siti Mahmudah Indah Kurniawati

SAMARINDA – Dalam beberapa hari terakhir masyarakat dikejutkan berita pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu di Brebes pada 3 orang anaknya yang masih berusia muda. Kasus ini bukan kasus pertama yang terjadi.  Sebelumnya di Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), seorang ibu juga membunuh tiga anak laki-lakinya terbilang sadis. Ia membantai ketiga anak kandungnya yang masih kecil-kecil dengan parang hingga tewas bersimbah darah. Ketiganya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.

Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi, Psikolog Klinis dari Biro Psikologi Inka Alzena mengatakan ikut prihatin dengan kondisi yang terjadi. Kondisi yang terjadi menunjukkan kasus ini terjadi akibat adanya depresi. Permasalahan yang terjadi pada hubungan pasutri dalam lingkungan sekitar atau bahkan adanya kekerasan dalam rumah tangga yang dialami sebelum menikah maupun sesaat sesudah menikah bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Wanita yang kerap disapa Nia ini juga mengatakan, trauma masa lalu yang dirasa amat sangat menyakitkan yang terjadi dari suatu peristiwa tidak menyenangkan mengakibatkan luka batin yang dirasakan sangat menyakitkan dapat membentuk membentuk kepribadian seseorang.

“Sehingga reaksi yang timbul akibatnya beragam seperti cemas,perasaan takut yang berlebih, hingga melihat segala sesuai seperti terasa menyakitkan,” kata Nia.

Dijelaskan, trauma masa lalu umumnya, kerap kali panik dan cemas saat mengalami peristiwa yang menakutkan. Sehingga pendampingan psikolog maupun psikiater sangat diperlukan dalam kasus ini. Tentunya hal tersebut adalah kondisi idealnya, namun jika berada dalam kondisi yg minim support, dan keterbatas secara ekonomi maupun pendidikan maka  akan berbeda dalam proses penyembuhannya akibat nutrisi terbatas.

Menurut Nia, bagi pelaku, perlu dilakukan pemeriksaan psikologis agar menjadi dasar  bagi konsekwensi yang akan dia terima atas perbuatannya.

“Walaupun mungkin pelaku mengalami gangguan kejiwaan, namun patut dilihat kemampuan pelaku untuk menanggung konsekuensi atas perbuatannya,” kata Nia.

Nia menjelaskan, ada lima alasan yang membuat ibu tega membunih anaknya antara lain altruistic filicide yaitu karena cinta dan sang ibu percaya kematian akan menjadi hal terbaik bagi anak-anaknya.

Lainnya adalah psikotik akut yaitu tindakan membunuh tanpa motif yang jelas. “Misalnya, ia hanya sekedar mengikuti perintah halusinasinya untuk membunuh,” kata Nia.

Alasan lainnya yaitu fatal maltreatment, yaitu motif Ini terjadi ketika kematian yang tidak diantisipasi sebelumnya, sebagai akibat kekerasan, pengabaian yang kumulatif, atau karena orang tua beranggapan anaknya sakit sehingga selalu diberikan obat-obatan.

“Anak tidak dikehendaki juga bisa menjadi penyebab. Anak yang tidak dikehendaki kelahirannya, sehingga seorang ibu berpikir bahwa anaknya menjadi halangan baginya,” kata Nia.

Dikatakan Nia, alasan lainnya adalah karena balas dendam atau pelampiasan pada pasangannya. Hal ini terjadi ketika pasangan, dalam hal ini suami, pernah menyakiti atau tidak memberikan kasih sayang. (Ria)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.