ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bupati dan Wabup Kukar Jalani Upacara Adat Beluluh

November 8, 2010 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

TENGGARONG-vivaborneo.com,  Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari beserta suaminya (Endri Elfran Syafril), dan Wakil Bupati HM Ghufron Yusuf, Minggu (7/11) menjalani upacara adat Kutai, Beluluh.

Rita Widyasari saat jalani Beluluh diatas Balai Haor Hijau, dipandu seorang Belian

Rita Widyasari saat jalani Beluluh diatas Balai Haor Hijau, dipandu seorang Belian

Beluluh tersebut digelar di Pendopo Odah Etam, dimulai  pukul 11.00 wita dan dihadiri Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II dan kerabat kesultanan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala Dinas/instansi dilingkungan Pemkab Kukar, pengusaha serta tokoh masyarakat Kukar.

Rita mengatakan dirinya menjalani Beluluh bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesehatan kepada sang pencipta agar bisa menjalankan pemerintahan dengan sebaik-baiknya.

“Terlebih hari ini (kemarin.red) merupakan hari ulang tahun saya, jadi dengan Beluluh yang juga bermakna pembersihan diri, saya memohon keselamatan kepada Tuhan untuk bisa memimpin Kukar dengan sebaik-baiknya,” ujar wanita kelahiran 7 November 1973 itu yang juga puteri mantan Bupati Kukar H Syaukani HR itu.

Beluluh biasanya dilakukan oleh Sultan dan Putera Mahkotanya, namun bisa juga untuk para pemimpin. Kordinator sakral keraton Kutai Awang Imaludin menjelaskan yang membedakan Beluluh Sultan dengan Beluluh selain sultan, yaitu pada Balai nya. Balai merupakan alat utama yang digunakan pada ritual beluluh yaitu semacam tempat duduk bertingkat yang terbuat dari bambu.

“Kalau Beluluh Sultan menggunakan Balai Haor (bambu.red) Kuning dengan 41 tiang, namun yang digunakan pada Beluluh Bupati besok yaitu Balai Haor (bambu) hijau dengan 16 tiang saja,” jelas Awang .

Upacara Beluluh tersebut dipandu oleh seorang Belian (sebutan untuk laki – laki yang ahli mantra dalam adat Kutai)  dan tiga orang Dewa (sebutan untuk perempuan yang ahli mantra dalam adat Kutai).

Kelengkapan lainnya seperti Tambak Karang yaitu semacam tikar rotan yang sudah diberi ornamen dua pasang naga yang terbuat dari beras warna-warni juga digunakan pada Beluluh Bupati dan Wabup.

Selain bertujuan untuk pembersihan, Beluluh merupakan ritual adat yang harus dilestarikan dan dijaga karen sebagai kekayaan budaya yang tak ditemui didaerah lain. (vb/heru)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.