ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Tokoh Agama Motivator Pembangunan dan Tauladan Bagi Umat

November 11, 2010 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

TENGGARONG–vivaborneo.com, Tokoh agama sangatlah penting dalam menyukseskan program gerbang raja. Pembangunan tidak akan terlaksana tanpa terbangunnya situasi yang kondusif, aman, damai, saling menghargai, adil di lingkungan masyarakat. Tokoh agama hendaknya mampu menjadi tauladan bagi umatnya dan umat beragama lainnya. Tokoh agama adalah motivator dalam pembangunan, hal ini didasari bahwa semua perbuatan yang bermuara untuk kemaslahatan umat adalah ibadah. Demikian dikatakan H Nasrun dari Kantor Kementerian Agama Kukar yang bertindak selaku narasumber pada kegiatan orientasi pemuka agama Se-Kukar yang berlangsung di Pendopo Wakil bupati Kukar di Tenggarong. ( 09/11).H Nasrun juga mengatakan tokoh agama harus berlaku adil terhadap semua umat beragama dengan mendasarkan sikapnya pada ketentuan agama dan peraturan perundang – undangan, untuk itu tokoh agama harus melek hukum dan berwawasan luas, tidak mudah terpengaruh dalam lingkar pejabat sehingga ia mampu memberikan fatwa secara netral, lugas dan mengayomi semua umat. Tokoh agama juga harus memiliki keberanian ( Qullil Haq Walau Kaana Dzaa Murron ), tokoh agama juga harus berani membela kaum yang lemah dan berperan nyata dalam pembinaan umat ( memiliki majelis taklim, masyarakat binaan, aktif dirumah ibadah ) sehingga apa yang disampaikan sudah terealisir dimasyarakat, bukan wacana apalagi slogan – slogan kosong.

Sesuai dengan visinya kantor kementerian agama Kabupaten Kukar adalah terwujudnya masyarakat Kutai Kartanegara yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir dan batin. Sedangkan misinya meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengamalan dan pelayanan kehidupan beraga, memperkokoh kerukunan umat beragama, meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, meningkatkan pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji, memberdayakan umat beragama dan lembaga keagamaan serta meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang akuntabel.

Permasalahan keagamaan terkini yang dihadapi adalah semakin naiknya frekwensi benturan horisontal antar masyarakat, baik antar suku, antar kelompok, antara aparat dan masyarakt, antar aparatur pemerintah sendiri antara mahasiswa dan aparat maupun antar komponen masyarakat. Hal ini terjadi akibat fenomena naiknya dekadensi moral dikalangan remaja, masyarakat dan pejabat. Hal ini ditandai dengan tingginya kriminalitas, tindakan asusila dan perilaku KKN.

Semakin kendornya pengamalan nilai – nilai agama dan etika budaya ketimuran. Hal ini ditandai dengan demo yang anarkis, semakin kaburnya budaya tawadhu terhadap guru, orang tua ataupun atasan. (vb/04)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.